Melempem di Italia Open, Nadal Gak Pede di Prancis Terbuka 2020
loading...
A
A
A
ROMA - Hasil minor pada ajang Italia Terbuka ternyata berdampak pada kepercayaan diri Rafael Nadal jelang tampil di Prancis Terbuka 2020. Petenis asal Spanyol itu khawatir dengan target juara yang dibidiknya pada turnamen Grand Slam tanah liat tersebut.
Nadal yang dijuluki Raja Lapangan Tanah Liat (King of Clay) dikejutkan oleh petenis asal Argentina Diego Schwartzman pada perempat final Italia Terbuka, Roma, pekan lalu. Dia kalah dua set langsung 2-6, 5-7. Padahal, petenis berperingkat dua dunia itu sangat diunggulkan merebut kemenangan dalam laga itu. (Baca: Inilah Pemandangan Ahli Riya Pada Hari Kiamat)
Setelah kekalahan tersebut, Nadal pun mulai mendapatkan banyak pertanyaan dari berbagai pihak. Salah satunya, apakah dia bisa memulihkan diri dan melakukan persiapan menghadapi Prancis Terbuka dalam waktu yang cukup singkat. Sebab, Grand Slam lapangan tanah liat itu akan mulai digelar di Roland Garros, 27 September mendatang.
"Ini musim yang benar-benar istimewa dan tidak terduga. Saya tidak tahu. Saya mungkin akan pulang ke rumah, lalu kita lihat apa yang akan terjadi,” kata Nadal dilansir tennisworld.
Di Italia Terbuka, banyak penggemar tenis memprediksi final akan diisi Nadal melawan Novak Djokovic. Namun, hal itu tidak terjadi dan rival terkuatnya itu pun bisa melenggang mulus merebut gelar juara usai mengalahkan Schwartzman di laga pamungkas.
Meski begitu, petenis berusia 34 tahun itu memperlihatkan sikap optimistis Nadal merasa senang dengan fakta bahwa dirinya melakoni tiga pertandingan sebelum menuju Grand Slam di Paris. Namun, dia menyadari harus memperbaiki servisnya yang dinilai masih kurang bagus jika ingin merebut gelar Grand Slam ke-20 atau menyamai rekor terbanyak milik Roger Federer. (Baca juga: Proyek Sodetan Kali Ciliwung di Bidara Cina Terganjal Ganti Rugi)
Akan tetapi, Nadal mengaku jika menyamai capaian Federer itu bukan salah satu obsesinya saat bermain di Prancis Terbuka nanti. Dia mengaku hanya ingin selalu fokus di setiap pertandingan yang dimainkannya, meski tak membantah dirinya sangat ingin meraih gelar juara di Grand Slam tersebut.
“Saya ingin mengakhiri karier saya dengan 25 gelar, tapi itu adalah sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi. Tapi, saya akan terus berjuang untuk memainkan pertandingan dan pada akhirnya, jika saya bermain bagus, saya akan memiliki peluang itu. Jadi, kita lihat saja nanti,” ujar Nadal.
Sepanjang kariernya, Nadal telah memenangkan 12 gelar Prancis Terbuka. Dalam 12 kesempatan itu, dia selalu memenangkan turnamen lapangan tanah liat sebelum menjadi juara di Grand Slam tersebut. Namun, situasi saat ini berbeda di mana dia gagal mengulangi pencapaian itu di Italia Terbuka. Jelas, ini akan menjadi tantangan baru berangkat ke Paris tanpa memiliki modal yang positif.
“Saya tahu bagaimana harus melakukannya. Saya akan tetap berlatih dengan sikap yang positif dan berusaha untuk memberi diri saya peluang untuk siap kembali,” ungkap Nadal. (Lihat videonya: Gelar Habib, Asal Muasal dan Sejarahnya di Indonesia)
Sementara itu, Djokovic yang baru memenangkan gelar ATP Masters 1000 ke-36 di Italia Terbuka, tetap memilih Nadal sebagai favorit merebut gelar Prancis Terbuka. Namun, dia juga tidak menampik memiliki peluang menjadi yang terbaik. Apalagi, petenis nomor satu dunia itu menilai Nadal masih bisa dikalahkan di tanah liat.
