Kelanjutan Kompetisi Liga 1 Tergantung Polri

Kamis, 15 Oktober 2020 - 13:35 WIB
loading...
Kelanjutan Kompetisi Liga 1 Tergantung Polri
Setelah 7 bulan ditangguhkan, bergulirnya kompetisi sepak bola di Indonesia kini tinggal tunggu izin Polri. Foto/PSSI
A A A
JAKARTA - Kontestan Liga 1 dan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) boleh saja sepakat melanjutkan kompetisi pada 1 November mendatang. Namun, kartu truf rekomendasi izin keramaian tetap di tangan Polri sebagai syarat utama menggulirkan pertandingan Liga Indonesia.

Kompetisi sepak bola Indonesia sudah memasuki bulan ketujuh penangguhan sejak dihentikan pada pertengahan Maret lalu akibat pandemi virus korona. Liga 1 baru memasuki pekan ketiga saat PSSI dan pemerintah memutuskan menghentikan liga. Sementara, Liga 2 baru saja kick-off. (Baca: 7 Amalan Setelah Berwudhu dan Keutamaannya)

Sedianya, jika mengacu pada jadwal resmi, kompetisi sudah memasuki paruh kedua musim atau rampung paling lambat Desember. Pada 1 Oktober lalu, operator dan PSSI menjadwalkan lanjutan kompetisi, namun urung digelar lantaran Polri tidak mengeluarkan izin keramaian dengan alasan pandemi virus korona belum terkendali.

Situasi ini membuat kompetisi Indonesia tertinggal dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Kamboja, Laos, Thailand, Myanmar, dan Malaysia sudah lebih dulu menggulirkan liga. Dua negara terakhir bahkan menggelar dengan format berbeda untuk mengantisipasi virus korona.

Hanya Singapura, Filipina, dan Timor Leste yang sejauh ini nasibnya serupa dengan kompetisi Liga Indonesia. Sementara Brunei Darussalam memutuskan membatalkan Brunei Super League yang sebelumnya sudah berlangsung dua pekan.

Tak ingin bernasib serupa dengan empat kompetisi negara tetangga tersebut, sebanyak 18 tim Liga 1 dan 24 klub Liga 2 lantas sepakat untuk melanjutkan kompetisi pada 1 November mendatang. Keputusan dalam extraordinary club meeting di Sleman, Yogyakarta, itu disepakati dengan alasan untuk memajukan sepak bola nasional.

Namun, persoalan kompetisi tidak lantas selesai dengan kesepakatan tersebut. Penyebabnya, Polri menyatakan tidak akan menerbitkan izin keramaian selama pergelaran pilkada serentak yang puncaknya pada 9 Desember mendatang. Ini berarti, pertandingan sepak bola tidak bisa digelar lantaran izin keramaian merupakan persyaratan utama. (Baca juga: Prioritas Pemberian Vaksin kepada Tenaga Pendidik Diapresiasi)

Sejatinya, keputusan Polri melarang pertandingan sepak bola akibat pilkada bukan hal baru. Sebelumnya, kebijakan serupa diterapkan dua tahun lalu. Pada Pilkada Serentak 2018, kepolisian sempat membekukan izin pertandingan sejumlah klub yang homebase-nya menggelar pemilihan kepala daerah.

Mengantisipasi ketidakpastian kompetisi dan penerbitan izin keramaian, PSSI menyiapkan tiga opsi agar kompetisi Liga Indonesia bisa tetap berjalan dan tidak berdampak pada timnas Indonesia, terutama status tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan.

Plt Sekjen Yunus Nusi menegaskan, kompetisi Indonesia musim 2020 akan tetap dilanjutkan dengan tiga skenario. Pertama, jika jadwal 1 November tidak diizinkan, federasi akan membuat skema dan jadwal baru, yakni pada 1 Desember 2020.

Jika usulan ini masih terkendala izin keramaian mengingat pilkada baru digelar 9 Desember, PSSI akan mencoba menjadwalkan kompetisi pada 1 Januari. Namun demikian, akan dilakukan perubahan format kompetisi karena kendala keterbatasan waktu.

Apalagi, PSSI juga akan menggelar hajatan akbar, yakni Piala Dunia U-20 yang dijadwalkan pada Mei-Juni. Ajang ini menjadi prioritas federasi sehingga seluruh jadwal kompetisi harus menyesuaikan dengan turnamen akbar usia muda tersebut. (Baca juga: Diare Bisa Juga Jadi Gejala Awal Terjangkit Covid-19)

“Soal izin, kita kembalikan ke kepolisian. Jika kepolisian tidak mengizinkan, PSSI tentu akan menghormati dan mematuhinya. Tapi, mudah-mudahan aspirasi klub agar kompetisi kembali digelar bisa menjadi kenyataan. Intinya, kompetisi lanjutan tahun 2020 ini akan diteruskan. Apakah mulai 1 November, 1 Desember atau 1 Januari 2021,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam extraordinary club meeting di Yogyakarta, pertemuan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, pertemuan dengan perwakilan 18 klub Liga 1 kemudian pertemuan kedua dengan perwakilan 24 klub peserta Liga 2.

CEO PT LIB Akhmad Hadian Lukita menjelaskan, dalam dua sesi pertemuan tersebut, sebagian besar perwakilan klub-klub Liga 1 dan Liga 2 menyuarakan keinginan yang sama, yakni berharap kompetisi bisa dilanjutkan.

“Klub dengan segala komponennya menginginkan kompetisi lebih baik dilanjutkan meskipun dalam situasi yang kurang ideal. Mereka berhitung, opsi tersebut jauh lebih bagus ketimbang kompetisi berhenti,” ujarnya, dilansir laman LIB. (Baca juga: Marc Marquez tetap Absen di MotoGP Aragon)

Menurut dia, keinginan melanjutkan kompetisi tidak hanya terkait dengan finansial tim, namun juga eksistensi pemain. Bermacam situasi dan kondisi yang dialami klub-klub itu yang menjadi dasar permintaan kepada pemerintah agar kompetisi diizinkan untuk berlanjut pada November nanti.

CEO Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman berharap federasi dan operator bisa segera memberikan kepastian kelanjutan kompetisi sebagai tindak lanjut extraordinary club meeting.

“Mudah-mudahan akan ada kepastian secepatnya sehingga kita berharap tidak ada mundur lagi ke depannya. Tapi, tentunya kita selalu mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Hasnur, dilansir laman Barito Putera. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)

Dia berharap federasi dan operator mempertimbangkan aspek jangka panjang pembinaan sepak bola nasional mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. (Abriandi)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1480 seconds (0.1#10.140)