Asosiasi Pemain Minta Revisi Jadwal Internasional
loading...
A
A
A
ROMA - Italia menjadi pihak yang paling vokal menentang padatnya kalender pertandingan internasional. Mereka mendesak UEFA dan FIFA agar mengevaluasi mengingat klub-klub yang sudah berjibaku di kompetisi domestik dan Eropa merasa dirugikan.
Sikap tegas itu dilontarkan Wakil Presiden Asosiasi Pemain (AIC) Umberto Calcagno. Dia memperingatkan FIFPro, UEFA, dan FIFA meningkatkan seruan 'merumuskan kembali' kalender internasional karena para pemain yang dilepas klub berpotensi kelelahan, cedera, hingga tertular Covid-19. (Baca: Amalan Doa Agar Rezeki Melimpah Ruah)
Padahal, bersama klubnya, para pemain tersebut telah bekerja keras ketika tampil di kompetisi domestik seperti Seri A dan Coppa Italia. Mereka juga berpartisipasi membela klub di Liga Champions dan Liga Europa.
Kontroversi tumbuh lagi pekan ini ketika beberapa otoritas kesehatan lokal (ASL) di Italia mencoba melarang pemain meninggalkan bubble mereka untuk menjalankan tugas internasional, karena ada kasus Covid-19 di dalam klub.
Calcagno menilai itu sebagai masalah serius yang perlu direfleksikan, tidak hanya karena fase darurat akibat pandemi covid-19, tapi juga di masa depan untuk memastikan pemain top tidak harus mengambil bagian dalam terlalu banyak pertandingan.
"Ada risiko daftar jadwal pertandingan menjadi terlalu padat yang tidak akan baik untuk pemain atau seluruh sistem sepak bola. Kami terus berhubungan dengan FIFPro, persatuan pemain tempat kami bergabung, UEFA, dan FIFA untuk memahami bagaimana situasi darurat ini mencerminkan aktivitas sepak bola internasional,” ujar pernyataan Calcagno, dilansir football-italia.net. (Baca juga: Kemendikbud Dukung Pelaksanaan Kampus Sehat Selama Pandemi)
Mengenai ASL di Italia yang membuat pihak klub kebingungan setelah beberapa pemain dilarang bepergian memperkuat tim nasional dan yang lainnya tidak pada pertandingan internasional bulan ini, Calcagno menyadari seluruh pemangku kepentingan sepak bola Italia dan pemerintah harus berjalan bersama. Tujuannya agar semua protokol yang disiapkan bisa berjalan baik dan tidak merugikan siapa pun.
Terlebih ASL tidak hanya menangani sepak bola, tapi juga elemen lain seperti sekolah hingga aktivitas bisnis. Hal itu membuat sepak bola Italia memerlukan sebuah protokol yang dapat bekerja secara efektif. Calcagno berharap tercipta keseragaman, karena kompetisi harus dijaga keteraturannya.
“Ada dua rencana berbeda. Protokol kami dibandingkan dengan negara lain, tentu saja yang paling lengkap dan paling protektif bagi pemain. Namun, pada gilirannya, itu juga menyebabkan biaya yang lebih besar,” tuturnya.
Dia telah meminta otoritas terpusat bertanggung jawab atas pengujian, sebuah ide yang dibagikan Federasi. “ASL bukan bagian dari dunia kita dan dapat bertindak secara mandiri di sektor lain, dari sekolah hingga bisnis,”sebut Calcagno. (Baca juga: Kiat Pangkas Berat Badan Selama Pandemi)
Sikap tegas itu dilontarkan Wakil Presiden Asosiasi Pemain (AIC) Umberto Calcagno. Dia memperingatkan FIFPro, UEFA, dan FIFA meningkatkan seruan 'merumuskan kembali' kalender internasional karena para pemain yang dilepas klub berpotensi kelelahan, cedera, hingga tertular Covid-19. (Baca: Amalan Doa Agar Rezeki Melimpah Ruah)
Padahal, bersama klubnya, para pemain tersebut telah bekerja keras ketika tampil di kompetisi domestik seperti Seri A dan Coppa Italia. Mereka juga berpartisipasi membela klub di Liga Champions dan Liga Europa.
Kontroversi tumbuh lagi pekan ini ketika beberapa otoritas kesehatan lokal (ASL) di Italia mencoba melarang pemain meninggalkan bubble mereka untuk menjalankan tugas internasional, karena ada kasus Covid-19 di dalam klub.
Calcagno menilai itu sebagai masalah serius yang perlu direfleksikan, tidak hanya karena fase darurat akibat pandemi covid-19, tapi juga di masa depan untuk memastikan pemain top tidak harus mengambil bagian dalam terlalu banyak pertandingan.
"Ada risiko daftar jadwal pertandingan menjadi terlalu padat yang tidak akan baik untuk pemain atau seluruh sistem sepak bola. Kami terus berhubungan dengan FIFPro, persatuan pemain tempat kami bergabung, UEFA, dan FIFA untuk memahami bagaimana situasi darurat ini mencerminkan aktivitas sepak bola internasional,” ujar pernyataan Calcagno, dilansir football-italia.net. (Baca juga: Kemendikbud Dukung Pelaksanaan Kampus Sehat Selama Pandemi)
Mengenai ASL di Italia yang membuat pihak klub kebingungan setelah beberapa pemain dilarang bepergian memperkuat tim nasional dan yang lainnya tidak pada pertandingan internasional bulan ini, Calcagno menyadari seluruh pemangku kepentingan sepak bola Italia dan pemerintah harus berjalan bersama. Tujuannya agar semua protokol yang disiapkan bisa berjalan baik dan tidak merugikan siapa pun.
Terlebih ASL tidak hanya menangani sepak bola, tapi juga elemen lain seperti sekolah hingga aktivitas bisnis. Hal itu membuat sepak bola Italia memerlukan sebuah protokol yang dapat bekerja secara efektif. Calcagno berharap tercipta keseragaman, karena kompetisi harus dijaga keteraturannya.
“Ada dua rencana berbeda. Protokol kami dibandingkan dengan negara lain, tentu saja yang paling lengkap dan paling protektif bagi pemain. Namun, pada gilirannya, itu juga menyebabkan biaya yang lebih besar,” tuturnya.
Dia telah meminta otoritas terpusat bertanggung jawab atas pengujian, sebuah ide yang dibagikan Federasi. “ASL bukan bagian dari dunia kita dan dapat bertindak secara mandiri di sektor lain, dari sekolah hingga bisnis,”sebut Calcagno. (Baca juga: Kiat Pangkas Berat Badan Selama Pandemi)