Dominasi Tim Elite di 32 Besar Liga Europa
loading...
A
A
A
LONDON - Tim-tim unggulan melenggang mulus ke babak 32 besar Liga Europa . salah satu yang menunjukkan kinerja menjanjikan adalah Tottenham Hotspur. The Lilywhites keluar sebagai juara Grup J seusai menundukkan Antwerp 2-0, Jumat (11/12).
Gol-gol dari Carlos Vinicius (57) dan Giovanni Lo Celso (71) memastikan kemenangan keempat Tottenham dalam enam pertandingan Grup J. Mereka bertakhta di puncak klasemen akhir Grup J dengan 13 poin. Hal itu menegaskan bahwa laju Tottenham di pentas Eropa tidak bisa dipandang sebelah mata. (Baca: Komisi X Dorong Munculnya Penggerak Literasi Desa)
Mereka memenangkan tujuh dari sembilan pertandingan di kompetisi Eropa di musim 2020/21, termasuk babak kualifikasi. Secara keseluruhan, Tottenham belum terkalahkan dalam sembilan pertandingan terakhir semua kompetisi (tujuh menang, dua imbang). Kemenangan atas Antwerp membuat pelatih Jose Mourinho puas karena strateginya menurunkan pemain-pemain lapis dua berjalan cukup baik.
Dia baru menurunkan pemain-pemain utamanya seperti Harry Kane, Son Heung Min dan Moussa Sissoko di pertengahan babak kedua. Mourinho menyadari bahwa pergantian pemain yang dilakukannya mungkin tidak membuat beberapa pemainnya senang seperti Harry Winks.
Dia langsung masuk ke ruang ganti setelah digantikan Tanguy Ndombele serta Delle Alli yang juga meninggalkan bangku cadangan lantaran hingga lima pergantian pemain, dia tidak terpilih. Menurut The Special One, perasaan kecewa karena diganti atau tidak dimainkan adalah sesuatu yang wajar.
Namun, Dia berharap anggota skuadnya memahami karena yang dilakukannya semata-mata demi kebaikan Tottenham. “Setiap pemain yang meninggalkan lapangan untuk mandi karena cuaca dingin. Beberapa memutuskan untuk pergi dan beberapa memutuskan untuk tetap di bench. Pekerjaan mustahil membuat semua orang senang,” ungkap Mourinho dilansir bbc. (Baca juga: Biaya Kesehatan di Indonesia Diperkirakan Naik pada 2021)
Pelatih Portugal tersebut tentu ingin keseimbangan skuadnya terjaga sehingga mampu mengarungi padatnya jadwal pertandingan. Setelah Antwerp, Tottenham bertandang ke Selhust Park, markas Crystal Palace, Minggu (13/12). Kemenangan bakal melanggengkan The Lilywhites yang saat ini bertakhta di puncak klasemen sementara Liga Primer (24 poin).
Pada pertandingan pamungkas fase grup Liga Europa lainnya, AC Milan menang 1-0 atas Sparta Praha. Gol semata wayang Jens Petter Hauge (23) memastikan I Rossoneri menjuarai Grup H dengan 13 poin. Dari enam pertandingan, Milan mengumpulkan empat kemenangan, satu imbang dan hanya satu kali kalah.
Menariknya, Milan memperpanjang kiprah sensasional mereka di bawah pelatih Stefano Pioli. Tercatat, I Rossoneri hanya mengalami satu kekalahan di pertandingan semua kompetisi sejak Maret. Meski demikian, Pioli menilai performa impresif Milan sejauh ini adalah berkat sikap dan komitmen para pemainnya.
