Hamilton Enggan Dibandingkan dengan Schumi
loading...
A
A
A
NURBURGRING - Sukses menyamai rekor kemenangan milik legenda Formula One (F1) Michael ‘Schumi’ Schumacher tidak membuat Lewis Hamilton jemawa. Alasannya, menjalani balapan jauh lebih penting daripada memperdebatkan siapa pembalap terhebat sepanjang sejarah ajang balap jet darat tersebut.
Hamilton baru saja menyamai rekor 91 kemenangan sepanjang sejarah yang dipegang Schumacher seusai menang di Grand Prix (GP) Eifel, akhir pekan lalu. Pembalap asal Inggris itu bahkan berpotensi menambah panjang deret kemenangan dan kemungkinan besar menjadi pembalap F1 paling sukses dalam sejarah. (Baca: Hukum Bercakap-cakap Ketika Berjimak)
Namun, Hamilton menyebut sebutan pembalap F1 terhebat sepanjang masa adalah masalah yang berbeda. Alasannya, torehan kemenangannya sulit menjadi perbandingan generasi sekarang dengan generasi masa lalu.
"Ada banyak pembicaraan di semua olahraga tentang masa lalu dan masa kini, siapa yang terhebat. Saya pikir hampir tidak mungkin untuk membandingkan orang. Saya hanya berpikir ini waktu yang berbeda. Ada pembicaraan tentang 'siapa' dan 'siapa dan itu tidak penting bagi saya. Yang penting adalah balapan," kata Hamilton, dilansir fi.com.
Pernyataan Hamilton ini sepertinya merujuk pada komentar yang dilontarkan juara dunia F1 tiga kali Sir Jackie Stewart, beberapa hari lalu. Dia menilai jika Hamilton belum selevel dengan para pembalap legendaris seperti Juan Manuel Fangio dan Jim Clark. Terlepas dari rekam jejaknya yang luar biasa itu, Hamilton mengaku rekornya pasti bisa dikalahkan oleh pembalap lain di masa mendatang.
Meski begitu, pembalap berusia 35 tahun ini berjanji jika kelak sudah pensiun tak akan berprilaku seperti Stewart. Hamilton tak akan menawarkan apa pun kepada para pembalap muda selain dorongan semangat untuk terus berprestasi. (Baca juga: Sulap Kecubung Jadi Obat Bius, Siswa MAN I Juarai Ajang Internasional)
"Saya janjikan hal itu. Saya tak akan merendahkan pembalap yang sukses dan terus sukses. Saya pikir tanggung jawab dari seorang pembalap tua adalah memberikan sinar cahaya untuk menerangi dan melambungkan semangat mereka," ungkap Hamilton.
Kembali pada catatan rekornya, Hamilton juga semakin berpeluang untuk bisa menyamakan catatan lain dari Schumi, yaitu menjadi juara dunia F1 sebanyak tujuh kali. Saat ini, dia tengah memimpin klasemen sementara pembalap dengan 230 poin. Catatan itu unggul 69 angka dari rekan setimnya Valtteri Bottas di posisi kedua.
Sementara itu, Bottas justru mengaku butuh keajaiban jika ingin menghentikan Hamilton dalam perburuan gelar juara dunia F1 2020. Meski berat, pembalap asal Finlandia ini ternyata belum mau menyatakan menyerah dari persaingan tersebut. (Baca juga: Kenali Bahaya Virus Rotavirus yang Bisa Mematikan)
Bottas sendiri baru saja mendapatkan hasil buruk pada Grand Prix (GP) Eifel, akhir pekan lalu. Sebenarnya, dia berpeluang untuk merebut kemenangan ketiganya pada musim ini. Apalagi, mampu mengawal balapan dari pole position. Sayang, pembalap berusia 31 tahun itu terpaksa mundur pada lap ke-19 setelah mobilnya mengalami gangguan listrik.
Kondisi itu membuatnya sekarang semakin jauh tertinggal oleh Hamilton yang merebut kemenangan di balapan yang berlangsung di Sirkuit Nurburgring tersebut. Bahkan, itu adalah kemenangan ketujuhnya dalam 11 balapan pada musim ini dan memperpanjang rekor selalu finis dengan mendapatkan poin selama 44 balapan secara beruntun.
