Lampard Sesumbar Bakal Selamatkan Chelsea dari Kehancuran
loading...
A
A
A
LONDON - Pelatih Chelsea , Frank Lampard berada dalam tekanan setelah pasukannya merasakan lima kekalahan dalam delapan laga terakhir di Liga Primer 2020/2021. Namun, dia enggan menyerah dan bersumpah akan menyelamatkan The Blues dari kehancuran.
Lampard tercatat sebagai legendaris klub London Barat itu. Dia telah mengoleksi 211 gol selama 13 musim menjadi pemain Chelsea dari 2001 hingga 2014. Namun, itu tak jadi jaminan pelatih asal Inggris itu akan selamat dari pemecatan.
Pasalnya, Lampard dianggap gagal memenuhi target membantu Chelsea bersaing dalam perebutan gelar juara Liga Primer musim ini. N’Golo Kante dkk saat ini tercecer di peringkat kedelapan dan tertinggal sebelas poin dari Manchester United (MU) di puncak klasemen.
Padahal, Lampard sudah menghabiskan sekitar 253 juta poundsterling (Rp4,8 triliun) untuk menghadirkan pemain-pemain baru seperti Timo Werner, Kai Havertz, Hakim Ziyech, dan Ben Chilwell.
Namun, Lampard enggan menyerah. Dia masih yakin bisa mengembalikan armadanya ke jalur yang tepat. "Saya seorang pejuang dan terpenting. Begitulah cara saya berhasil membuat karier di luar permainan sebagai pemain. Saya adalah pelatih klub yang saya cintai,” ucapnya, dikutip The Sun.
Lampard menegaskan tidak ada niatan untuk mundur seperti keinginan fans. “Ketika saya berkemas, saya bisa benar-benar keluar dari sepak bola. Saya suka fakta jika ada masa-masa sulit dan Anda berjuang untuk keluar darinya, dan saya menyertakan para pemain juga,” lanjut Lampard.
“Itu adalah perasaan terbaik dalam sepak bola. Perasaan terbaik yang mungkin Anda miliki. Ini tidak akan menjadi 4-2-3-1 atau 4-3-3 yang akan memenangkan pertandingan yang kami butuhkan dalam jangka pendek. Itu akan menjadi hasrat, keinginan dan kebersamaan tim,” katanya lagi.
Selain menjadi top skor sepanjang masa Chelsea, Lampard juga memenangkan semua penghargaan domestik dan Eropa sebagai pemain Chelsea. Tapi, sekarang kontrak tiga tahun yang mengikatnya terancam diputus jika gagal memulihkan performa klub.
Momen itu bisa didapat saat Chelsea meladeni klub Championship, Luton Town, pada perempat final Piala FA, Minggu (24/1/2021). “Sebagai pemain saya bertanya-tanya,‘ Seperti apa masa-masa sulit sebagai manajer? Bagaimana perbedaan tanggung jawab sebagai manajer dengan pemain?” ujarnya.
“Saya bertanya-tanya seperti apa masa-masa sulit itu. Dan itu baik-baik saja. Itu adalah apa adanya. Anda harus pergi ke manajemen yang ingin menangani tekanan, ingin menangani kesuksesan dengan bersikap rendah hati setiap saat,” pungkasnya.
Lampard tercatat sebagai legendaris klub London Barat itu. Dia telah mengoleksi 211 gol selama 13 musim menjadi pemain Chelsea dari 2001 hingga 2014. Namun, itu tak jadi jaminan pelatih asal Inggris itu akan selamat dari pemecatan.
Pasalnya, Lampard dianggap gagal memenuhi target membantu Chelsea bersaing dalam perebutan gelar juara Liga Primer musim ini. N’Golo Kante dkk saat ini tercecer di peringkat kedelapan dan tertinggal sebelas poin dari Manchester United (MU) di puncak klasemen.
Padahal, Lampard sudah menghabiskan sekitar 253 juta poundsterling (Rp4,8 triliun) untuk menghadirkan pemain-pemain baru seperti Timo Werner, Kai Havertz, Hakim Ziyech, dan Ben Chilwell.
Namun, Lampard enggan menyerah. Dia masih yakin bisa mengembalikan armadanya ke jalur yang tepat. "Saya seorang pejuang dan terpenting. Begitulah cara saya berhasil membuat karier di luar permainan sebagai pemain. Saya adalah pelatih klub yang saya cintai,” ucapnya, dikutip The Sun.
Lampard menegaskan tidak ada niatan untuk mundur seperti keinginan fans. “Ketika saya berkemas, saya bisa benar-benar keluar dari sepak bola. Saya suka fakta jika ada masa-masa sulit dan Anda berjuang untuk keluar darinya, dan saya menyertakan para pemain juga,” lanjut Lampard.
“Itu adalah perasaan terbaik dalam sepak bola. Perasaan terbaik yang mungkin Anda miliki. Ini tidak akan menjadi 4-2-3-1 atau 4-3-3 yang akan memenangkan pertandingan yang kami butuhkan dalam jangka pendek. Itu akan menjadi hasrat, keinginan dan kebersamaan tim,” katanya lagi.
Selain menjadi top skor sepanjang masa Chelsea, Lampard juga memenangkan semua penghargaan domestik dan Eropa sebagai pemain Chelsea. Tapi, sekarang kontrak tiga tahun yang mengikatnya terancam diputus jika gagal memulihkan performa klub.
Momen itu bisa didapat saat Chelsea meladeni klub Championship, Luton Town, pada perempat final Piala FA, Minggu (24/1/2021). “Sebagai pemain saya bertanya-tanya,‘ Seperti apa masa-masa sulit sebagai manajer? Bagaimana perbedaan tanggung jawab sebagai manajer dengan pemain?” ujarnya.
Baca Juga
“Saya bertanya-tanya seperti apa masa-masa sulit itu. Dan itu baik-baik saja. Itu adalah apa adanya. Anda harus pergi ke manajemen yang ingin menangani tekanan, ingin menangani kesuksesan dengan bersikap rendah hati setiap saat,” pungkasnya.
(mirz)