Harapan Nadal Bisa Bertemu Djokovic Dalam Beberapa Musim ke Depan
loading...
A
A
A
PARIS - Impian Rafael Nadal membukukan gelar Grand Slam ke 20 menjadi kenyataan. Konsistensi performa dan agresivitas pada partai final turnamen tanah liat itu menjadi kunci kemenangan petenis Spanyol itu atas unggulan pertama asal Serbia Novak Djokovic.
Nadal tampil sangat agresif di pertandingan itu. Buktinya, dia meraih kemenangan tiga set langsung 6-0, 6-2, 7-5 dengan waktu dua jam 41 menit di Lapangan Philippe Chatrier, Minggu (11/10) malam. Kesuksesannya itu membuatnya menambah koleksi gelar Prancis Terbuka menjadi 13 trofi sepanjang kariernya. (Baca: Nasihat Indah Aa Gym: Jangan Mempersulit Diri)
Kemengan pada partai final itu tidak hanya membuat petenis berusia 34 tahun itu sangat bangga, namun juga senang bisa kembali berkompetisi dengan Djokovic di pertemuan yang ke-56 kalinya tersebut. Meski sudah sering bertemu, petenis yang dijuluki King of Clay itu ternyata masih ingin kembali bersaing dengan petenis nomor satu dunia itu di masa mendatang.
“Saya harap masih berpeluang bertemu kembali dengan Djokovic lagi di lapangan dalam beberapa musim ke depan,” kata Nadal dilansir atptour.
Antusiasme Nadal ini cukup dimengerti. Pasalnya, kemenangan atas Djokovic ternyata mengantarnya mencatatkan rekor sebagai satu-satunya petenis yang sukses merebut 100 kemenangan di Prancis Terbuka. Bahkan, gelar ini juga sekaligus menambah koleksi gelar Grand Slam-nya menjadi 20 tropi. Capaian itu membuatnya menyamai torehan yang diraih oleh rivalnya, Roger Federer. (Baca juga: PSBB Diperpanjang, Sekolah di Jakarta Belum Bisa Terapkan Sekolah Tatap Muka)
"Saya bahkan tidak bisa menyebutnya sebuah mimpi. Ini adalah sesuatu yang berada di luar pikiran terbaik saya. Saya sangat senang dengan semuanya. Bagi saya, seperti yang diketahui banyak pihak, lapangan ini adalah yang paling penting dalam karier tenis saya. Lapangan yang paling saya nikmati. Momen-momen istimewa dan kali ini pun adalah salah satu di antaranya,” lanjutnya.
Prancis Terbuka 2020 tidak mengawali turnamen dengan jalan yang mudah. Mengorganisir turnamen sebesar Grand Slam di tengah-tengah pandemi Covid-19 adalah pekerjaan yang sangat beresiko dan orang-orang di Paris ketar-ketir ketika beberapa petenis positif terjangkit virus tersebut di awal perhelatan.
Namun, Prancis Terbuka musim ini akhirnya berjalan tanpa halangan yang berarti. Para penikmat tenis pun bisa melihat secara langsung Nadal menjadi juara di Roland Garros. Setelah mengangkat trofi, Nadal mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pihak penyelenggara atas usaha keras mereka menjalankan turnamen dengan aman. (Baca juga: Tips Aman ke Dokter Gigi Selama Covid-19)
“Kita menghadapi momen-momen yang paling menantang. Djokovic dan saya sangat beruntung bisa tetap memainkan olahraga kecintaan kami. Saya benar-benar berharap bahwa ketika kita kembali ke sini pada Juni mendatang, kita akan bisa merayakannya di stadion yang mengagumkan dengan penonton yang penuh," lanjutnya.
Sedangkan Djokovic menila Nadal memang tampil sempurna di pertandingan tersebut. Padahal, petenis asal Serbia ini telah mengalahkan Nadal sebanyak 29 kali dari 55 pertemuan mereka sebelumnya dan memiliki rekor 37-1 pada musim ini. Namun, catatan itu ternyata tidak berarti saat menghadapi Nadal di lapangan tanah liat.
