Perpanjang Napas Solskjaer di Kursi Pelatih Manchester United

Rabu, 04 November 2020 - 11:35 WIB
loading...
Perpanjang Napas Solskjaer...
Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer bersama asisten pelatih Michael Carrick. Foto/Reuters
A A A
ISTANBUL - Ole Gunnar Solskjaer relatif beruntung masih berada di kursi pelatih Manchester United (MU) lebih dari 100 pertandingan. Dengan semua yang diperlihatkan, diberikan, dan dihasilkan, nyaris tak ada yang istimewa dari The Red Devils era Solskjaer.

Setelah era Alex Ferguson, hanya Louis van Gaal dan Jose Mourinho yang bisa mencapai lebih dari 100 pertandingan. Pendahulunya, David Moyes yang “ditunjuk langsung” Ferguson sebagai penerusnya, hanya bernapas sampai 51 pertandingan. (Baca: Biaya Operasional Pendidikan terlambat Cair, Ada Apa?)

Padahal, Moyes memberi MU satu gelar, jika itu disebut gelar, yaitu Community Shield. Van Gaal mencapai angka 103 pertandingan dengan memberikan trofi Piala FA. Sementara Mourinho bertahan sampai 144 laga, dengan kompensasi Piala Liga, Community Shield, dan Liga Europa.

Mourinho juga berhasil membawa MU di peringkat kedua klasemen akhir Liga Primer, yang merupakan posisi tertinggi The Red Devils sejak ditinggalkan Ferguson. Solskjaer? Dia masih di kursi pelatih mungkin karena legendaris klub.

Selain nirgelar, persentase kemenangan pelatih berusia 47 hari itu juga tidak istimewa. Masih berada di bawah Mourinho dan sedikit di atas Moyes serta Van Gaal. “Bukan tugas saya untuk mengatakannya -mungkin orang lain yang menilainya. Aku, aku terus bekerja. Saya kenal para pemain ini dan mereka akan membalasnya,” kata Solskjaer di situs resmi klub.

Di Liga Primer, MU sekarang lebih dekat ke zona degradasi dibandingkan perebutan trofi. Mereka menempati peringkat 15 klasemen sementara. Mereka berjarak sembilan poin dari pemuncak klasemen sementara Liverpool dan hanya enam angka dibandingkan Burnley di dasar klasemen sementara. (Baca juga: Kenali dan Jangan Remehkan Gejala Long Covid)

Beruntung, David de Gea dkk masih berada di jalur persaingan Piala Liga dan Liga Champions. Khusus Liga Champions, MU membukukan catatan sempurna, dua pertandingan, dua kemenangan. Termasuk, memenangkan pertandingan melawan finalis Liga Champions musim lalu, Paris Saint-Germain dengan skor 1-2.

Hasil Liga Champions inilah yang mungkin bisa membuat napas dan kesabaran dari pemilik MU lebih panjang. Jika tidak, tak menutup kemungkinan masa depannya di Stadion Old Trafford akan berakhir sebelum musim selesai.

Mantan rekan satu timnya di MU , Roy Keane sampai menyebut jika posisi Solskjaer tidak pernah akan aman. Dia harus membayar dengan apa yang diberikan, dilakukan, serta dikeluarkan untuk belanja pemain dengan masa depannya di kursi kepelatihan.

Namun, Rashford mengabaikan semua tekanan dan analisis dari pihak luar. Termasuk kritik kepada beberapa pemainnya yang tidak bermain baik seperti Edinson Cavani dan Paul Pogba. “Bagi saya, ada kelompok bagus yang ingin menang. Ada kelompok bagus yang ingin menang, yang ingin maju, yang ingin bekerja keras, dan hari ini mereka pulang dengan kecewa,” tambah mantan arsitek Cardiff tersebut.

Solskjaer memilih fokus pada pertandingan di Liga Champions. Tidak memiliki waktu rehat lama, dia hanya memberikan waktu sehari kepada pemainnya untuk libur sebelum persiapan dan terbang ke Istanbul. Melawan wakil Turki Istanbul Basaksehir. “Mereka akan kecewa malam ini dan kembali ke keluarga mereka, tetapi bersiaplah lagi pada Rabu malam untuk pertandingan besar (melawan Istanbul Basaksehir di Turki),” tegas Solskjaer. (Baca juga: Infeksi Virus Corona di Eropa Capai 11 Juta)

Penyerang MU Marcus Rashford memastikan timnya akan bangkit di Liga Champions. Pemain yang mencatatkan jumlah bermain paling banyak dan top skor pada era Solskjaer menegaskan MU selalu bisa keluar dari masa-masa sulit. “Kami selalu bangkit kembali ketika tidak melakukannya dengan baik dan saya pikir itu salah satu dari situasi sekarang. Kami harus bersatu sebagai sebuah tim, kembali ke dasar, dan memenangkan pertandingan," kata Rashford.

The Red Devils memiliki rekor berimbang menghadapi wakil Turki di Liga Champions. Dari enam pertemuan, MU mencatatkan tiga kemenangan dan menelan tiga kekalahan. Hanya saja, Istanbul Basaksehir menjadi lawan baru, karena musim ini menjadi debutnya di Liga Champions.

Kekuatan Istanbul adalah keberanian mereka mendatangkan nama besar untuk mengangkat penampilan tim. Berusia 30 tahun, mereka adalah juara Liga Turki musim lalu dengan beberapa pemain eks Liga Primer seperti Rafael, Demba Ba, dan Martin Skrtel. (Lihat videonya: Pilpres Bagi Diaspora Indonesia di Amerika Serikat)

Kekuatan ini digabung dengan anggota skuad timnas Turki oleh pelatih Okan Buruk. “Kami harus siap untuk pertandingan ini,” kata Buruk setelah pertandingan Liga Turki melawan Konyaspor dengan skor 2-1.

Istanbul tidak memiliki pilihan kecuali harus memenangkan laga demi menjaga asa mereka melewati fase grup. Kekalahan hanya membuat mereka menjadi tim pertama yang tersingkir karena belum mendapatkan poin dari tiga pertandingan terakhir. (Maruf)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0816 seconds (0.1#10.140)