Kisah Ajaib 3 Sprinter Jamaika Sapu Bersih Medali di Nomor Lari 100 Meter Putri
loading...
A
A
A
TOKYO - Tiga pelari asal Jamaika, Elaine Thompson-Herah, Shelly-Ann Fraser-Pryce dan Shericka Jackson sukses menyapu bersih semua medali di nomor 100 meter putri Olimpiade Tokyo 2020 . Namun, di balik keberhasilan itu ada banyak perjuangan mereka untuk bisa merebut medali emas, perak, dan perunggu.
Sebagaimana diketahui, Thompsoh-Herah dan dua atlet Jamaika lainnya itu melakoni laga di 100 meter putri akhir pekan lalu. Penampilan luar biasa pun ditunjukkan ketiganya yang memastikan semua medali di nomor tersebut untuk Jamaika.
Thompson-Herah sendiri, mempertahankan medali emasnya yang sebelumnya diraih di Olimpiade Rio 2016 dengan waktu 10,61 detik. Bahkan catatan itu menjadikan Thompson-Herah sebagai wanita tercepat kedua dalam sejarah di belakang ikon Amerika Serikat (AS) Florence Griffith-Joyner, yang mencatat rekor dunia 10,49 pada tahun 1988.
Perjuangan Herah sendiri tidak mudah untuk merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Pasalnya, sebelum ini ia harus menghadapi tantangan cedera yang membuatnya sempat terpuruk. Namun begitu, ia akhirnya untuk tetap fokus karena tujuan utamanya adalah menjadi yang terbaik di Tokyo.
"Saya telah berjuang dengan cedera saya bolak-balik. Saya melihat semua komentar buruk, dan saya berusaha untuk tetap fokus, menahan diri,” kata Thompson-Herah mengutip dari Mirror, Minggu (1/8/2021).
“Saya mengambil semua kerugian saya, semua kekalahan saya dan menggunakannya sebagai motivasi saya,” lanjut pelari 29 tahun tersebut.
Ketiga atlet wakil Jamaika tersebut berhasil finis dengan impresif. Ditambah dengan Fraser-Pryce yang pernah meraih emas di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012.
Sebelumnya, Fraser-Pryce itu sejatinya mampu mencatat waktu tercepat di babak penyisihan Olimpide Tokyo 2020. Kendati begitu, Herah mampu tampil lebih cepat dari ketimbang dirinya. Akan tetapi, Fraser-Pyrce tetap bangga. Bahkan ini sebagai bentuk perjuangannya sebagai seorang ibu yang masih bisa berprestasi.
Sebagaimana diketahui, Thompsoh-Herah dan dua atlet Jamaika lainnya itu melakoni laga di 100 meter putri akhir pekan lalu. Penampilan luar biasa pun ditunjukkan ketiganya yang memastikan semua medali di nomor tersebut untuk Jamaika.
Thompson-Herah sendiri, mempertahankan medali emasnya yang sebelumnya diraih di Olimpiade Rio 2016 dengan waktu 10,61 detik. Bahkan catatan itu menjadikan Thompson-Herah sebagai wanita tercepat kedua dalam sejarah di belakang ikon Amerika Serikat (AS) Florence Griffith-Joyner, yang mencatat rekor dunia 10,49 pada tahun 1988.
Perjuangan Herah sendiri tidak mudah untuk merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Pasalnya, sebelum ini ia harus menghadapi tantangan cedera yang membuatnya sempat terpuruk. Namun begitu, ia akhirnya untuk tetap fokus karena tujuan utamanya adalah menjadi yang terbaik di Tokyo.
"Saya telah berjuang dengan cedera saya bolak-balik. Saya melihat semua komentar buruk, dan saya berusaha untuk tetap fokus, menahan diri,” kata Thompson-Herah mengutip dari Mirror, Minggu (1/8/2021).
“Saya mengambil semua kerugian saya, semua kekalahan saya dan menggunakannya sebagai motivasi saya,” lanjut pelari 29 tahun tersebut.
Ketiga atlet wakil Jamaika tersebut berhasil finis dengan impresif. Ditambah dengan Fraser-Pryce yang pernah meraih emas di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012.
Sebelumnya, Fraser-Pryce itu sejatinya mampu mencatat waktu tercepat di babak penyisihan Olimpide Tokyo 2020. Kendati begitu, Herah mampu tampil lebih cepat dari ketimbang dirinya. Akan tetapi, Fraser-Pyrce tetap bangga. Bahkan ini sebagai bentuk perjuangannya sebagai seorang ibu yang masih bisa berprestasi.