Covid-19 Ancam Derby Della Madonnina

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 12:35 WIB
loading...
Covid-19 Ancam Derby Della Madonnina
Penyerang AC Milan Zlatan Ibrahimovic salah satu pemain AC Milan yang terinfeksi Covid-19. Foto/Reuters
A A A
MILAN - Wabah Covid-19 kembali menyerang Seri A. Sejumlah skuad dua klub sekota, AC Milan dan Inter Milan, dikonfirmasi terinfeksi penyakit yang menyerang saluran pernapasan tersebut. Imbasnya, keberlangsungan Derby Della Madonnina, 17 Oktober mendatang, pun dipertanyakan.

Ada enam pemain dari Milan dan Inter yang positif Covid-19. Di kubu I Rossoneri, Zlatan Ibrahimovic dan Leo Duarte dinyatakan positif terinfeksi virus korona pekan lalu dan masih terjangkit setelah dilakukan tes swab terbaru. (Baca: Muslimah, Ini Pentingnya Menyempurnakan Wudhu)

Sementara di Inter, Alessandro Bastoni, Milan Skriniar, Radja Nainggolan, dan Roberto Gagliardini semuanya teridentifikasi positif Covid-19. Hal itu membuat Derby Della Madonnia belum bisa dipastikan berjalan sesuai jadwal atau otoritas kesehatan setempat (ASL) turun tangan seperti saat membatalkan penerbangan skuad SSC Napoli ke Turin, pekan lalu.

Kasus yang dialami Napoli rupanya diamati Profesor Massimo Galli, Kepala Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Sacco di Milan. Galli mengatakan siapa pun yang positif Covid-19 harus dikarantina guna menghindari risiko lebih besar.

“Saya berharap kami dapat terus mengadakan pertandingan sepak bola, tapi tidak masuk akal untuk mengambil risiko. Kita harus melakukan semuanya dengan akal sehat. Saat ini, protokol yang ditetapkan otoritas sepak bola tidak berlaku. Intervensi ASL tidak bisa dihindari dan itu diperjelas oleh keputusan pemerintah terbaru,” kata Galli, dilansir football-italia.net. (Baca juga: Tangkap dan ANiaya Wartawan, Polri Didesak Evaluasi Pola Pengamanan Unras)

Galli bahkan mempertanyakan protokol kesehatan yang diterapkan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Dia menilai protokol tersebut tidak berjalan dengan baik sehingga memperbesar risiko penularan Covid-19 di dalam skuad.

“Saya bisa mengharapkan apa saja. Karena, kontak dekat dari mereka yang dites positif harus menjalani karantina. Ketika ada kasus positif pertama, lalu kedua, mereka harus mengikuti rutinitas pelatihan individu sehingga kasus positif baru tidak menulari orang lain. Protokol FIGC konyol jika menyangkut masalah isolasi,” tandas Galli.

Pernyataan Galli didasari fakta di mana sejauh ini ada 26 pemain yang positif Covid-19 di Seri A, 17 di antaranya di Genoa. Jumat (9/10). FIGC bahkan telah memastikan ada tiga kasus Covid-19 di skuad Italia U-21.

Pernyataan FIGC mengonfirmasi dua pemain dan seorang anggota staf tim Italia U-21 yang saat ini berada di Reykjavik untuk pertandingan kualifikasi Piala Eropa melawan Islandia positif terkena Covid-19 setelah tes swab, Kamis (8/10). Padahal, sebelum berangkat, seluruh anggota skuad yang tiba di Islandia telah dites negatif untuk Covid-19 setelah tiga tes swab berbeda di Italia. (Lihat videonya: Preman Pengancam PNS Menggunakan Ular Diciduk Polisi)

FIGC segera menghubungi UEFA dan otoritas kesehatan setempat untuk mengevaluasi langkah lebih lanjut yang perlu diambil. Merebaknya kasus baru Covid-19 seolah bertolak belakang dengan keyakinan FIGC dan Seri A terhadap protokol yang mereka tetapkan. Seperti diketahui, prosedurnya adalah tes dilakukan beberapa kali sepekan, terutama 48 jam sebelum pertandingan.

Jika seseorang dites positif, mereka ditempatkan di karantina selama 14 hari dan harus dites negatif dua kali berturut-turut sebelum diizinkan kembali ke skuad. Pemain lain yang melakukan kontak dengan orang positif akan di swab setiap 24 jam selama 14 hari, menjaga mereka terisolasi di dalam bubble, dan diizinkan untuk meninggalkannya hanya ketika akan tampil dalam pertandingan. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1026 seconds (0.1#10.140)