"Saya mengerti jarak dengan Hamilton sekarang cukup besar dalam hal poin. Jadi, saya pasti membutuhkan keajaiban. Tapi, seperti biasa, tidak ada gunanya menyerah. Saya harus menjaga standar tinggi untuk saya dan terus mencoba. Saya pikir itu pola pikir terbaik. Tidak ada gunanya sekarang menghitung jarak dengan Hamilton," papar Bottas. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)
Dengan enam balapan tersisa, termasuk pada balapan di GP Portugal, 25 Oktober mendatang, Bottas harus bisa bangkit dari keterpurukan. Apalagi, Hamilton sudah berada di atas angin untuk merebut gelar juara dunia F1 pada tahun ini. Satu-satunya caranya bisa menggagalkan Hamilton adalah selalu merebut kemenangan dan Hamilton gagal finis di tiga balapan. (Raikhul Amar)
Lihat Juga: Termurah!! Nonton LA LIGA hingga F1 Hanya 36 Ribu, Langganan beIN Sports di Vision+ Sekarang
Hamilton baru saja menyamai rekor 91 kemenangan sepanjang sejarah yang dipegang Schumacher seusai menang di Grand Prix (GP) Eifel, akhir pekan lalu. Pembalap asal Inggris itu bahkan berpotensi menambah panjang deret kemenangan dan kemungkinan besar menjadi pembalap F1 paling sukses dalam sejarah. (Baca: Hukum Bercakap-cakap Ketika Berjimak)
Namun, Hamilton menyebut sebutan pembalap F1 terhebat sepanjang masa adalah masalah yang berbeda. Alasannya, torehan kemenangannya sulit menjadi perbandingan generasi sekarang dengan generasi masa lalu.
"Ada banyak pembicaraan di semua olahraga tentang masa lalu dan masa kini, siapa yang terhebat. Saya pikir hampir tidak mungkin untuk membandingkan orang. Saya hanya berpikir ini waktu yang berbeda. Ada pembicaraan tentang 'siapa' dan 'siapa dan itu tidak penting bagi saya. Yang penting adalah balapan," kata Hamilton, dilansir fi.com.
Pernyataan Hamilton ini sepertinya merujuk pada komentar yang dilontarkan juara dunia F1 tiga kali Sir Jackie Stewart, beberapa hari lalu. Dia menilai jika Hamilton belum selevel dengan para pembalap legendaris seperti Juan Manuel Fangio dan Jim Clark. Terlepas dari rekam jejaknya yang luar biasa itu, Hamilton mengaku rekornya pasti bisa dikalahkan oleh pembalap lain di masa mendatang.
Meski begitu, pembalap berusia 35 tahun ini berjanji jika kelak sudah pensiun tak akan berprilaku seperti Stewart. Hamilton tak akan menawarkan apa pun kepada para pembalap muda selain dorongan semangat untuk terus berprestasi. (Baca juga: Sulap Kecubung Jadi Obat Bius, Siswa MAN I Juarai Ajang Internasional)
"Saya janjikan hal itu. Saya tak akan merendahkan pembalap yang sukses dan terus sukses. Saya pikir tanggung jawab dari seorang pembalap tua adalah memberikan sinar cahaya untuk menerangi dan melambungkan semangat mereka," ungkap Hamilton.
Kembali pada catatan rekornya, Hamilton juga semakin berpeluang untuk bisa menyamakan catatan lain dari Schumi, yaitu menjadi juara dunia F1 sebanyak tujuh kali. Saat ini, dia tengah memimpin klasemen sementara pembalap dengan 230 poin. Catatan itu unggul 69 angka dari rekan setimnya Valtteri Bottas di posisi kedua.
Sementara itu, Bottas justru mengaku butuh keajaiban jika ingin menghentikan Hamilton dalam perburuan gelar juara dunia F1 2020. Meski berat, pembalap asal Finlandia ini ternyata belum mau menyatakan menyerah dari persaingan tersebut. (Baca juga: Kenali Bahaya Virus Rotavirus yang Bisa Mematikan)
Bottas sendiri baru saja mendapatkan hasil buruk pada Grand Prix (GP) Eifel, akhir pekan lalu. Sebenarnya, dia berpeluang untuk merebut kemenangan ketiganya pada musim ini. Apalagi, mampu mengawal balapan dari pole position. Sayang, pembalap berusia 31 tahun itu terpaksa mundur pada lap ke-19 setelah mobilnya mengalami gangguan listrik.
Kondisi itu membuatnya sekarang semakin jauh tertinggal oleh Hamilton yang merebut kemenangan di balapan yang berlangsung di Sirkuit Nurburgring tersebut. Bahkan, itu adalah kemenangan ketujuhnya dalam 11 balapan pada musim ini dan memperpanjang rekor selalu finis dengan mendapatkan poin selama 44 balapan secara beruntun.
"Saya mengerti jarak dengan Hamilton sekarang cukup besar dalam hal poin. Jadi, saya pasti membutuhkan keajaiban. Tapi, seperti biasa, tidak ada gunanya menyerah. Saya harus menjaga standar tinggi untuk saya dan terus mencoba. Saya pikir itu pola pikir terbaik. Tidak ada gunanya sekarang menghitung jarak dengan Hamilton," papar Bottas. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)
Dengan enam balapan tersisa, termasuk pada balapan di GP Portugal, 25 Oktober mendatang, Bottas harus bisa bangkit dari keterpurukan. Apalagi, Hamilton sudah berada di atas angin untuk merebut gelar juara dunia F1 pada tahun ini. Satu-satunya caranya bisa menggagalkan Hamilton adalah selalu merebut kemenangan dan Hamilton gagal finis di tiga balapan. (Raikhul Amar)
Lihat Juga: Termurah!! Nonton LA LIGA hingga F1 Hanya 36 Ribu, Langganan beIN Sports di Vision+ Sekarang
(ysw)