Risiko Pilih El Clasico

Jum'at, 23 Oktober 2020 - 11:35 WIB
loading...
Risiko Pilih El Clasico
Kecondongan Zinedine Zidane untuk memprioritaskan pertandingan El Clasico melawan Barcelona, Sabtu (24/10/2020), harus dibayar mahal. Foto/Reuters
A A A
MADRID - Kecondongan Zinedine Zidane untuk memprioritaskan pertandingan El Clasico melawan Barcelona, Sabtu (24/10/2020), harus dibayar mahal. Performa Real Madrid terlihat begitu kedodoran sehingga kalah 2-3 dari Shakhtar Donestk pada pertandingan Grup B Liga Champions di Estadio di Stefano, Kamis (22/10/2020).

Hal itu tidak terlepas dari kebijakan rotasi yang dilakukan Zidane. Tercatat pelatih asal Prancis tersebut menaruh beberapa pemain utamanya, Karim Benzema, Vinicius Jr hingga Toni Kroos, di bangku cadangan. (Baca: Inilah Dua Keutamaan dari Sikap Istiqamah)

Dari sisi taktik, kebijakan rotasi Zidane sebenarnya bisa dipahami mengingat akhir pekan ini ada El Clasico. Dia tentu ingin pemain-pemain utamanya segar saat melawan Barca. Tapi hal itu justru memperlihatkan kedalaman skuad Madrid tidak terlalu bagus. Mereka kesulitan mengimbangi permainan Shakhtar di babak pertama.

Konsekuensinya Shakhtar memimpin tiga gol yang masing-masing disumbangkan Tite (29), Manor Salomon (42), dan gol bunuh diri Raphael Varane (33). Los Blancos baru menggeliat di babak kedua. Dua gol Madrid dicetak Luka Modric (54) dan pemain pengganti, Vinicius (59).

Selain permasalahan strategi, ada juga faktor cedera, terutama absennya Sergio Ramos. Hal itu begitu terasa lantaran ketidakhadiran sang kapten kerap berujung nestapa bagi Madrid. Tercatat Los Blancos telah menelan 7 kekalahan dari 8 pertandingan terakhir Liga Champions tanpa Ramos di tim.

Sebagai raksasa sepak bola Eropa, tipisnya kedalaman skuad Madrid saat ini memang sangat memprihatinkan. Jika ada pemain bintang yang absen akan sangat berpengaruh terhadap performa di lapangan. Madrid tidak memiliki pelapis sepadan atas pemain utamanya. (Baca juga: Hari Santri, Pemerintah Harus Berpihak dan Hadir Bukan Sekedar Selebrasi)

Sebagai contoh, jika dulu lini depan diisi Cristiano Ronaldo, Karim Benzema hingga Gareth Bale, sekarang pasca-kepergian CR7 dan Bale, hanya Benzema yang menjadi tumpuan. Para pelapisnya seperti Luka Jovic, Rodrygo Goes, dan Vinicius Jr belum memenuhi ekspektasi, bahkan cenderung angin-anginan. Sementara itu Marco Asensio belum menemukan ritme terbaik setelah sembuh dari cedera panjang.

Apa yang dialami Madrid berbanding terbalik dengan rival abadi mereka, Barca. Ditinggal Luis Suarez musim panas ini, kedalaman skuad Blaugrana tergolong baik karena masih memiliki pemain-pemain berkualitas seperti Lionel Messi, Antoine Griezmann, Ousmane Dembele hingga Ansu Fati.

Permasalahan kedalaman skuad yang berujung hasil negatif saat kontra Shakhtar itu seperti mengulangi memori musim lalu. Saat itu Madrid juga menuai kekalahan di pertandingan pembuka fase grup Liga Champions (kalah 0-3 dari Paris Saint Germain) dan memperpanjang tren buruk Madrid yang menelan kekalahan di dua pertandingan beruntun semua kompetisi. (Baca juga: Konsumsi Kedelai Bisa Kurangi Resiko Terkena Kanker)

Kegagalan Madrid menorehkan tiga poin pertama di Liga Champions membuat Zidane menjadi sorotan. Maklum, saat dikalahkan klub promosi Cadiz 0-1 di Primera Liga, Sabtu (17/10/2020), dia dihujani kritik lantaran performa buruk timnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1602 seconds (0.1#10.140)