Kemenpora Gandeng PWI Gaungkan DBON dan Perubahan Paradigma Olahraga Indonesia
loading...
A
A
A
Di dalam DBON, pemerintah menegaskan ada 14 cabor prioritas yang ditargetkan untuk bisa meraih medali di level Olimpiade. Untuk itu, dibuatlah kerangka pembinaannya mengacu kepada DBON. Mulai dari tahapan merekrut atlet, pelatihan, sampai mereka jadi dan siap tempur di gelanggang olahraga.
Menpora Amali memastikan bahwa DBON ini menjadi pondasi olahraga Indonesia. Karena sistem mulai dibangun, diperlukan waktu yang tak sebentar untuk mewujudkan cita-cita di dalam DBON tersebut. Menteri asal Partai Golkar ini menegaskan siap untuk tidak populer, tetapi ke depan olahraga Indonesia bisa meraih prestasi tinggi di Indonesia.
"Dalam melakukan perubahan paradigma olahraga ini, saya tak pernah pikir berpretasi waktu dekat dengan spektakuler. Saya berusaha membuat pondasi yang kuat yang sekarnag dibangun dengan DBON ini, biarlah penerus saya yang menikmati hasil dari DBON ini," tutur pria yang menjabat Ketua Komisi II DPR RI tersebut.
"Karena itu perlu diinformasikan ke publik bahwa ada perubahan paradigma olahraga Indonesia untuk menjalankan DBON ini. Targetnya olimpiade, dengan pabriknya ini DBON, sehingga talenta bisa dicetak dengan berjenjang dan tertata rapi," Imbuh Menpora Amali.
PWI Siap Bantu Pemerintah untuk Sosialisasikan DBON
Di sisi lain, Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari menegaskan, bahwa pihaknya sangat senang dan bangga bisa menjadi bagian dari sosialisasi DBON ini. Memang, lanjut Atal, diperlukan penyadaran kepada masyarakat bahwa meraih prestasi olahraga itu tak bisa instan. Harus disiapkan instrumennya mulai dari bawah, dengan pondasi yang kukuh, maka ke depan prestasi akan datang dengan sendirinya
Tugas wartawanlah untuk memberikan pemahaman tersebut kepada masyarakat. Menyosialisasikan terus-menerus dalam bentuk pemberitaan di media masing-masing, sehingga masyarakat dan pencinta olahraga paham bahwa Indonesia sedang memulai membangun pondasi olahraganya. Tentu saja, itu tak bisa terwujud dalam empat atau lima tahun, tetapi minimal sepuluh tahun.
"Saya turut senang, karena menurut saya, DBON ini kado paling besar untuk olahraga Indonesia. Saya tak menyangka, karena pabriknya ini akhirnya bisa dibuat setelah sekian lama. Kami optimistis prestasi besar ke depan bisa diraih jika ini dijalankan dengan konsisten," tutur Atal.
Ke depan, PWI menegaskan siap bekerja sama dengan Kemenpora untuk terus menggaungkan DBON ini sampai ke daerah-daerah. Dengan ribuan wartawan yang menjadi anggota, maka tentu pers menjadi garda terdepan untuk menyuarakan perubahan paradigma olahraga Indonesia melalui DBON ini.
Menpora Amali memastikan bahwa DBON ini menjadi pondasi olahraga Indonesia. Karena sistem mulai dibangun, diperlukan waktu yang tak sebentar untuk mewujudkan cita-cita di dalam DBON tersebut. Menteri asal Partai Golkar ini menegaskan siap untuk tidak populer, tetapi ke depan olahraga Indonesia bisa meraih prestasi tinggi di Indonesia.
"Dalam melakukan perubahan paradigma olahraga ini, saya tak pernah pikir berpretasi waktu dekat dengan spektakuler. Saya berusaha membuat pondasi yang kuat yang sekarnag dibangun dengan DBON ini, biarlah penerus saya yang menikmati hasil dari DBON ini," tutur pria yang menjabat Ketua Komisi II DPR RI tersebut.
"Karena itu perlu diinformasikan ke publik bahwa ada perubahan paradigma olahraga Indonesia untuk menjalankan DBON ini. Targetnya olimpiade, dengan pabriknya ini DBON, sehingga talenta bisa dicetak dengan berjenjang dan tertata rapi," Imbuh Menpora Amali.
PWI Siap Bantu Pemerintah untuk Sosialisasikan DBON
Di sisi lain, Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari menegaskan, bahwa pihaknya sangat senang dan bangga bisa menjadi bagian dari sosialisasi DBON ini. Memang, lanjut Atal, diperlukan penyadaran kepada masyarakat bahwa meraih prestasi olahraga itu tak bisa instan. Harus disiapkan instrumennya mulai dari bawah, dengan pondasi yang kukuh, maka ke depan prestasi akan datang dengan sendirinya
Tugas wartawanlah untuk memberikan pemahaman tersebut kepada masyarakat. Menyosialisasikan terus-menerus dalam bentuk pemberitaan di media masing-masing, sehingga masyarakat dan pencinta olahraga paham bahwa Indonesia sedang memulai membangun pondasi olahraganya. Tentu saja, itu tak bisa terwujud dalam empat atau lima tahun, tetapi minimal sepuluh tahun.
"Saya turut senang, karena menurut saya, DBON ini kado paling besar untuk olahraga Indonesia. Saya tak menyangka, karena pabriknya ini akhirnya bisa dibuat setelah sekian lama. Kami optimistis prestasi besar ke depan bisa diraih jika ini dijalankan dengan konsisten," tutur Atal.
Ke depan, PWI menegaskan siap bekerja sama dengan Kemenpora untuk terus menggaungkan DBON ini sampai ke daerah-daerah. Dengan ribuan wartawan yang menjadi anggota, maka tentu pers menjadi garda terdepan untuk menyuarakan perubahan paradigma olahraga Indonesia melalui DBON ini.
(yov)