Kemenpora Berencana Bangun Diklat Sepak Bola Putri Berbasis PPLM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berbagai cara dilakukan untuk mendongkrak performa pesepak bola putri di Indonesia. Salah satunya seperti yang dilakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan membuat diklat sepak bola putri berbasik PPLM.
Hal tersebut diungkapkan Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, di sela-sela workshop sepak bola putri dengan tema Pemetaan dan Pengembangan Bakat Sepak bola Wanita yang berlangsung di Banten, Tangerang. Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM) diharapkan mencetak pemain untuk bersaing sampai ke tim nasional.
(Ikuti Survei SINDOnews: Mencari Calon Presiden 2024 )
Seperti diketahui sebelumnya, pada tahun 2019 lalu, Kemenpora telah menggelar kompetisi atau kejuaraan berjenjang dari Kebupaten/Kota, seri Provinsi hingga Nasional yang diikuti oleh 34 Provinsi dengan total 2000an SSB/klub di sektor sepakbola putri.
Raden Isnanta mengatakan jika pihaknya tak mau berhenti sampai distiu dan bertekad untuk melakukan pembinaan yang terukur, rutin dan sistematis melalui sebuah diklat. (Baca Juga: Timnas Putri Bertolak ke Filipina )
"Hasil dari kompetisi tadi, termasuk hasil dari sumber-sumber lain yang barangkali di kompetisi belum sempat dilakukannya dengan pola melalui jalur audisi. Ujungnya akan kita buat diklat sepakbola putri," ucapnya.
Untuk yang pertama ini, dirinya mengatakan jika jenjangnya adalah mahasiswa. "Pertama adalah diklat untuk mahasiswa dulu, kita poles untuk dua hingga tiga tahun ke depan, pada usia emasnya harus mewarnai Timnas Indonesia yang memiliki performa baik dan mumpuni. Kita sadari, sepk bola putri kita dulunya jaya, namun belakangan ini mengalami ketertinggalan karena kurangnya pembinaan yang terstruktur dan kompetisi," ungkapnya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PSSI yang punya rencana menggelar liga profesionalnya untuk sepakbola putri dan juga sudah mulai rutin dilakukannya kompetisi antar klub bertajuk Pertiwi. Namun dengan dua kompetisi itu saja kami kira tidaklah cukup, karena faktanya pembinaan putri di daerah-daerah jumlahnya banyak sekali, setekah kita melakukan pemetaan, ternyata di semua provinsi banyak sekali terdapat pusat-pusat latihan atau klub-klub olahraga putri," terangnya.
"Itulah yang juga salah satu bagian penting yang mengilhami kami untuk segera bagaimana potensi yang banyak tadi, latihan yang sudah banyak tadi di daerah-daerah itu ada tujuan akhir yang lebih jelas, yaitu sebuah pemusatan latihan yang lebih terukur, sistematis ditingkat nasional, sehingga pintu menuju Timnas itu menjadi lebih mudah, sehingga di sini tidak membentuk Timnas, namun membentuk individu-individu pesepakbola putri yang andal," pungkasnya.
Staf khusus Menpora bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga, Mahfudin Nigara menegaskan bahwa program yang akan dilakukan Kemenpora, tujuannya bukan untuk membuat klub. (Lihat Grafis: Nominasi Peraih The Best FIFA 2020, Lewandowski di Depan Messi dan CR7 )
"Program ini adalah sebuah batu loncatan yang harus dilewati oleh pemain putri kita, supaya mendapatkan atmosfir pembinaan yang lebih baik lagi ditambah nanti akan mengikuti segenap rangkaian pertandingan dan tujuan kami bukan membuat klub. Klo tujuannya membuat klub, pasti para Asprov marah, jangankan Asprov, saya pun sebagai staf khusus tidak menyetujui itu," tegasnya
Di sisi lain, Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya menyambut baik program yang tengah di godok Kemenpora tersebut. Menurutnya, itu merupakan gagasan yang sangat baik dan luar biasa, disaat pembinaan sepakbola putri Indonesia belum ada yang betul-betul bisa diselenggarakan setiap tahun berlangsung dengan pasti.
