Berkuasa di Liga Domestik, Eropa Beda Cerita
loading...
A
A
A
MILAN - AC Milan dan Tottenham Hotspur memiliki cerita berbeda tentang perjalanan mereka di liga domestik dan Eropa. Di kompetisi domestik, mereka terlihat melaju mulus dengan menempati peringkat pertama klasemen sementara. Totteham berkuasa di Inggris, Milan adalah pemuncak Seri A. Namun, di Eropa, perjalanannya tak semudah itu. Mereka masih belum bisa memastikan tiket ke babak 32 besar.
Seperti Milan. Kewaspadaan menyelimuti tim Kota Mode terkait keberlangsungan nasib di Liga Europa musim ini. Pertandingan melawan Glasgow Celtic di San Siro dini hari nanti begitu krusial. Kegagalan mengamankan tiga poin bakal membuat peluang I Rossoneri lolos ke babak 32 besar akan semakin sulit. Situasi terbilang cukup pelik. Saat ini, Milan berada di posisi kedua Grup H (tujuh poin) terpaut satu angka dari pemuncak klasemen sementara Lille OSC (delapan poin), tetapi mereka juga ditempel Sparta Praha di peringkat ketiga (enam poin). (Baca: Ditahan Imbang Lille, Milan Gagal Balas Dendam)
Merebut puncak klasemen Grup H juga tidak mudah mengingat Milan gagal memang melawan Lille di dua pertemuan, yakni kalah 0-3 di kandang (6/11) dan 1-1 saat tandang (27/11). Opsi paling realistis Milan melaju ke babak 32 besar adalah mengamankan posisi runner-up.
Milan bahkan bisa lolos lebih cepat jika berhasil menundukkan Celtic dan pada saat bersamaan Sparta kalah dari Lille. Dengan demikian, peluang wakil Republik Ceko tersebut otomatis tertutup dan Milan mengunci posisi kedua. Kalaupun kalah di pertandingan terakhir melawan Sparta, Kamis (10/12), Raihan poin maksimal I Rossoneri adalah 10, sedangkan Sparta sembilan.
Menjamu Celtic, Milan jelas difavoritkan. Dari head to head mereka meraih empat kemenangan di empat pertemuan terakhir di kompetisi Eropa. Milan juga memiliki catatan kandang yang baik. Tercatat, dari 13 pertandingan kandang terakhir di San Siro, Gianluigi Donnarumma dkk mengemas sembilan kemenangan, satu imbang dan kalah tiga kali. (Baca juga: Manfaat Air Rebusa Jahe di Pagi Hari)
Itu berbanding dengan Celtic yang kesulitan kala bermain tandang. Dari 22 pertandingan tandang terakhir Liga Europa, tim berjuluk The Boys tersebut menelan 11 kekalahan. Celtic juga tidak memiliki motivasi kuat lantaran telah dipastikan gagal melaju ke babak 32 besar. Mereka terpuruk di dasar klasemen sementara Grup H. Dari empat pertandingan, pasukan Neil Lennon baru mengemas satu poin.
Kondisi Milan tergolong kondusif. Meski pelatih Stefano Pioli belum bisa mendampingi karena masih menjalani pemulihan Covid-19, instruksinya akan dijalankan Daniele Bonera yang bakal memimpin tim seperti di tiga pertandingan sebelumnya.
Hasilnya cukup baik, Milan meraih dua kemenangan dan satu imbang termasuk saat mengalahkan AC Fiorentina di Seri A, Minggu (29/11). I Rossoneri memuncaki klasemen sementara Seri A dengan 23 poin, berjarak lima poin dari Inter Milan di posisi kedua.
Bonera menilai, soliditas Milan sangat baik sehingga selalu memiliki motivasi ekstra meraih hasil bagus di setiap pertandingan dan kini bertekad melanjutkannya saat melawan Celtic. (Baca juga: DPR Harap Kerawanan Pilkada di Papua Mampu Diredam)
“Tim yang hebat dengan mengalahkan Fiorentina dan kami ingin melakukan hal serupa di Liga Europa lagi (versus Celtic). Kami terus berkembang karena kami menikmati pekerjaan, menikmati tantangan, dan menghabiskan waktu bersama,” ungkap Bonera dilansir football-italia.net.
