Selalu Apes, Mou Coba Melawan Kutukan Klopp

Rabu, 16 Desember 2020 - 11:34 WIB
loading...
Selalu Apes, Mou Coba Melawan Kutukan Klopp
Kedatangan Juergen Klopp ke Inggris seolah menjadi kutukan untuk Jose Mourinho mendapatkan trofi Liga Primer. Foto/dok
A A A
LIVERPOOL - Kedatangan Juergen Klopp ke Inggris seolah menjadi kutukan untuk Jose Mourinho mendapatkan trofi Liga Primer. Bahkan, sejak pelatih asal Jerman itu menukangi Liverpool, Mourinho mengalami nasib sial karena dipecat dua klub berbeda.

Petualangan Klopp dimulai pada 2015, tepat setelah Mourinho mengangkat trofi Liga Primer bersama Chelsea di musim 2014/2015. Pelatih asal Portugal itu mengangkat trofi ketiga kali di periode keduanya bersama The Blues. (Baca: Liverpool Nyaris Tumbang, Klop Persoalkan Gol Fulham)

Nah, setelah itu, pada Desember 2015, atau sekitar dua bulan setelah kedatangan Klopp , Mourinho mengakhiri kerja sama dengan Chelsea. Penyebabnya, The Blues menelan sembilan kekalahan dari 16 pertandingan di Liga Primer.

Setelah itu, pelatih yang dijuluki The Special One itu mendarat di Manchester United (MU), salah satu tim impiannya. Mengawali musim dengan baik, dia memberikan tiga gelar buat The Red Devils: Liga Europa, Piala Liga, dan Community Shield.

Namun, di Liga Primer, MU hanya menempati posisi keenam klasemen akhir dan Mou melihat Chelsea mengangkat trofi bersama Antonio Conte yang menggantikan posisinya. Sementara Liverpool berada di urutan keempat. Di musim kedua, 2017/2018, Mourinho gagal memberikan trofi, dengan prestasi terbaiknya membawa MU di urutan dua klasemen akhir Liga Primer.

Posisi ini menjadi peringkat terbaik The Reds Devils sejak era Alex Ferguson. Pada saat bersamaan, Klopp berhasil membawa Liverpool ke final Liga Champions sebelum dikalahkan Real Madrid 1-3 dan menyelesaikan musim di urutan keempat klasemen akhir. (Baca juga: Ketika Musibah Datang sebagai Peringatan)

Petaka kemudian terjadi di musim 2018/2019. Mourinho gagal menyelesaikan kontrak tiga tahun bersama MU, karena diberhentikan di tengah jalan pada 18 Desember 2018 setelah hanya mendapatkan tujuh kemenangan dari 17 pertandingan. Klopp kemudian memberikan gelar Liga Champions pada pengujung musim. Setelah itu, pada 2019/2020, mantan pelatih Borussia Dortmund itu menghadirkan trofi Liga Primer yang sudah dinantikan dalam 30 tahun terakhir.

Entah ada hubungannya atau tidak, Mourinho seperti selalu menyindir Klopp. Menurut dia, tim-tim harus meniru apa yang dilakukan Liverpool dengan Klopp. “Berapa lama waktu yang dibutuhkan Klopp dan Liverpool? Empat tahun, empat musim. Membeli salah satu penjaga gawang terbaik di dunia, membeli salah satu bek tengah terbaik di dunia, dan seterusnya, dan seterusnya,” kata Mourinho, pada Juli 2020 saat sudah ditunjuk menjadi pelatih Tottenham Hotspur.

Dia mengatakan, fokusnya adalah bagaimana menjalani tiga musim kontraknya dan bagaimana bisa memenangkan trofi dalam durasi tersebut. Bicara gelar, The Lilywhites terakhir kali mengangkat trofi Piala Liga musim 2007/2008. Sementara Liga Primer terjadi pada musim 1960/1961. "Saya fokus pada kontrak tiga tahun saya. Saya yakin dalam kontrak tiga tahun saya, kami bisa memenangkan trofi," tandasnya. (Baca juga: Masker Wajah Mirip Power Ranger Cegah Infeksi Covid-19)

Musim ini, Mourinho memperlihatkan harapan tersebut. Sampai matchday 12, Harry Kane dkk berada di puncak klasemen unggul agregat gol dari Liverpool. Laga dini hari nanti di Stadion Anfield menjadi momen Mourinho menghilangkan kutukan dan bayangan Klopp.

Mungkin, inilah salah satu pertemuan ideal untuk Mourinho melawan skuad Klopp. Selain head to head langsung dalam perebutan gelar juara, situasi kedua tim juga hampir mirip. Sama-sama memiliki tujuh kemenangan, empat imbang, dan menelan sekali kekalahan. Liverpool lebih baik dari sisi produktivitas gol, sedangkan Tottenham didukung lini pertahanan yang rapat. Keduanya juga sama-sama menelan hasil imbang di pekan ke-12.

Liverpool bermain imbang 1-1 melawan Fulham, pun dengan Tottenham yang berbagi angka 1-1 menghadapi Crystal Palace. "Kami tidak senang dengan hasil 1-1, tapi tidak apa-apa, itu memberi kami bahan bakar untuk Rabu dan kami siap bermain lagi," ungkap pemain tengah Tottenham Pierre-Emile Hojbjerg. (Baca juga: Guardiola: Arsenal Harus Percaya Pada Arteta)

Jika ada yang mengkhawatirkan adalah rekor pertemuan. Mourinho belum pernah menang melawan Klopp. Dari lima pertemuan, tiga pertandingan berakhir dengan skor imbang, dua lainnya berujung kekalahan untuk Mourinho.

Tottenham juga kurang bersinar saat bersua The Reds. Kane dkk hanya menang dalam 26 lawatan ke Anfield. Dalam 25 pertemuan lainnya, Tottenham delapan kali kalah dan 17 laga lainnya berakhir imbang. Lebih parah, kemenangan terakhir Tottenham di Anfield terjadi pada Mei 2011 saat masih ditukangi Harry Redknapp.

Jika ada yang menguntungkan Tottenham, itu adalah kondisi skuad tuan rumah yang berantakan. Situasi tersebut bahkan memaksa Liverpool memainkan Jordan Henderson dan Fabinho sebagai bek tengah saat melawan Fulham karena Joel Matip mengalami masalah punggung.

Matip bergabung dengan daftar panjang masalah cedera yang di sana ada Diogo Jota dan Kostas Tsimikas. Mereka bisa absen hingga dua bulan setelah mengalami cedera pada pertandingan Liga Champions melawan FC Midtjylland. Virgil van Dijk, Thiago Alcantara, Joe Gomez, James Milner, dan Xherdan Shaqiri juga tetap absen ditambah Naby Keita. (Baca juga: Somalia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Kenya)

Klopp berharap Matip akan fit saat menghadapi Tottenham. “Saya sebenarnya berharap Matip akan baik-baik saja, tapi saya tidak tahu. Kemudian kami harus menemukan solusi, begitulah musim sepak bola," tandas Klopp.

Selain itu, Liverpool juga memiliki motivasi memberikan persembahan untuk mantan pelatih mereka, Gerard Houllier, yang meninggal pada 14 Desember 2020. Houllier meninggal dunia beberapa hari setelah menjalani operasi jantung. (Ma'ruf)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1037 seconds (0.1#10.140)