Klub Liga Indonesia Minta Jaminan Kompetisi Kembali Bergulir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tarik ulur kelanjutan kompetisi Liga Indonesia membuat tim-tim kontestan dalam situasi tidak pasti. Keputusan untuk menggelar kick off Liga 1 pada 1 November mendatang yang disetujui seluruh klub terancam hanya menjadi kesepakatan semata. Karena itu PSSI dan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) didesak memberikan kepastian jadwal kelanjutan kompetisi.
Kesepakatan dalam extraordinary club meeting yang diikuti 18 tim Liga 1 dan 24 klub Liga 2 di Sleman awal pekan ini tidak lantas menjadi jaminan kompetisi bisa bergulir sesuai dengan keputusan, yakni 1 November. Pasalnya seluruh pertandingan wajib mendapatkan izin keramaian dari Polri. (Baca: Inilah 10 Adab Berbicara Agar Lisan Terjaga)
Di sisi lain Polri sudah memastikan tidak akan menerbitkan izin keramaian selama tahapan pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember mendatang. Pernyataan ini juga mementahkan kesepakatan melanjutkan kompetisi pada 1 November mendatang.
Presiden Madura United Achsanul Qosasi menyatakan, jika kompetisi Liga Indonesia dihentikan saat ini, hal tersebut akan menciptakan masalah baru bagi seluruh klub. Pasalnya akan ada 2.590 pemain dan ofisial yang akan terimbas karena masih terikat kontrak dengan tim masing-masing.
“Jika sampai 20 Oktober tak ada kepastian (kelanjutan liga), semua klub sebaiknya berhenti berlatih dan training from home sambil saling mendoakan sehat. Jika latihan dan kompetisi berhenti, kontrak 2.590 pemain dan ofisial akan bermasalah,” tulis Achsanul Qosasi dalam akun Twitter-nya kemarin.
Menurut dia, masalah tersebut tidak bisa dihindari karena seluruh klub sudah melakukan renegosiasi kontrak dengan pemain dan ofisial menyusul penyesuaian nilai gaji akibat pandemi virus korona. Achsanul Qosasi menyatakan tim tidak dapat membatalkan kontrak kendati kelanjutan liga tidak jelas. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembangkan SMK untuk Membangun Desa)
“Seandainya kompetisi diputuskan dihentikan sejak April, mungkin klub dan pemain tidak bingung seperti sekarang. Saat itu ada Keppres Covid Nomor 12/2020 sebagai bencana nasional. Tidak mungkin klub membatalkan kontrak dengan alasan tak dapat izin dari kepolisian,” tandasnya.
PSSI sebagai induk organisasi sepak bola nasional sebelumnya sudah memastikan akan melanjutkan Liga Indonesia . Sebagai antisipasi, tiga skenario disiapkan, yakni menggelar kompetisi pada 1 November atau mundur hingga 1 Desember. Jika tenggat waktu tersebut tidak terealisasi, federasi akan memutuskan melanjutkan Liga 1 dan Liga 2 pada 1 Januari dengan format berbeda.
Namun jaminan tersebut ternyata tidak membuat pihak klub yang sebelumnya sudah melakukan renegosiasi kontrak dengan pemain dan ofisial tenang. Selain itu dalam satu bulan terakhir seluruh tim sudah menggelar latihan lantaran sebelumnya operator menyatakan akan menggelar kompetisi pada 1 Oktober lalu. (Baca juga: Perkuat Imunitas Agar tetap Sehat Selama Pandemi)
“Federasi juga belum bisa kasih jaminan kompetisi ini bisa dimulai kapan. Tiga opsi itu memberikan ketidakpastian pada klub-klub semua. Kami harapkan dalam waktu dekat ini PSSI maupun LIB bisa memberikan keputusan yang ada jaminannya. Kita sama-sama tahu bahwa pada Desember ada pilkada. Jadi saya harap PSSI bisa memberikan jaminan kompetisi bisa dimulai,” tegas Manajer Tim Persita Tangerang, I Nyoman Suryanthara, seperti dilansir laman tim kemarin.
Menurut dia, kepastian jadwal sangat krusial karena berpengaruh pada pertandingan dan persiapan tim untuk mengarungi kompetisi. Selain mental pemain, dana operasional klub juga otomatis bertambah.
“Sudah tujuh bulan terombang-ambing tanpa ada keputusan. Sekarang sudah mendekati akhir tahun, ya akhirnya mesti legawa juga. Mau lanjut atau stop, nanti apa pun pilihannya, ya klub-klub yang akan menjalaninya,” sebut dia.
Di sisi lain pelatih Persib Bandung Robert Alberts menyoroti opsi ketiga, yakni menggelar kompetisi pada 1 Januari dengan format dua wilayah. Menurut dia, sistem tersebut akan memengaruhi posisi Maung Bandung yang sejauh ini meraup poin pada tiga pertandingan sebelum musim ditangguhkan akibat pandemi virus corona. (Lihat videonya: Pernyataan Bank Dunia Mengenai Undang-Undang Cipta Kerja)
Karena itu dia meminta PSSI dan PT LIB untuk mempertimbangkan matang-matang rencana mengganti sistem kompetisi. “Saya kira banyak hal yang harus dipikirkan. Tapi itu bagus. Semua orang bisa fokus pada liga walau dimulai dengan sistem berbeda. Ini harus dipertimbangkan karena Persib tim yang memimpin klasemen. Bila liga dimulai dengan format baru, tentunya akan berubah,” kata Robert seperti dilansir laman Persib. (Abriandi)
Lihat Juga: OPPO Indonesia Jadi Official Smartphone Timnas Indonesia, Dukung Penuh Garuda Muda dan Sepak Bola Tanah Air
Kesepakatan dalam extraordinary club meeting yang diikuti 18 tim Liga 1 dan 24 klub Liga 2 di Sleman awal pekan ini tidak lantas menjadi jaminan kompetisi bisa bergulir sesuai dengan keputusan, yakni 1 November. Pasalnya seluruh pertandingan wajib mendapatkan izin keramaian dari Polri. (Baca: Inilah 10 Adab Berbicara Agar Lisan Terjaga)
Di sisi lain Polri sudah memastikan tidak akan menerbitkan izin keramaian selama tahapan pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember mendatang. Pernyataan ini juga mementahkan kesepakatan melanjutkan kompetisi pada 1 November mendatang.
