Pebiliar Indonesia Kalah dari Mario He di Laga Perdana Kejuaraan Dunia di Las Vegas
loading...
A
A
A
LAS VEGAS - Pebiliar Indonesia, Feri Satriyadi, harus mengakui keunggulan Mario He dari Austria pada pertandingan pertama di kejuaraan dunia 2021 Predator World 10 Ball Championships di Las Vegas Amerika Serikat Senin malam (6/9/2021).
Pertandingan berakhir dengan skor akhir 3-8 untuk keunggulan Mario He Austria. Perjalanan skor: 1-0, 1-1,1-2, 1-3, 1-4, 1-5, 1-6, 2-6, 3-6, 3-7, 3-8.
Pelatih PB POBSI Edy Hartono atau Coach Dino yang mendampingi Feri mengatakan, secara keseluruhan terlihat Feri belum menemukan permainan terbaik, belum terbiasa dengan atmosfer kejuaraan dunia. Sementara Mario terlihat cukup tenang.
Sempat memimpin pada game pertama dengan memanfaatkan bola putih Mario masuk, namun Feri melakukan beberapa kesalahan pada game 2, game 4 dan game ke 6, dan kesempatan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Mario.
Feri baru mendapatkan irama permainannya pada game 8 dan berhasil melakukan run out. Kemudian memanfaat dengan baik foul break game 9 dari Mario.
Namun dengan kematangannya, Mario pada game 10 dan 11 dapat menyelesaikan pertandingan dengan baik, dan Feri harus mengakui keunggulan lawan.
“Memang terlihat beda antara orang yang baru pertama kali turun di event tersebut dengan yang sudah biasa. Kekurangtenangan Feri membuat permainannya kurang optimal, terbukti dengan beberapa kali gagal memasukkan bola yang relatif mudah untuk ukuran seorang pemain sekelas Feri," kata Coach Dino.
"Leading 1-0 dan semestinya menjadi 2-0, namun Feri gagal di bola 4 dengan posisi yang relatif mudah. Kekurangtenangan Feri akhirnya berlanjut di beberapa kesempatan dengan kesalahan yang sama, yaitu gagal memasukan bola yang relatif tidak sulit."
"Memang, kualitas break Mario masih lebih bagus, lebih cepat mempelajari karakter meja dan program bolanya memang lebih simple. Namun yang nampak sekali terlihat, Mario memang memainkan gamenya lebih tenang.”
Pada pertandingan kedua Selasa (7/9/2021) malam waktu Indonesia, Feri Satriyadi akan berhadapan dengan Joshua Filler asal German. Joshua Filler adalah World Champion untuk 9 Ball pada 2018.
Coach Dino menambahkan, ada beberapa pelajaran penting yang dapat dipetik dari pertandingan pertama Feri kemarin, di antaranya perbaikan fasilitas latihan dan harus semakin sering dan semakin banyak atlet yang dikirim ke turnamen tingkat dunia.
“Dengan mengirimkan atlet kita ke tournament selevel dunia agar atlet-atlet Indonesia tidak merasa canggung dan bisa lebih lepas dalam bermain karena sudah terbiasa berhadapan dengan para pemain dunia. Kemudian fasilitas latihan dalam hal ini meja dan bola yang sama seperti yang dipakai tournament internasional,” kata Coach Dino.
"Hal penting juga adalah akan lebih baik apabila kedatangan ke sebuah event agak lebih awal agar menghindari dari kondisi jetlag dan bisa lebih punya waktu untuk beradaptasi terhadap lingkungan."
Pertandingan berakhir dengan skor akhir 3-8 untuk keunggulan Mario He Austria. Perjalanan skor: 1-0, 1-1,1-2, 1-3, 1-4, 1-5, 1-6, 2-6, 3-6, 3-7, 3-8.
Pelatih PB POBSI Edy Hartono atau Coach Dino yang mendampingi Feri mengatakan, secara keseluruhan terlihat Feri belum menemukan permainan terbaik, belum terbiasa dengan atmosfer kejuaraan dunia. Sementara Mario terlihat cukup tenang.
Sempat memimpin pada game pertama dengan memanfaatkan bola putih Mario masuk, namun Feri melakukan beberapa kesalahan pada game 2, game 4 dan game ke 6, dan kesempatan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Mario.
Baca Juga
Feri baru mendapatkan irama permainannya pada game 8 dan berhasil melakukan run out. Kemudian memanfaat dengan baik foul break game 9 dari Mario.
Namun dengan kematangannya, Mario pada game 10 dan 11 dapat menyelesaikan pertandingan dengan baik, dan Feri harus mengakui keunggulan lawan.
“Memang terlihat beda antara orang yang baru pertama kali turun di event tersebut dengan yang sudah biasa. Kekurangtenangan Feri membuat permainannya kurang optimal, terbukti dengan beberapa kali gagal memasukkan bola yang relatif mudah untuk ukuran seorang pemain sekelas Feri," kata Coach Dino.
"Leading 1-0 dan semestinya menjadi 2-0, namun Feri gagal di bola 4 dengan posisi yang relatif mudah. Kekurangtenangan Feri akhirnya berlanjut di beberapa kesempatan dengan kesalahan yang sama, yaitu gagal memasukan bola yang relatif tidak sulit."
"Memang, kualitas break Mario masih lebih bagus, lebih cepat mempelajari karakter meja dan program bolanya memang lebih simple. Namun yang nampak sekali terlihat, Mario memang memainkan gamenya lebih tenang.”
Pada pertandingan kedua Selasa (7/9/2021) malam waktu Indonesia, Feri Satriyadi akan berhadapan dengan Joshua Filler asal German. Joshua Filler adalah World Champion untuk 9 Ball pada 2018.
Coach Dino menambahkan, ada beberapa pelajaran penting yang dapat dipetik dari pertandingan pertama Feri kemarin, di antaranya perbaikan fasilitas latihan dan harus semakin sering dan semakin banyak atlet yang dikirim ke turnamen tingkat dunia.
“Dengan mengirimkan atlet kita ke tournament selevel dunia agar atlet-atlet Indonesia tidak merasa canggung dan bisa lebih lepas dalam bermain karena sudah terbiasa berhadapan dengan para pemain dunia. Kemudian fasilitas latihan dalam hal ini meja dan bola yang sama seperti yang dipakai tournament internasional,” kata Coach Dino.
"Hal penting juga adalah akan lebih baik apabila kedatangan ke sebuah event agak lebih awal agar menghindari dari kondisi jetlag dan bisa lebih punya waktu untuk beradaptasi terhadap lingkungan."
(sha)