Anthony Ginting Ogah Sesumbar Meski Unggul Rekor Pertemuan dari Anders Antonsen

Jum'at, 30 Juli 2021 - 11:05 WIB
loading...
Anthony Ginting Ogah Sesumbar Meski Unggul Rekor Pertemuan dari Anders Antonsen
Kontingen bulu tangkis Indonesia harus berjuang lebih keras jika ingin meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Ini disadari oleh Anthony Sinisuka Ginting. Foto: Reuters
A A A
TOKYO - Kontingen bulu tangkis Indonesia harus berjuang lebih keras jika ingin meneruskan tradisi meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 . Pasalnya, kini hanya tersisa tiga wakil dari tiga nomor berbeda.



Sebanyak empat wakil Merah Putih yang sejatinya masuk unggulan di cabor ini sudah gugur. Mereka adalah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (ganda putra).

Lalu, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), serta Jonatan Christie (tunggal putra). Mereka semua tumbang meski sebenarnya lebih diunggulkan.

Kini yang tersisa tinggal Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra) yang sudah sampai perempat final, serta Mohammad Ahsan / Hendra Setiawan (ganda putra) dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri) di semifinal.

Banyaknya wakil Indonesia yang kandas disadari Ginting. Karena itu dia tak mau sesumbar meski unggul head to head dari utusan Denmark Anders Antonsen di laga selanjutnya.

Keduanya akan saling berhadapan pada babak perempat final Olimpiade Tokyo 2020 pada Sabtu (31/7/2021). Ginting hanya berharap bisa tampil lebih baik lagi dari laga sebelumnya.

Ginting mampu melaju ke partai perempat final usai bermain apik di babak 16 besar melawan wakil tuan rumah Kanta Tsuneyama. Dia berhasil menang dengan straight game 21-18 dan 21-14.

Namun, disisi lain, Antonsens juga meraih kemenangan meyakinkan dari wakil Britania Raya, Toby Penty di fase yang sama, dengan straight game 21-13 dan 21-13.

Ginting memiliki rekor baik melawan Antonsens selama tiga kali pertemuan mereka. Pemain kelahiran Cimahi ini membuka kemenangan pertama saat berjumpa di 16 besar Malaysia Masters 2018. Saat itu dia menang 21-14 dan 21-14.

Pertemuan berikutnya terjadi satu tahun kemudian yakni China Open 2019 yang saat itu Ginting menang rubber game 18-21, 21-5, dan 21-4. Setelah itu pertemuan terakhir pada Januari 2020 di partai puncak Indonesia Masters dengan kemenangan 17-21, 21-5, dan 21-9.

Meski selalu menang, Ginting tak mau menjadikan itu sebagai patokan di laga berikutnya. Dia melihat perkembangan Antonsen semakin baik dan tentu mengalami perubahan yang meski diwaspadai.

"Saya memang unggul head to head 3-0 tapi saya tetap harus waspada dengan permainan dia, apalagi kami sudah lama tidak bertemu pasti akan ada perubahan," kata Ginting dikutip dari rilis PBSI yang diterima MPI.

Ginting pun memiliki jeda satu hari sebelum partai tersebut terselenggara. Ia memanfaatkan hal itu untuk istirahat sekaligus mempelajari permainan Antonsen.



"Ada jeda satu hari akan saya gunakan untuk recovery sambil mempelajari permainan Antonsen," lanjut Ginting.

Ginting menjadi satu-satunya harapan Indonesia di nomor tunggal putra yang masih tersisa untuk mendulang medali. Sebelumnya Jonatan Christie di nomor yang sama harus tersingkir di tangan wakil China Shi Yuqi dengan skor 11-21, 9-21.
(mirz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2213 seconds (0.1#10.140)