Akibat Pandemi, Liverpool-MU Bersatu Buat Project Big Picture

Selasa, 13 Oktober 2020 - 11:35 WIB
loading...
Akibat Pandemi, Liverpool-MU Bersatu Buat Project Big Picture
Stadion Old Trafford markas Manchester United. Foto/dok
A A A
LONDON - Krisis keuangan yang menghantam klub-klub Inggris akibat pandemi Covid-19 menuntut adanya inovasi di semua aspek. Imbasnya, proposal mereformasi struktur sepak bola Inggris mulai digaungkan.

Rencana proposal yang dinamai Project Big Picture tersebut merupakan gagasan dua klub papan atas Liga Primer, Liverpool dan Manchester United (MU). Diskusi mengenai ide-ide serupa dengan yang terungkap telah berlangsung intens antara Ketua English Football League (EFL) Rick Parry dengan pemilik Liverpool John W Henry dan petinggi MU Joel Glazer. Selain kedua tim itu, ada juga perwakilan Manchester City (Man City), Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur. (Baca: Nasihat Indah Aa Gym: Jangan Mempersulit Diri!)

Dari diskusi tersebut akhirnya disepakati mencakup dua komponen utama: peningkatan signifikan dalam solidaritas finansial dari Liga Primer ke liga-liga yang lebih rendah dan reformasi tata kelola yang substansial di Liga Primer.

Project Big Picture memungkinkan beberapa klub EFL bakal mendapatkan 25% dari semua gabungan pendapatan Liga Primer dan EFL dengan uang muka dan menghilangkan pembayaran parasut sehingga dana talangan senilai 250 juta poundsterling disediakan lebih awal untuk membantu 72 klub yang mengalami krisis keuangan selama pandemi. FA juga akan diberikan 100 juta poundsterling untuk mengganti pendapatan yang hilang; karena usulan penghapusan Community Shield dan Piala FA.

Perubahan yang diusulkan akan menempatkan sebagian besar kekuasaan ke tangan klub-klub besar, mengakhiri sistem divisi satu klub satu suara saat ini. Itu artinya, pemegang saham jangka panjang divisi teratas seperti Liverpool, Man City, MU, Chelsea, Tottenham, Arsenal, Everton, Southampton, dan West Ham United akan diberikan hak suara yang akan memungkinkan enam dari mereka untuk lulus dan memveto aturan baru.

Menurut EFL, itu akan mencakup kemampuan untuk menyetujui kesepakatan televisi dan menerapkan perubahan pada "aturan dan regulasi pengendalian biaya". Mereka juga dapat memveto pemilik klub baru yang diusulkan dan mencegah perubahan pada distribusi pendapatan siaran saat ini.

Klub Liga Primer di luar anggota big six diketahui memiliki keraguan serius tentang menyerahkan begitu banyak kekuasaan kepada sejumlah kecil tim dan tidak percaya rencana tersebut akan mendapatkan minimal 14 suara dari 20 klub Liga Primer yang dibutuhkan untuk disetujui. (Baca juga: PSBB Diperpanjang, Sekolah di Jakarta Belum Bisa Diterapkan Tatap Muka)

Ini akan menjadi perhatian khusus pada kemampuan klub-klub besar berpotensi mengontrol pembagian pendapatan siaran. Setidaknya sembilan "pemegang saham jangka panjang" dapat diharapkan menawarkan dukungan mereka dalam pemungutan suara.

Sementara reformasi tata kelola di Liga Primer, Project Big Picture meliputi menyusutnya jumlah kontestan Liga Primer, dari 20 menjadi 18 tim. Dua tim terbawah otomatis terdegradasi. Sementara League One dan League Two tetap berjumlah 24 tim.

Klub yang berada di urutan ke-16 Liga Primer harus bermain dalam play-off dengan tim urutan ketiga, keempat, dan kelima Championship. Konsekuensi lainnya adalah Community Shield dan Piala Liga akan dihapus.

Dukungan penuh terhadap proposal Project Big Picture diberikan oleh Parry. Dia mengatakan hal itu memberikan awal baru yang akan merevitalisasi piramida sepak bola di semua tingkatan dan yakin bakal berdampak positif.

“Awal baru ini akan menghidupkan kembali klub-klub di liga yang lebih rendah dan komunitas tempat mereka berada. Ini tentang membangun di atas apa yang baik dan memanfaatkan apa yang bekerja dengan baik untuk memberi manfaat pada pertandingan secara keseluruhan,” kata Parry, dilansir The Guardian. (Baca juga: Banjir Tewaskan 17 Orang di Vietnam)

Parry mengindikasikan proposal Project Big Picture Parry tidak akan menawarkan perlindungan terhadap klub-klub besar yang mengubah kesepakatan di masa depan untuk memenuhi kepentingan terbaik mereka. “Itu sama sekali bukan alasan untuk tidak melakukan hal yang benar sekarang. Pesan dari Liverpool, MU, dan beberapa klub besar lainnya adalah bahwa mereka benar-benar peduli dengan piramida finansial sepak bola Inggris. Ini benar-benar tentang kekuasaan yang harus dijalankan dengan tanggung jawab,” papar Parry.

Di tengah optimisme tentu selalu ada pihak-pihak yang kontra. Kritik dilontarkan Pemerintah Inggris. Juru bicara pemerintah, Minggu (11/10/2020), menggambarkan Project Big Picture sebagai "kesepakatan ruang belakang" yang akan menciptakan “sebuah toko tertutup” di level tertinggi sepak bola Inggris. Rencana proposal Project Big Picture turut mendapatkan kritik dari grup suporter.

Bukan hanya itu, Liga Primer melalui pernyataan resminya juga kecewa dengan dukungan Parry terhadap proposal Project Big Picture. Mereka menganggap rencana tersebut dirasa tidak adil karena berpotensi hanya menguntungkan segelintir klub. Liga Primer menyerukan agar segala sesuatunya harus dibicarakan dengan pertimbangan matang agar bisa berdampak positif dan dirasakan bagi seluruh elemen sepak bola Inggris.

“Sepak bola memiliki banyak pemangku kepentingan. Oleh karena itu, pekerjaan ini harus dilakukan melalui saluran yang tepat sehingga semua klub dan pemangku kepentingan berkesempatan untuk berkontribusi,” ujar pernyataan resmi Liga Primer. (Lihat videonya: Kelompok Geng Motor di Medan Terjaring Razia Polisi)

Menurut pandangan Liga Primer, sejumlah proposal individu dalam rencana Project Big Picture dapat berdampak buruk pada keseluruhan sepak bola Inggris. “Liga Primer telah bekerja dengan itikad baik dengan klub-klub dan EFL untuk mencari penyelesaian atas persyaratan pendanaan penyelamatan akibat pandemi Covid-19. Pekerjaan ini akan berlanjut,” ungkap mereka. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1389 seconds (0.1#10.140)