Pioli mengungkapkan timnya selalu berusaha maksimal di setiap pertandingan dan selalu lapar menantikan pertandingan selanjutnya. Itulah kekuatan terbesar Milan. Mantan pelatih SS Lazio dan AC Fiorentina tersebut mengungkapkan dan para pemain yang jarang bermain adalah orang-orang yang paling penting, karena memungkinkannya menjaga tempo dalam latihan dan menjaga kebugaran tim ketika dihadapkan dengan jadwal padat. (Baca juga: Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien)
Gol-gol dari Carlos Vinicius (57) dan Giovanni Lo Celso (71) memastikan kemenangan keempat Tottenham dalam enam pertandingan Grup J. Mereka bertakhta di puncak klasemen akhir Grup J dengan 13 poin. Hal itu menegaskan bahwa laju Tottenham di pentas Eropa tidak bisa dipandang sebelah mata. (Baca: Komisi X Dorong Munculnya Penggerak Literasi Desa)
Mereka memenangkan tujuh dari sembilan pertandingan di kompetisi Eropa di musim 2020/21, termasuk babak kualifikasi. Secara keseluruhan, Tottenham belum terkalahkan dalam sembilan pertandingan terakhir semua kompetisi (tujuh menang, dua imbang). Kemenangan atas Antwerp membuat pelatih Jose Mourinho puas karena strateginya menurunkan pemain-pemain lapis dua berjalan cukup baik.
Dia baru menurunkan pemain-pemain utamanya seperti Harry Kane, Son Heung Min dan Moussa Sissoko di pertengahan babak kedua. Mourinho menyadari bahwa pergantian pemain yang dilakukannya mungkin tidak membuat beberapa pemainnya senang seperti Harry Winks.
Dia langsung masuk ke ruang ganti setelah digantikan Tanguy Ndombele serta Delle Alli yang juga meninggalkan bangku cadangan lantaran hingga lima pergantian pemain, dia tidak terpilih. Menurut The Special One, perasaan kecewa karena diganti atau tidak dimainkan adalah sesuatu yang wajar.
Namun, Dia berharap anggota skuadnya memahami karena yang dilakukannya semata-mata demi kebaikan Tottenham. “Setiap pemain yang meninggalkan lapangan untuk mandi karena cuaca dingin. Beberapa memutuskan untuk pergi dan beberapa memutuskan untuk tetap di bench. Pekerjaan mustahil membuat semua orang senang,” ungkap Mourinho dilansir bbc. (Baca juga: Biaya Kesehatan di Indonesia Diperkirakan Naik pada 2021)
Pelatih Portugal tersebut tentu ingin keseimbangan skuadnya terjaga sehingga mampu mengarungi padatnya jadwal pertandingan. Setelah Antwerp, Tottenham bertandang ke Selhust Park, markas Crystal Palace, Minggu (13/12). Kemenangan bakal melanggengkan The Lilywhites yang saat ini bertakhta di puncak klasemen sementara Liga Primer (24 poin).
Pada pertandingan pamungkas fase grup Liga Europa lainnya, AC Milan menang 1-0 atas Sparta Praha. Gol semata wayang Jens Petter Hauge (23) memastikan I Rossoneri menjuarai Grup H dengan 13 poin. Dari enam pertandingan, Milan mengumpulkan empat kemenangan, satu imbang dan hanya satu kali kalah.
Menariknya, Milan memperpanjang kiprah sensasional mereka di bawah pelatih Stefano Pioli. Tercatat, I Rossoneri hanya mengalami satu kekalahan di pertandingan semua kompetisi sejak Maret. Meski demikian, Pioli menilai performa impresif Milan sejauh ini adalah berkat sikap dan komitmen para pemainnya.
Pioli mengungkapkan timnya selalu berusaha maksimal di setiap pertandingan dan selalu lapar menantikan pertandingan selanjutnya. Itulah kekuatan terbesar Milan. Mantan pelatih SS Lazio dan AC Fiorentina tersebut mengungkapkan dan para pemain yang jarang bermain adalah orang-orang yang paling penting, karena memungkinkannya menjaga tempo dalam latihan dan menjaga kebugaran tim ketika dihadapkan dengan jadwal padat. (Baca juga: Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien)