Kisah Arief Ramadhani Jadi Pelatih di Yao Ming Foundation

Senin, 26 April 2021 - 22:30 WIB
loading...
Kisah Arief Ramadhani Jadi Pelatih di Yao Ming Foundation
Arief Ramadhani sangat antusias ketika menceritakan pengalamannya saat bertemu langsung dengan bintang basket NBA asal China, Yao Ming / Dok: Arief Ramadhani
A A A
JAKARTA - Arief Ramadhani sangat antusias ketika menceritakan pengalamannya saat bertemu langsung dengan bintang basket NBA asal China, Yao Ming. Pertemuan itu bermula ketika dia bekerja sebagai konsultan Business Management Boeing di Kota Shanghai pada 2011.

Dari situlah Danny Duck panggilan akrab Arief bertemu pebasket idolanya yang pernah membela Houston Rockets pada 2002-2010. Yang paling istimewa adalah saat dia melamar menjadi volunteer pelatih basket di Yao Ming Foundation.

"Saat saya di Shanghai, salah satu rekan kerja lokal yang juga suka bermain basket bersama saya, memberikan info kepada saya untuk menjadi volunteer pelatih basket di Yao Ming Foundation. Lewat bantuannya saya melamar menjadi salah satu volunteer pelatih Yao Ming Foundation di district Shanghai dan berhasil lulus tes menjadi staf pelatih di sana," kenang Danny Duck dalam keterangan persnya, Senin (26/4/2021).

BACA JUGA: Insiden Berkerumun Usai Persija Juara Piala Menpora, The Jakmania Sampaikan Permintaan Maaf

"Mungkin yang membuat saya senang dan berkesan, saya adalah orang Indonesia pertama yang dipercaya dan ditunjuk langsung oleh Yao Ming Saya sebagai "Youth Development Program Manager" selama hampir 3 tahun lamanya (2013-2016), sebelum akhirnya saya kembali lagi ke Indonesia di tahun 2016," tambah Danny Duck yang juga aktif sebagai Sekjen di Komunitas Manusia Basket Indonesia (MBI).

Lebih lanjut, Danny Duck menjelaskan program Yao Ming Foundation ini merupakan gagasan Yao Ming langsung untuk mengenalkan olahraga basket di China, khususnya pada usia dini mulai dari usia 8-16 tahun. Pria berusia 52 tahun itu mengatakan, selama bekerja sebagai pelatih, tidak ada latihan game. Yang ada, tambah Danny Duck, hanyalah latihan dasar.

BACA JUGA: Oknum Fans Persija dan Persib Bikin Ulah, PSSI Minta Maaf

"Di negeri asalnya Yao Ming sangat dihormati dan menjadi salah satu pahlawan olahraga China yang sangat dikagumi mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa. Yao Ming Foundation ada diseluruh provinsi China, saya melatih di district Shanghai setiap Sabtu Minggu (2 kali selama 1 bulan) dengan modul kepelatihan yang telah disusun oleh tim kepelatihan Yao Ming. Tidak ada latihan game, yang ada hanya latihan dasar, mulai dari passing, dribling, shooting dan fisik. Saya ditunjuk untuk melatih kelompok umur 12-16 putra putri, walau sesekali juga bersama staf pelatih lainnya melatih anak-anak usia dibawah 10 tahun."

Kisah Arief Ramadhani Jadi Pelatih di Yao Ming Foundation


Kenangan menjadi pelatih di Yao Ming Foundation sangat membekas dalam dirinya. Mulai dari persoalan bahasa, jarak tempat latihan yang lumayan jauh di mana Danny Duck harus menempuh, (4 kali transit Subway), termasuk juga harus berkorban membagi waktu luang dengan keluarganya. Meski begitu, dia menjalaninya dengan senang.

Baginya bisa berbagi ilmu dengan melatih anak-anak muda China sama halnya seperti ibadah. Ditambah ia pun bisa bertemu langsung dengan Yao Ming menjadi salah satu kepuasan yang tidak terbayarkan.

"Tahun 2013 seluruh staff pelatih Yao Ming Foundation di seluruh provinsi China, diundang langsung oleh Yao Ming dalam acara Charity Fair di Kota Shanghai. Saya juga bisa mendapatkan sharing ilmu darinya. Yang mengesankan bagi saya sosoknya sangat ramah dan juga menghargai setiap pelatih yang ikut andil di yayasannya. Selain itu, murid-murid di Yao Ming Foundation attitudenya sangat baik, disiplin dan menghargai setiap pelatihnya.," Paparnya.

"Walaupun Yao Ming Foundation merupakan CSR non profit, tapi keseriusan manajemennya patut diacungi jempol. Para murid mendapatkan rapot dan jika ada kekurangan dalam catatan para pelatih, mereka harus memperbaikinya. Terus terang saya kagum dan mungkin sedikit "iri" kepada China karena mereka sejak dini "mendoktrin" manusianya untuk unggul dalam dua hal; yang tentunya didukung 100 % oleh pemerintah yakni harus menjadi yang terdepan dalam Olahraga dan Ekonomi."

Sejak kembali dari China pada 2016, Danny Duck berharap setidaknya bisa berbagi pengalaman kepada pelatih muda dan insan komunitas basket di Tanah Air, terutama dalam hal pengembangan basket usia muda. Menurutnya, dengan adanya DBL, NBA Junior, academy basket, yang sekarang sudah bermunculan sebenarnya sudah sangat bagus untuk mengembangkan potensi basket usia muda di Indonesia.

"Tapi perlu juga didukung dengan pemerataan program kepelatihan untuk para pelatih muda dan wasit didaerah-daerah. Indonesia sebenarnya punya potensi yang sangat besar di basket Asia, tapi penekanannya harus dititikberatkan pada basket usia dini yang harus ditangani secara serius. Asal pemerintah memberi perhatian dan dukungan serius kepada olahraga pembinaan usia dini di seluruh Indonesia (khususnya cabang basket), niscaya akan lahir talenta-talenta seperti Yao Ming dari Indonesia, sama halnya yang dilakukan Yao Ming dengan CSR basketnya," pungkas Danny Duck.
(sha)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1981 seconds (0.1#10.140)