Gagal Kuasai Thailand Open, Kelemahan Praveen/Melati Diumbar

Senin, 25 Januari 2021 - 19:30 WIB
loading...
Gagal Kuasai Thailand Open, Kelemahan Praveen/Melati Diumbar
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti gagal meraih gelar juara Thailand Open 2021. Kelemahan keduanya diumbar. Foto: twitter
A A A
BANGKOK - Pasangan ganda campuran Indonesia , Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti gagal meraih gelar juara di Thailand Open 2021. Dari dua seri yang dilangsungkan di Bangkok secara berurutan,mereka hanya tampil bagus di edisi pertama.



Praveen/Melati yang sejatinya termasuk unggulan cukup diharapkan untuk membawa pulang gelar juara. Pada gelaran Yonex Thailand Open 2021, pasangan ini tampil bagus dan mampu menembus partai final.

Harus disayangkan karena Praveen/Melati justru tumbang di laga puncak oleh wakil tuan rumah, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai lewat pertarungan sengit tiga gim, 3-21, 22-20, dan 18-21.

Sementara itu, pada Toyota Thailand Open 2021, mereka harus tersingkir di babak pertama (32 besar). Berhadapan dengan pasangan Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue, Praveen/Melati yang merupakan peringkat empat dunia justru tumbang 21-14, 9-21, 13-21.

Menanggapi hasil tersebut, pelatih ganda campuran, Nova Widianto menerangkan bahwa Praveen/Melati masih terlalu mudah membuang poin. Selain itu, hasrat untuk meraih kemenangan juga dinilai masih kurang.

“Jordan/Melati secara hasilnya tidak maksimal di dua pertandingan ini. Permainan juga kendalanya sama, masih banyak buang poin gampang, tapi yang kelihatan dari komunikasi, dan gregetnya kurang,” ujar Nova, dikutip dari laman resmi PBSI.

“Kita tidak masalahkan hasil, asal main sudah maksimal. Cuma di dua pertandingan ini saya liat gregetnya jauh tidak seperti waktu All England. Waktu keadaan tertekan, jadi gampang menyerah,” sambung legenda bulu tangkis Indonesia tersebut.

“Dari segi permaianan, musuh sudah pasti mempelajari keunggulan dari permainan Jordan/Melelati dan mereka kurang siap dengan itu,” tambahnya.

Meski begitu, Nova tidak mau menyalahkan anak didiknya saja. Sebagai pelatih, Nova juga merasa bertanggung jawab atas kegagalan ini. Ia hanya berharap agar di turnamen berikutnya para pemain bisa menampilkan performa yang jauh lebih baik.



“Evaluasinya semua yg sudah kalah selama dua turnamen ini hasilnya mengecewakan, tapi ini tetap jadi tanggung jawab kita sebagai pelatih. Lama tidak bertanding dan karantina di sini tidak bisa jadi alesan karna semua pemain juga mengalami,” papar Nova.
(mirz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1872 seconds (0.1#10.140)