Ronaldinho Ditahan di Kamar Hotel 30x15 meter Bertarif Rp5,4 Juta per Malam
loading...
A
A
A
ASUNCION -
Mantan bintang Brasil Ronaldinho menghabiskan pekan kedua sebagai tahanan rumah di Hotel Palmaroga, sebuah hotel eksklusif di Asuncion, Paraguay. Eks pemain Barcelona itu menikmati kamar mewah senilai USD 350 (Rp5,4 juta) semalam di hotel yang bergaya kolonial yang hanya beberapa blok dari kantor pusat pemerintah.
Di dalam sangkar emas yang ditempati Ronaldinho juga tersedia ruangan besar yang memungkinkan dia bisa menjaga keterampilan bersepak bola.
Pemenang Piala Dunia 2002 yang kini berusia 40 tahun dan saudara laki-laki sekaligus manajer bisnisnya Roberto de Assis Moreira, tengah menunggu persidangan atas dugaan menggunakan paspor palsu saat memasuki negara tersebut.
“Kami menyiapkan kamar, sekitar 30x15 meter, agar dia bisa melatih keterampilan juggling-nya,” kata manajer hotel Emilio Yegros kepada AFP dilansir standardmedia.co.ke.
“Dia sepertinya orang yang baik. Dia selalu tersenyum, seperti kakaknya,” imbuh Yegros. “Wajahnya telah berubah dibanding ketika hari pertamanya di sini. Saat dia tiba, dia tegang dan tampak stres.”
Ronaldinho menghabiskan hari-harinya dengan berolahraga di gym hotel, melatih keterampilan juggling legendarisnya dengan bola, dan berkeliling di aula seluas 6.000 meter persegi yang direnovasi pada 2019.
Ronaldinho dan Roberto termasuk di antara 16 tersangka dalam penyelidikan antikorupsi. Dia ditangkap pada 6 Maret karena menggunakan paspor Paraguay yang diduga palsu untuk memasuki negara itu dari Brasil, mereka menghadapi tuntutan lima tahun penjara jika terbukti bersalah.
Ronaldinho sempat mendekam di sel polisi selama 30 hari pertama penahanan mereka, sebelum pengadilan memerintahkan dibebaskan menjadi tahanan rumah di Palmaroga awal bulan ini.
"Fakta bahwa hotel tersebut dimiliki Barcelona Group yang berbasis di Spanyol, yang memiliki proyek konstruksi di Paraguay, adalah sebuah 'kebetulan murni' dan tidak ada hubungannya dengan mantan klub bintang itu," Yegros menjelaskan.
Namun, mantan pemain AC Milan dan Paris Saint-Germain itu dicegah menerima pengunjung di hotel di bawah protokol Paraguay melawan virus corona, yang secara resmi memiliki 161 orang yang terinfeksi hingga Jumat (17/4/2020), dengan delapan kematian.
Pengacara Ronaldinho dari Brasil, Sergio Queiroz mengatakan tidak ada dasar hukum untuk penahanannya. "Itu ilegal, abusif" katanya. "Mereka (Ronaldinho dan Roberto) tidak tahu bahwa dokumen yang mereka miliki adalah ilegal."
"Tinggalkan Ronaldinho sendirian," kata mantan pemenang Piala Dunia Argentina Jorge Valdano, yang sekarang menjadi pelatih di Spanyol. "Satu-satunya tempat Ronaldinho berperilaku seperti pembuat onar adalah di lapangan," katanya kepada sebuah koran Madrid.
Tapi jaksa penuntut umum Alicia Sapriza yakin. "Mereka tahu," katanya kepada AFP.
Apa yang coba digali oleh penyelidik adalah apakah mantan bintang itu telah dimanfaatkan pada dugaan pencucian uang dan operasi selundupan untuk menghilangkan kemungkinan kecurigaan.
Meskipun jaksa percaya saudaranya Roberto memikul lebih banyak tanggung jawab dalam kasus ini, Sapriza mengatakan: “Ronaldinho tidak mungkin tidak sadar. Dia tidak bisa mengklaim telah bertindak dengan itikad baik. "
Ronaldinho dan saudaranya pergi ke Asuncion pada 4 Maret dengan paspor Brasil sendiri tetapi menunjukkan paspor Paraguay pada saat kedatangan.
Lihat Juga: Rochy Putiray Bandingkan Zamannya dengan Era Shin Tae-yong: Pemain Timnas Indonesia Sekarang Beruntung!