Presiden Madura United Achsanul Qosasi menyatakan, jika kompetisi Liga Indonesia dihentikan saat ini, hal tersebut akan menciptakan masalah baru bagi seluruh klub. Pasalnya akan ada 2.590 pemain dan ofisial yang akan terimbas karena masih terikat kontrak dengan tim masing-masing.
“Jika sampai 20 Oktober tak ada kepastian (kelanjutan liga), semua klub sebaiknya berhenti berlatih dan training from home sambil saling mendoakan sehat. Jika latihan dan kompetisi berhenti, kontrak 2.590 pemain dan ofisial akan bermasalah,” tulis Achsanul Qosasi dalam akun Twitter-nya kemarin.
Menurut dia, masalah tersebut tidak bisa dihindari karena seluruh klub sudah melakukan renegosiasi kontrak dengan pemain dan ofisial menyusul penyesuaian nilai gaji akibat pandemi virus korona. Achsanul Qosasi menyatakan tim tidak dapat membatalkan kontrak kendati kelanjutan liga tidak jelas. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembangkan SMK untuk Membangun Desa)
“Seandainya kompetisi diputuskan dihentikan sejak April, mungkin klub dan pemain tidak bingung seperti sekarang. Saat itu ada Keppres Covid Nomor 12/2020 sebagai bencana nasional. Tidak mungkin klub membatalkan kontrak dengan alasan tak dapat izin dari kepolisian,” tandasnya.
PSSI sebagai induk organisasi sepak bola nasional sebelumnya sudah memastikan akan melanjutkan Liga Indonesia . Sebagai antisipasi, tiga skenario disiapkan, yakni menggelar kompetisi pada 1 November atau mundur hingga 1 Desember. Jika tenggat waktu tersebut tidak terealisasi, federasi akan memutuskan melanjutkan Liga 1 dan Liga 2 pada 1 Januari dengan format berbeda.
Namun jaminan tersebut ternyata tidak membuat pihak klub yang sebelumnya sudah melakukan renegosiasi kontrak dengan pemain dan ofisial tenang. Selain itu dalam satu bulan terakhir seluruh tim sudah menggelar latihan lantaran sebelumnya operator menyatakan akan menggelar kompetisi pada 1 Oktober lalu. (Baca juga: Perkuat Imunitas Agar tetap Sehat Selama Pandemi)
“Federasi juga belum bisa kasih jaminan kompetisi ini bisa dimulai kapan. Tiga opsi itu memberikan ketidakpastian pada klub-klub semua. Kami harapkan dalam waktu dekat ini PSSI maupun LIB bisa memberikan keputusan yang ada jaminannya. Kita sama-sama tahu bahwa pada Desember ada pilkada. Jadi saya harap PSSI bisa memberikan jaminan kompetisi bisa dimulai,” tegas Manajer Tim Persita Tangerang, I Nyoman Suryanthara, seperti dilansir laman tim kemarin.
Menurut dia, kepastian jadwal sangat krusial karena berpengaruh pada pertandingan dan persiapan tim untuk mengarungi kompetisi. Selain mental pemain, dana operasional klub juga otomatis bertambah.
“Sudah tujuh bulan terombang-ambing tanpa ada keputusan. Sekarang sudah mendekati akhir tahun, ya akhirnya mesti legawa juga. Mau lanjut atau stop, nanti apa pun pilihannya, ya klub-klub yang akan menjalaninya,” sebut dia.
Di sisi lain pelatih Persib Bandung Robert Alberts menyoroti opsi ketiga, yakni menggelar kompetisi pada 1 Januari dengan format dua wilayah. Menurut dia, sistem tersebut akan memengaruhi posisi Maung Bandung yang sejauh ini meraup poin pada tiga pertandingan sebelum musim ditangguhkan akibat pandemi virus corona. (Lihat videonya: Pernyataan Bank Dunia Mengenai Undang-Undang Cipta Kerja)
Karena itu dia meminta PSSI dan PT LIB untuk mempertimbangkan matang-matang rencana mengganti sistem kompetisi. “Saya kira banyak hal yang harus dipikirkan. Tapi itu bagus. Semua orang bisa fokus pada liga walau dimulai dengan sistem berbeda. Ini harus dipertimbangkan karena Persib tim yang memimpin klasemen. Bila liga dimulai dengan format baru, tentunya akan berubah,” kata Robert seperti dilansir laman Persib. (Abriandi)
Lihat Juga: OPPO Indonesia Jadi Official Smartphone Timnas Indonesia, Dukung Penuh Garuda Muda dan Sepak Bola Tanah Air
(ysw)