"Mengukur sebuah prestasi disepakbola putri kita itu sangat sulit. Menpora membuat sebuah ide, kemudian membuka program PPLM ini untuk menjaring talenta-talenta terbaik masuk di dalamnya secara khusus untuk dibina dan ini merupakan solusi untuk sebuah kebuntuan pembinaan, karena terdapat kendala-kendala sebelumnya," ucap pria bintang satu di korps kepolisian itu.
"Tim putri itu sendiri memberikan harapan kepada kita, di mana mungkina suatu saat nanti tim putranya sedang tidak bagus prestasinya, paling tidak putrinya bisa melapis. Itu terjadi di kami PON DKI. Tim putra kita tidak lolos, ternyata tim putrinya yang lolos. Ketika tim putri mau dimajukan melalui sebuah langkah dari Kemenpora, saya sangat mengapresiasi sekali. Mudah-mudahan ini menjadi jalan terang buat sepakbola putri kita untuk berkembang lebih maju," pungkas pria yang juga sebagai tenaga ahli Menpora itu.
Sementara itu, Ketua Sepak bola Wanita Indonesia, papat Yunisal mengatakan jika program Kemenpora ini sejalan dengan misi federasi. "Ini rencana yang bagus sekali, karena sejalan dengan kita dan federasi PSSI juga akan mengadakan pembinaan usia muda serta menggelar sejumlah event-event untuk sepakbola putri," ucapnya.
Papat pun mengungkapkan jika dirinya memiliki sistem untuk menjaring para taelnta pesepakbola putri yang digagas Kemenpora ini. "Teknik saya sitemnya perorangan dengan membuat video sesuai dengan apa yang kita inginkan yang dikirimkan secara online, karena melihat kondisi sekarang yang di era pandemi Covid-19, kemudian baru kita seleksi oleh tim yang dibuat khusus dengan bekerjasama dengan PSSI," ucapnya.
Lihat Juga: Erick Thohir Salaman dengan Tim Geypens dan Dion Markx, Dua Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia
Hal tersebut diungkapkan Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, di sela-sela workshop sepak bola putri dengan tema Pemetaan dan Pengembangan Bakat Sepak bola Wanita yang berlangsung di Banten, Tangerang. Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM) diharapkan mencetak pemain untuk bersaing sampai ke tim nasional.
(Ikuti Survei SINDOnews: Mencari Calon Presiden 2024 )
Seperti diketahui sebelumnya, pada tahun 2019 lalu, Kemenpora telah menggelar kompetisi atau kejuaraan berjenjang dari Kebupaten/Kota, seri Provinsi hingga Nasional yang diikuti oleh 34 Provinsi dengan total 2000an SSB/klub di sektor sepakbola putri.
Raden Isnanta mengatakan jika pihaknya tak mau berhenti sampai distiu dan bertekad untuk melakukan pembinaan yang terukur, rutin dan sistematis melalui sebuah diklat. (Baca Juga: Timnas Putri Bertolak ke Filipina )
"Hasil dari kompetisi tadi, termasuk hasil dari sumber-sumber lain yang barangkali di kompetisi belum sempat dilakukannya dengan pola melalui jalur audisi. Ujungnya akan kita buat diklat sepakbola putri," ucapnya.
Untuk yang pertama ini, dirinya mengatakan jika jenjangnya adalah mahasiswa. "Pertama adalah diklat untuk mahasiswa dulu, kita poles untuk dua hingga tiga tahun ke depan, pada usia emasnya harus mewarnai Timnas Indonesia yang memiliki performa baik dan mumpuni. Kita sadari, sepk bola putri kita dulunya jaya, namun belakangan ini mengalami ketertinggalan karena kurangnya pembinaan yang terstruktur dan kompetisi," ungkapnya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PSSI yang punya rencana menggelar liga profesionalnya untuk sepakbola putri dan juga sudah mulai rutin dilakukannya kompetisi antar klub bertajuk Pertiwi. Namun dengan dua kompetisi itu saja kami kira tidaklah cukup, karena faktanya pembinaan putri di daerah-daerah jumlahnya banyak sekali, setekah kita melakukan pemetaan, ternyata di semua provinsi banyak sekali terdapat pusat-pusat latihan atau klub-klub olahraga putri," terangnya.