Mantan bintang Brasil Ronaldinho menghabiskan pekan kedua sebagai tahanan rumah di Hotel Palmaroga, sebuah hotel eksklusif di Asuncion, Paraguay. Eks pemain Barcelona itu menikmati kamar mewah senilai USD 350 (Rp5,4 juta) semalam di hotel yang bergaya kolonial yang hanya beberapa blok dari kantor pusat pemerintah.
Di dalam sangkar emas yang ditempati Ronaldinho juga tersedia ruangan besar yang memungkinkan dia bisa menjaga keterampilan bersepak bola.
Pemenang Piala Dunia 2002 yang kini berusia 40 tahun dan saudara laki-laki sekaligus manajer bisnisnya Roberto de Assis Moreira, tengah menunggu persidangan atas dugaan menggunakan paspor palsu saat memasuki negara tersebut.
“Kami menyiapkan kamar, sekitar 30x15 meter, agar dia bisa melatih keterampilan juggling-nya,” kata manajer hotel Emilio Yegros kepada AFP dilansir standardmedia.co.ke.
“Dia sepertinya orang yang baik. Dia selalu tersenyum, seperti kakaknya,” imbuh Yegros. “Wajahnya telah berubah dibanding ketika hari pertamanya di sini. Saat dia tiba, dia tegang dan tampak stres.”
Ronaldinho menghabiskan hari-harinya dengan berolahraga di gym hotel, melatih keterampilan juggling legendarisnya dengan bola, dan berkeliling di aula seluas 6.000 meter persegi yang direnovasi pada 2019.
Ronaldinho dan Roberto termasuk di antara 16 tersangka dalam penyelidikan antikorupsi. Dia ditangkap pada 6 Maret karena menggunakan paspor Paraguay yang diduga palsu untuk memasuki negara itu dari Brasil, mereka menghadapi tuntutan lima tahun penjara jika terbukti bersalah.
Ronaldinho sempat mendekam di sel polisi selama 30 hari pertama penahanan mereka, sebelum pengadilan memerintahkan dibebaskan menjadi tahanan rumah di Palmaroga awal bulan ini.
"Fakta bahwa hotel tersebut dimiliki Barcelona Group yang berbasis di Spanyol, yang memiliki proyek konstruksi di Paraguay, adalah sebuah 'kebetulan murni' dan tidak ada hubungannya dengan mantan klub bintang itu," Yegros menjelaskan.
Namun, mantan pemain AC Milan dan Paris Saint-Germain itu dicegah menerima pengunjung di hotel di bawah protokol Paraguay melawan virus corona, yang secara resmi memiliki 161 orang yang terinfeksi hingga Jumat (17/4/2020), dengan delapan kematian.
Pengacara Ronaldinho dari Brasil, Sergio Queiroz mengatakan tidak ada dasar hukum untuk penahanannya. "Itu ilegal, abusif" katanya. "Mereka (Ronaldinho dan Roberto) tidak tahu bahwa dokumen yang mereka miliki adalah ilegal."
"Tinggalkan Ronaldinho sendirian," kata mantan pemenang Piala Dunia Argentina Jorge Valdano, yang sekarang menjadi pelatih di Spanyol. "Satu-satunya tempat Ronaldinho berperilaku seperti pembuat onar adalah di lapangan," katanya kepada sebuah koran Madrid.
Tapi jaksa penuntut umum Alicia Sapriza yakin. "Mereka tahu," katanya kepada AFP.
Apa yang coba digali oleh penyelidik adalah apakah mantan bintang itu telah dimanfaatkan pada dugaan pencucian uang dan operasi selundupan untuk menghilangkan kemungkinan kecurigaan.
Meskipun jaksa percaya saudaranya Roberto memikul lebih banyak tanggung jawab dalam kasus ini, Sapriza mengatakan: “Ronaldinho tidak mungkin tidak sadar. Dia tidak bisa mengklaim telah bertindak dengan itikad baik. "
Ronaldinho dan saudaranya pergi ke Asuncion pada 4 Maret dengan paspor Brasil sendiri tetapi menunjukkan paspor Paraguay pada saat kedatangan.
Lihat Juga: Rochy Putiray Bandingkan Zamannya dengan Era Shin Tae-yong: Pemain Timnas Indonesia Sekarang Beruntung!
(muh)