"Meskipun dia kalah minggu ini, saya masih berpikir banyak orang akan setuju, dia (Nadal) adalah favorit nomor satu dan rekor yang dia miliki di sana, sejarah hasil, Anda tidak bisa menempatkan siapa pun di depannya," ucap Djokovic. “Jelas Schwartzman menunjukkan bahwa Nadal bisa dikalahkan di lapangan tanah liat. Jadi meskipun dia favorit pertama, saya pikir ada pemain yang bisa menang melawan dia di sana," paparnya. (Raikhul Amar)
Nadal yang dijuluki Raja Lapangan Tanah Liat (King of Clay) dikejutkan oleh petenis asal Argentina Diego Schwartzman pada perempat final Italia Terbuka, Roma, pekan lalu. Dia kalah dua set langsung 2-6, 5-7. Padahal, petenis berperingkat dua dunia itu sangat diunggulkan merebut kemenangan dalam laga itu. (Baca: Inilah Pemandangan Ahli Riya Pada Hari Kiamat)
Setelah kekalahan tersebut, Nadal pun mulai mendapatkan banyak pertanyaan dari berbagai pihak. Salah satunya, apakah dia bisa memulihkan diri dan melakukan persiapan menghadapi Prancis Terbuka dalam waktu yang cukup singkat. Sebab, Grand Slam lapangan tanah liat itu akan mulai digelar di Roland Garros, 27 September mendatang.
"Ini musim yang benar-benar istimewa dan tidak terduga. Saya tidak tahu. Saya mungkin akan pulang ke rumah, lalu kita lihat apa yang akan terjadi,” kata Nadal dilansir tennisworld.
Di Italia Terbuka, banyak penggemar tenis memprediksi final akan diisi Nadal melawan Novak Djokovic. Namun, hal itu tidak terjadi dan rival terkuatnya itu pun bisa melenggang mulus merebut gelar juara usai mengalahkan Schwartzman di laga pamungkas.
Meski begitu, petenis berusia 34 tahun itu memperlihatkan sikap optimistis Nadal merasa senang dengan fakta bahwa dirinya melakoni tiga pertandingan sebelum menuju Grand Slam di Paris. Namun, dia menyadari harus memperbaiki servisnya yang dinilai masih kurang bagus jika ingin merebut gelar Grand Slam ke-20 atau menyamai rekor terbanyak milik Roger Federer. (Baca juga: Proyek Sodetan Kali Ciliwung di Bidara Cina Terganjal Ganti Rugi)
Akan tetapi, Nadal mengaku jika menyamai capaian Federer itu bukan salah satu obsesinya saat bermain di Prancis Terbuka nanti. Dia mengaku hanya ingin selalu fokus di setiap pertandingan yang dimainkannya, meski tak membantah dirinya sangat ingin meraih gelar juara di Grand Slam tersebut.
“Saya ingin mengakhiri karier saya dengan 25 gelar, tapi itu adalah sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi. Tapi, saya akan terus berjuang untuk memainkan pertandingan dan pada akhirnya, jika saya bermain bagus, saya akan memiliki peluang itu. Jadi, kita lihat saja nanti,” ujar Nadal.
Sepanjang kariernya, Nadal telah memenangkan 12 gelar Prancis Terbuka. Dalam 12 kesempatan itu, dia selalu memenangkan turnamen lapangan tanah liat sebelum menjadi juara di Grand Slam tersebut. Namun, situasi saat ini berbeda di mana dia gagal mengulangi pencapaian itu di Italia Terbuka. Jelas, ini akan menjadi tantangan baru berangkat ke Paris tanpa memiliki modal yang positif.
“Saya tahu bagaimana harus melakukannya. Saya akan tetap berlatih dengan sikap yang positif dan berusaha untuk memberi diri saya peluang untuk siap kembali,” ungkap Nadal. (Lihat videonya: Gelar Habib, Asal Muasal dan Sejarahnya di Indonesia)
Sementara itu, Djokovic yang baru memenangkan gelar ATP Masters 1000 ke-36 di Italia Terbuka, tetap memilih Nadal sebagai favorit merebut gelar Prancis Terbuka. Namun, dia juga tidak menampik memiliki peluang menjadi yang terbaik. Apalagi, petenis nomor satu dunia itu menilai Nadal masih bisa dikalahkan di tanah liat.
"Meskipun dia kalah minggu ini, saya masih berpikir banyak orang akan setuju, dia (Nadal) adalah favorit nomor satu dan rekor yang dia miliki di sana, sejarah hasil, Anda tidak bisa menempatkan siapa pun di depannya," ucap Djokovic. “Jelas Schwartzman menunjukkan bahwa Nadal bisa dikalahkan di lapangan tanah liat. Jadi meskipun dia favorit pertama, saya pikir ada pemain yang bisa menang melawan dia di sana," paparnya. (Raikhul Amar)
(ysw)