Bisa Apa Liverpool Tanpa Alisson dan van Dijk

Senin, 19 Oktober 2020 - 10:02 WIB
loading...
Bisa Apa Liverpool Tanpa Alisson dan van Dijk
Liverpool kembali harus berkompromi dengan masalah cedera. Kali ini, dua pemain andalannya, yakni Alisson Becker dan Virgil van Dijk yang harus fokus di pinggir lapangan untuk menjalani proses pemulihan / Foto: Livescore
A A A
LIVERPOOL - Liverpool kembali harus berkompromi dengan masalah cedera. Kali ini, dua pemain andalannya, yakni Alisson Becker dan Virgil van Dijk yang harus fokus di pinggir lapangan untuk menjalani proses pemulihan.

Alisson mengalami cedera bahu sebelum jeda internasional. Sementara Virgil van Dijk mengalami masalah ligamen setelah kaki Jordan Pickford menghantam lututnya saat Liverpool bermain imbang 2-2 melawan Everton di Goodison Park, Sabtu (17/10/2020) malam WIB.

Yang lebih parahnya lagi, van Dijk terpaksa naik meja operasi dan klub belum bisa mengonfirmasi berapa lama bek asal Belanda itu bisa kembali. Ini merupakan era baru Si Merah tanpa dua pemain andalannya, dan bagaimana Juergen Klopp menghadapinya? (Baca juga: Liverpool Pastikan Virgil van Dijk Naik Meja Operasi )

Van Dijk , tentu saja, hanya absen satu pertandingan liga sejak melakukan debutnya di Liverpool menyusul kepindahan 75 juta poundsterling dari Southampton pada Januari 2018. Itu adalah kemenangan 3-0 di Huddersfield Town, di bulan yang sama.

Jika mengacu pada statistik Opta, Senin (19/10/2020), Juergen Klopp hanya gagal menang dua kali dalam 11 pertandingan yang dilewatkan Alisson di divisi teratas, dan salah satunya adalah hasil imbang di Everton hari Sabtu.

Alisson dan van Dijk memiliki biaya transfer gabungan sebesar 150 juta poundsterling. Dua pemain itu mampu mengubah pertahanan Liverpool semakin kokoh.

Tak dipungkiri bahwa The Reds adalah tim yang jauh lebih kuat secara keseluruhan pada saat Alisson dan van Dijk tiba dua tahun lalu. Bahkan Klopp hanya memiliki waktu dua hingga tiga tahun untuk mengimplementasikan ide-idenya. (Baca juga: Bek Liverpool Virgil van Dijk Diprediksi Absen hingga Delapan Bulan )

Tapi bukan berarti tidak ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Di bawah tangan dingin Klopp, Liverpool telah memainkan 70 pertandingan liga dengan Alisson dan Van Dijk di starting line-up. Mereka menang 56 kali, seri 10 kali dan kalah empat kali, memberi mereka tingkat kemenangan 80 persen, angka yang luar biasa.

Sebaliknya, tanpa melibatkan Alisson dan van Dijk dalam 92 pertandingan, Liverpool menang 49 kali, imbang 27 kali dan kalah 16 kali, tingkat kemenangan mereka turun menjadi 53,3 persen dan poin mereka per game turun menjadi 1,9 dari 2,5.

Tidak mengherankan bahwa, tanpa Alisson dan Van Dijk, Liverpool kebobolan 110 gol - 1,2 per pertandingan - dibandingkan dengan hanya 51, atau 0,7 per pertandingan, ketika mereka bermain. Tetapi ada perbedaan yang dapat diabaikan dalam hal rata-rata tembakan yang mereka hadapi per game: 8,3 dengan mereka dan 8,8 tanpa. Itu memberi tahu penggemar bahwa mereka sangat penting.

Sejauh ini Liverpool telah kebobolan sebanyak 13 gol dalam lima pertandingan Liga Primer Inggris musim ini. Itu merupakan jumlah yang sama setelah 15 pertandingan musim lalu dan paling banyak mereka kebobolan dalam lima pertandingan pertama sejak 1953/1954.

Alisson dan Van Dijk tidak hanya mengontrol lini belakang, mereka juga mengatur cara Liverpool mengatur permainan. The Reds rata-rata menguasai 62,9 persen penguasaan bola di pertandingan liga dengan keduanya bermain dibandingkan dengan 60,2 persen yang tidak bermain. Akurasi passing mereka di paruh lawan juga meningkat hampir tiga persen menjadi 79, meskipun jumlah operan mereka ke sepertiga akhir rata-rata turun dari 75 menjadi 68 saat Alisson dan Van Dijk bermain.

Angka-angka itu menunjukkan bahwa mereka tidak hanya membawa dimensi tambahan pada serangan dengan kecenderungan untuk umpan-umpan yang membelah garis, tetapi mereka juga membantu Liverpool mengendalikan permainan sejauh jumlah umpan ke depan yang mereka coba berkurang. Ditambah fakta bahwa mereka memenangkan lebih sedikit pelanggaran per game (8,2 dibandingkan dengan 9,4) dan kebobolan lebih sedikit per game (8,4 dibandingkan dengan 10,3) dan ukuran otoritas yang mereka bawa ke pertandingan ini menjadi lebih jelas. Ketidakhadiran mereka, bagaimanapun lama, akan sangat terasa.
(sha)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1221 seconds (0.1#10.140)