Dari komposisi pemain, Bonera tidak bisa menurunkan Zlatan Ibrahimovic, Samu Castillejo dan Rafael Leao yang cedera. Sementara Ismael Bennacer belum fit. Namun, Alexis Saelemaekers kemungkinan bisa tampil bersama Sandro Tonali dan Franck Kessie di lini tengah. Mereka akan mendukung Ante Rebic yang diandalkan sebagai ujung tombak. Di lini belakang, Donnarumma dilapisi duet Alessio Romagnoli dan Matteo Gabbia.
Di Grup J, Tottenham Hotspur yang bertandang ke Linzer Stadion, markas LASK Linz juga belum dapat kepastian lolos. Mereka minimal butuh hasil imbang untuk lolos ke 32 besar. Saat ini, The Lilywhites memiliki poin sama dengan Antwerp yang memuncaki klasemen sementara Grup J (sembilan poin). Kepercayaan diri Tottenham sedang tinggi, berbekal belum terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir semua kompetisi. (Baca juga: OJK Dorong Literasi Keuangan Milenial di Kalbar)
Pelatih Jose Mourinho kemungkinan akan melakukan rotasi mengingat, Minggu (6/12), sang pemuncak klasemen sementara Liga Primer tersebut menjamu Arsenal di Tottenham Hotspur Stadium. Harry Kane, Song Heung Min, dan Hugo Lloris akan diistirahatkan. Posisi mereka digantikan Joe Hart, Dele Alli, Lucas Moura, dan Carlos Vinicius. Tottenham diharapkan mampu mengulangi kesuksesan seperti saat menang 3-0 atas LASK di pertemuan pertama, November lalu.
Kendati demikian, Mou menegaskan timnya profesional dan ingin meraih kesuksesan di semua kompetisi yang mereka ikuti, terutama Liga Europa. Pelatih Portugal tersebut menilai apa pun kompetisinya selalu penting sehingga harus selalu memberikan totalitas di setiap pertandingan. (Lihat videonya: 5 Tips Aman Menerima Paket Disaat Pandemi Covid-19)
“Jika kami memutuskan bahwa salah satu kompetisi tidak penting bagi kami, kami bertentangan dengan sifat klub, kami melawan sifat kami sendiri, kami melawan ambisi kami karena selain Liga Primer, kami juga memiliki ambisi di Liga Europa dan Piala Liga. Kami memiliki hak kami untuk mencoba dan berjuang untuk kompetisi,” tandas Mou. (Alimansyah)
Seperti Milan. Kewaspadaan menyelimuti tim Kota Mode terkait keberlangsungan nasib di Liga Europa musim ini. Pertandingan melawan Glasgow Celtic di San Siro dini hari nanti begitu krusial. Kegagalan mengamankan tiga poin bakal membuat peluang I Rossoneri lolos ke babak 32 besar akan semakin sulit. Situasi terbilang cukup pelik. Saat ini, Milan berada di posisi kedua Grup H (tujuh poin) terpaut satu angka dari pemuncak klasemen sementara Lille OSC (delapan poin), tetapi mereka juga ditempel Sparta Praha di peringkat ketiga (enam poin). (Baca: Ditahan Imbang Lille, Milan Gagal Balas Dendam)
Merebut puncak klasemen Grup H juga tidak mudah mengingat Milan gagal memang melawan Lille di dua pertemuan, yakni kalah 0-3 di kandang (6/11) dan 1-1 saat tandang (27/11). Opsi paling realistis Milan melaju ke babak 32 besar adalah mengamankan posisi runner-up.
Milan bahkan bisa lolos lebih cepat jika berhasil menundukkan Celtic dan pada saat bersamaan Sparta kalah dari Lille. Dengan demikian, peluang wakil Republik Ceko tersebut otomatis tertutup dan Milan mengunci posisi kedua. Kalaupun kalah di pertandingan terakhir melawan Sparta, Kamis (10/12), Raihan poin maksimal I Rossoneri adalah 10, sedangkan Sparta sembilan.