"Itulah yang juga salah satu bagian penting yang mengilhami kami untuk segera bagaimana potensi yang banyak tadi, latihan yang sudah banyak tadi di daerah-daerah itu ada tujuan akhir yang lebih jelas, yaitu sebuah pemusatan latihan yang lebih terukur, sistematis ditingkat nasional, sehingga pintu menuju Timnas itu menjadi lebih mudah, sehingga di sini tidak membentuk Timnas, namun membentuk individu-individu pesepakbola putri yang andal," pungkasnya.
Staf khusus Menpora bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga, Mahfudin Nigara menegaskan bahwa program yang akan dilakukan Kemenpora, tujuannya bukan untuk membuat klub. (Lihat Grafis: Nominasi Peraih The Best FIFA 2020, Lewandowski di Depan Messi dan CR7 )
"Program ini adalah sebuah batu loncatan yang harus dilewati oleh pemain putri kita, supaya mendapatkan atmosfir pembinaan yang lebih baik lagi ditambah nanti akan mengikuti segenap rangkaian pertandingan dan tujuan kami bukan membuat klub. Klo tujuannya membuat klub, pasti para Asprov marah, jangankan Asprov, saya pun sebagai staf khusus tidak menyetujui itu," tegasnya
Di sisi lain, Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya menyambut baik program yang tengah di godok Kemenpora tersebut. Menurutnya, itu merupakan gagasan yang sangat baik dan luar biasa, disaat pembinaan sepakbola putri Indonesia belum ada yang betul-betul bisa diselenggarakan setiap tahun berlangsung dengan pasti.
"Mengukur sebuah prestasi disepakbola putri kita itu sangat sulit. Menpora membuat sebuah ide, kemudian membuka program PPLM ini untuk menjaring talenta-talenta terbaik masuk di dalamnya secara khusus untuk dibina dan ini merupakan solusi untuk sebuah kebuntuan pembinaan, karena terdapat kendala-kendala sebelumnya," ucap pria bintang satu di korps kepolisian itu.
"Tim putri itu sendiri memberikan harapan kepada kita, di mana mungkina suatu saat nanti tim putranya sedang tidak bagus prestasinya, paling tidak putrinya bisa melapis. Itu terjadi di kami PON DKI. Tim putra kita tidak lolos, ternyata tim putrinya yang lolos. Ketika tim putri mau dimajukan melalui sebuah langkah dari Kemenpora, saya sangat mengapresiasi sekali. Mudah-mudahan ini menjadi jalan terang buat sepakbola putri kita untuk berkembang lebih maju," pungkas pria yang juga sebagai tenaga ahli Menpora itu.
Sementara itu, Ketua Sepak bola Wanita Indonesia, papat Yunisal mengatakan jika program Kemenpora ini sejalan dengan misi federasi. "Ini rencana yang bagus sekali, karena sejalan dengan kita dan federasi PSSI juga akan mengadakan pembinaan usia muda serta menggelar sejumlah event-event untuk sepakbola putri," ucapnya.
Papat pun mengungkapkan jika dirinya memiliki sistem untuk menjaring para taelnta pesepakbola putri yang digagas Kemenpora ini. "Teknik saya sitemnya perorangan dengan membuat video sesuai dengan apa yang kita inginkan yang dikirimkan secara online, karena melihat kondisi sekarang yang di era pandemi Covid-19, kemudian baru kita seleksi oleh tim yang dibuat khusus dengan bekerjasama dengan PSSI," ucapnya.
Lihat Juga: Erick Thohir Salaman dengan Tim Geypens dan Dion Markx, Dua Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia
(mirz)