Meski begitu, Djokovic menyadari bahwa kekalahan pahit tersebut bisa menjadi motivasi untuk kesuksesan di masa mendatang. Terakhir kali dirinya kalah dari Nadal di final Prancis Terbuka adalah pada musim 2014. (Lihat videonya: Kelompok Geng Motor di Medan Terjaring Razia Polisi)
“Tentu, kekalahan seperti itu tidak benar-benar bisa diterima, tetapi dari kekalahan terpahit, anda bisa mendapatkan pelajaran terbaik sebagai seorang petenis, dan juga sebagai individu. Saya berusaha untuk mempertahankan pola pikir seperti itu,” ungkap Djokovic. (Raikhul Amar)
Nadal tampil sangat agresif di pertandingan itu. Buktinya, dia meraih kemenangan tiga set langsung 6-0, 6-2, 7-5 dengan waktu dua jam 41 menit di Lapangan Philippe Chatrier, Minggu (11/10) malam. Kesuksesannya itu membuatnya menambah koleksi gelar Prancis Terbuka menjadi 13 trofi sepanjang kariernya. (Baca: Nasihat Indah Aa Gym: Jangan Mempersulit Diri)
Kemengan pada partai final itu tidak hanya membuat petenis berusia 34 tahun itu sangat bangga, namun juga senang bisa kembali berkompetisi dengan Djokovic di pertemuan yang ke-56 kalinya tersebut. Meski sudah sering bertemu, petenis yang dijuluki King of Clay itu ternyata masih ingin kembali bersaing dengan petenis nomor satu dunia itu di masa mendatang.
“Saya harap masih berpeluang bertemu kembali dengan Djokovic lagi di lapangan dalam beberapa musim ke depan,” kata Nadal dilansir atptour.
Antusiasme Nadal ini cukup dimengerti. Pasalnya, kemenangan atas Djokovic ternyata mengantarnya mencatatkan rekor sebagai satu-satunya petenis yang sukses merebut 100 kemenangan di Prancis Terbuka. Bahkan, gelar ini juga sekaligus menambah koleksi gelar Grand Slam-nya menjadi 20 tropi. Capaian itu membuatnya menyamai torehan yang diraih oleh rivalnya, Roger Federer. (Baca juga: PSBB Diperpanjang, Sekolah di Jakarta Belum Bisa Terapkan Sekolah Tatap Muka)
"Saya bahkan tidak bisa menyebutnya sebuah mimpi. Ini adalah sesuatu yang berada di luar pikiran terbaik saya. Saya sangat senang dengan semuanya. Bagi saya, seperti yang diketahui banyak pihak, lapangan ini adalah yang paling penting dalam karier tenis saya. Lapangan yang paling saya nikmati. Momen-momen istimewa dan kali ini pun adalah salah satu di antaranya,” lanjutnya.
Prancis Terbuka 2020 tidak mengawali turnamen dengan jalan yang mudah. Mengorganisir turnamen sebesar Grand Slam di tengah-tengah pandemi Covid-19 adalah pekerjaan yang sangat beresiko dan orang-orang di Paris ketar-ketir ketika beberapa petenis positif terjangkit virus tersebut di awal perhelatan.
Namun, Prancis Terbuka musim ini akhirnya berjalan tanpa halangan yang berarti. Para penikmat tenis pun bisa melihat secara langsung Nadal menjadi juara di Roland Garros. Setelah mengangkat trofi, Nadal mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pihak penyelenggara atas usaha keras mereka menjalankan turnamen dengan aman. (Baca juga: Tips Aman ke Dokter Gigi Selama Covid-19)
“Kita menghadapi momen-momen yang paling menantang. Djokovic dan saya sangat beruntung bisa tetap memainkan olahraga kecintaan kami. Saya benar-benar berharap bahwa ketika kita kembali ke sini pada Juni mendatang, kita akan bisa merayakannya di stadion yang mengagumkan dengan penonton yang penuh," lanjutnya.
Sedangkan Djokovic menila Nadal memang tampil sempurna di pertandingan tersebut. Padahal, petenis asal Serbia ini telah mengalahkan Nadal sebanyak 29 kali dari 55 pertemuan mereka sebelumnya dan memiliki rekor 37-1 pada musim ini. Namun, catatan itu ternyata tidak berarti saat menghadapi Nadal di lapangan tanah liat.
Meski begitu, Djokovic menyadari bahwa kekalahan pahit tersebut bisa menjadi motivasi untuk kesuksesan di masa mendatang. Terakhir kali dirinya kalah dari Nadal di final Prancis Terbuka adalah pada musim 2014. (Lihat videonya: Kelompok Geng Motor di Medan Terjaring Razia Polisi)
“Tentu, kekalahan seperti itu tidak benar-benar bisa diterima, tetapi dari kekalahan terpahit, anda bisa mendapatkan pelajaran terbaik sebagai seorang petenis, dan juga sebagai individu. Saya berusaha untuk mempertahankan pola pikir seperti itu,” ungkap Djokovic. (Raikhul Amar)
(ysw)