Menjamu Celtic, Milan jelas difavoritkan. Dari head to head mereka meraih empat kemenangan di empat pertemuan terakhir di kompetisi Eropa. Milan juga memiliki catatan kandang yang baik. Tercatat, dari 13 pertandingan kandang terakhir di San Siro, Gianluigi Donnarumma dkk mengemas sembilan kemenangan, satu imbang dan kalah tiga kali. (Baca juga: Manfaat Air Rebusa Jahe di Pagi Hari)
Itu berbanding dengan Celtic yang kesulitan kala bermain tandang. Dari 22 pertandingan tandang terakhir Liga Europa, tim berjuluk The Boys tersebut menelan 11 kekalahan. Celtic juga tidak memiliki motivasi kuat lantaran telah dipastikan gagal melaju ke babak 32 besar. Mereka terpuruk di dasar klasemen sementara Grup H. Dari empat pertandingan, pasukan Neil Lennon baru mengemas satu poin.
Kondisi Milan tergolong kondusif. Meski pelatih Stefano Pioli belum bisa mendampingi karena masih menjalani pemulihan Covid-19, instruksinya akan dijalankan Daniele Bonera yang bakal memimpin tim seperti di tiga pertandingan sebelumnya.
Hasilnya cukup baik, Milan meraih dua kemenangan dan satu imbang termasuk saat mengalahkan AC Fiorentina di Seri A, Minggu (29/11). I Rossoneri memuncaki klasemen sementara Seri A dengan 23 poin, berjarak lima poin dari Inter Milan di posisi kedua.
Bonera menilai, soliditas Milan sangat baik sehingga selalu memiliki motivasi ekstra meraih hasil bagus di setiap pertandingan dan kini bertekad melanjutkannya saat melawan Celtic. (Baca juga: DPR Harap Kerawanan Pilkada di Papua Mampu Diredam)
“Tim yang hebat dengan mengalahkan Fiorentina dan kami ingin melakukan hal serupa di Liga Europa lagi (versus Celtic). Kami terus berkembang karena kami menikmati pekerjaan, menikmati tantangan, dan menghabiskan waktu bersama,” ungkap Bonera dilansir football-italia.net.
Dari komposisi pemain, Bonera tidak bisa menurunkan Zlatan Ibrahimovic, Samu Castillejo dan Rafael Leao yang cedera. Sementara Ismael Bennacer belum fit. Namun, Alexis Saelemaekers kemungkinan bisa tampil bersama Sandro Tonali dan Franck Kessie di lini tengah. Mereka akan mendukung Ante Rebic yang diandalkan sebagai ujung tombak. Di lini belakang, Donnarumma dilapisi duet Alessio Romagnoli dan Matteo Gabbia.
Di Grup J, Tottenham Hotspur yang bertandang ke Linzer Stadion, markas LASK Linz juga belum dapat kepastian lolos. Mereka minimal butuh hasil imbang untuk lolos ke 32 besar. Saat ini, The Lilywhites memiliki poin sama dengan Antwerp yang memuncaki klasemen sementara Grup J (sembilan poin). Kepercayaan diri Tottenham sedang tinggi, berbekal belum terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir semua kompetisi. (Baca juga: OJK Dorong Literasi Keuangan Milenial di Kalbar)
Pelatih Jose Mourinho kemungkinan akan melakukan rotasi mengingat, Minggu (6/12), sang pemuncak klasemen sementara Liga Primer tersebut menjamu Arsenal di Tottenham Hotspur Stadium. Harry Kane, Song Heung Min, dan Hugo Lloris akan diistirahatkan. Posisi mereka digantikan Joe Hart, Dele Alli, Lucas Moura, dan Carlos Vinicius. Tottenham diharapkan mampu mengulangi kesuksesan seperti saat menang 3-0 atas LASK di pertemuan pertama, November lalu.
Kendati demikian, Mou menegaskan timnya profesional dan ingin meraih kesuksesan di semua kompetisi yang mereka ikuti, terutama Liga Europa. Pelatih Portugal tersebut menilai apa pun kompetisinya selalu penting sehingga harus selalu memberikan totalitas di setiap pertandingan. (Lihat videonya: 5 Tips Aman Menerima Paket Disaat Pandemi Covid-19)
“Jika kami memutuskan bahwa salah satu kompetisi tidak penting bagi kami, kami bertentangan dengan sifat klub, kami melawan sifat kami sendiri, kami melawan ambisi kami karena selain Liga Primer, kami juga memiliki ambisi di Liga Europa dan Piala Liga. Kami memiliki hak kami untuk mencoba dan berjuang untuk kompetisi,” tandas Mou. (Alimansyah)
(ysw)