Cerita Wynne Prakusya Bentrok istri Roger Federer di Olimpiade

Sabtu, 21 Agustus 2021 - 02:03 WIB
loading...
Cerita Wynne Prakusya Bentrok istri Roger Federer di Olimpiade
Cerita Wynne Prakusya Bentrok istri Roger Federer di Olimpiade. Foto: Instagram/@wynne.prakusya
A A A
JAKARTA - Mantan Ratu Tenis Indonesia, Wynne Prakusya , adalah salah satu petenis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dia bermain di dua Olimpiade bagi tim Merah-Putih, yaitu pada Olimpiade Sydney 2000 dan Athena 2004.

Wynne mengaku bangga bisa bermain di dua kesempatan pesta olahraga terbesar di dunia itu. Menurutnya, seorang atlet belum lengkap rasanya jika belum pernah bertanding di ajang Olimpiade dan itu adalah pengalaman yang sangat langka karena tidak semua atlet bisa menjadi seorang Olympians.

Baca Juga: Roger Federer, di babak pertama Sydney 2000. Seingat Wynne, saat itu Mirka ada di peringkat 70-an dunia dan itu merupakan salah satu kenangan yang tidak bisa dilupakannya.

“Pengalaman yang tidak dilupakan saat Sydney 2000 itu saya kalah dari istri Roger Federer, si Mirka. Kalau tidak salah, saat itu dia ada di peringkat 70-an dunia,” kata petenis yang kini berusia 40 tahun itu.

Sedangkan di Athena 2004, Wynne bermain di nomor ganda putri berpasangan dengan Angelique Wijaya alias Angie. Saat itu mereka kalah dari sang pemegang medali emas, Li Ting/Sun Tiantian, di babak pertama Olimpiade.

Kekalahan dari pasangan asal China itu benar-benar di luar dugaan Wynne dan Angie. Sebab, di atas kertas mereka memiliki rekor yang bagus saat melawan pasangan Negeri Tirai Bambu itu. Wynne berpendapat bahwa tekanan yang besar saat membela nama Indonesia menjadi penyebab penurunan performa mereka di Olimpiade .

“Kalau di Athena saya hanya main di double sama Angie dan saat itu kalah di babak pertama juga dari yang juara Olimpiade saat itu. Kalau dibilang bad draw ya bad draw. Ga nyangka juga mereka bisa juara karena dipertandingan turnamen biasa, kita menang dari mereka. Tapi mereka di Olimpiade tiba-tiba mainnya bagus banget, saya dan Angie juga kaget banget waktu itu,” jelas Wynne.

“Kalau sudah bawa negara memang kadang berbeda, tekanannya itu lebih berat karena kalau kalah kan bikin kecewa rakyat Indonesia,” pungkasnya.
(sto)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0971 seconds (0.1#10.140)