Pandemi Covid-19, 5 Pebulu Tangkis Elite Dunia Ini Putuskan Pensiun
loading...
A
A
A
TOKYO - Sejak wabah pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia, agenda olahraga menjadi salah satu paling terdampak. Di cabang olahraga bulu tangkis, sejumlah event yang sudah dijadwalkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) terpaksa ditunda dan banyak yang dibatalkan.
Tak hanya itu, wabah pandemi Covid-19 juga menyebabkan sejumlah pemain bulu tangkis elite dunia harus mengakhiri kariernya untuk memulai babak baru dalam hidup mereka. Siapa sajakah? Berikut mereka dirangkum dari berbgai sumber.
1. Ayaka Takahashi (Jepang)
Pebulu tangkis cantik asal Jepang, Ayaka Takahashi memutuskan untuk mengundurkan diri pada 19 Agustus 2020 lalu setelah berkiprah sebagai atlet tepok bulu selama kurang lebih 11 tahun di Tim Nasional Jepang (Nippon Badminton Associaton).
Dalam konferensi pers pengunduran dirinya, rekan duet Misaki Matsutomo tersebut mengatakan bahwa dia memiliki harapan untuk memenangkan emas lagi di ajang Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Akan tetapi, dia sudah tidak memiliki motivasi lagi terutama selama pandemi.
Prestasi terbaik yang pernah diraih Ayaka Takahashi bersama rekan duetnya Misaki Matsutomo adalah menggondol medali emas Olimpiade Rio tahun 2016, medali perunggu Kejuaraan Dunia 2017, Piala Uber 2018, dan medali perak Piala Sudirman 2019.
2. Mathias Boe (Denmark)
Mathias Boe mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia bulutangkis pada 23 April 2020 lalu melalui akun media sosial pribadinya. Padahal, sebelumnya dia mengatakan bahwa dia berencana melanjutkan saga karirnya hingga Olimpiade Tokyo 2020.
Akan tetapi, akibat ditundanya perhelatan pesta olahraga terbesar empat tahunan tersebut membuat dirinya memutuskan untuk gantung sepatu alias pensiun.
“Disini sekitar 27 tahun kemudian, saatnya saya untuk pensiun dari olahraga,” tutur Mathias seperti sportstars.id kutip dari laman 360 badminton.
Memulai debutnya pada tahun 1998, Boe memiliki banyak prestasi di turnamen besar seperti medali perak Olimpiade London 2012, medali perak Kejuaraan Dunia 2013, medali perak Piala Sudirman 2011, dan Piala Thomas 2016.
3. Tontowi Ahmad (Indonesia)
Tontowi Ahmad mengumumkan pengunduran dirinya di akun media sosial pribadinya pada tanggal 18 Mei 2020 lalu. Rekan duet Liliyana Natsir tersebut memutuskan untuk gantung sepatu lantaran ingin lebih dekat dengan keluarga kecilnya.
Pasalnya, semenjak dirinya berkiprah atlet tepok bulu, waktu untuk keluarga kecilnya sangat minim. Memulai debutnya pada tahun 2010, Tontowi telah memenangkan banyak gelar yaitu medali emas Olimpiade Rio 2016, medali emas Kejuaraan Dunia (2013, 2017), dan medali perunggu Piala Sudirman 2015.
4. Lin Dan (China)
Lin Dan memutuskan untuk gantung sepatu dari Tim Nasional Bulutangkis China pada tanggal 4 Juli 2020 lalu melalui akun media sosial Weibo pribadinya. Lin Dan menyatakan bahwa pengunduran dirinya karena ada rasa frustasi yang dirasakan saat wabah pandemi Covid-19 dan faktor kebugaran fisik.
“Pada usia 37 tahun, kebugaran fisik dan cedera saya tidak lagi memungkinkan saya untuk bertarung berdampingan dengan rekan satu tim saya,” tutur Lin Dan.
Prestasi yang sudah ditorehkan oleh Lin Dan sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, Lin Dan dinobatkan sebagai pemain bulutangkis tunggal putra terbesar dan terhebat sepanjang masa oleh BWF.
Prestasi utamanya termasuk dua keping medali emas Olimpiade, diantaranya adalah Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012), 5 medali emas Kejuaraan Dunia (2006, 2007, 2009, 2011, 2013), 5 kali juara Piala Sudirman (2005, 2007, 2009, 2011, 2015), dan 6 kali memenangkan Piala Thomas. (2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2018).
5. Jan O Jorgensen (Denmark)
Jan O Jorgensen terakhir kali menginjakkan kakinya di camp pelatihan tim nasional Denmark pada tanggal 24 Juni 2020 lalu. Kabar mengenai pengunduran dirinya dikonfirmasi melalui website resmi Badminton Denmark usai menyelesaikan pertandingan Denmark Open.
Jan O Jorgensen mengatakan bahwa penyebab dirinya memutuskan untun gantung sepatu dikarenakan faktor pandemi Covid-19 serta banyak cedera yang dialaminya sehingga tidak bisa lagi bersaing di turnamen-turnamen besar.
Jan o Jorgensen bergabung dengan tim nasional bulutangkis Denmark pada tahun 2005 dan sudah menjuarai sederet pertandingan besar seperti Piala Thomas tahun 2016, medali perak Piala Sudirman 2011, dan medali perunggu Kejuaraan Dunia 2015 di bawah ikat pinggangnya.
Tak hanya itu, wabah pandemi Covid-19 juga menyebabkan sejumlah pemain bulu tangkis elite dunia harus mengakhiri kariernya untuk memulai babak baru dalam hidup mereka. Siapa sajakah? Berikut mereka dirangkum dari berbgai sumber.
1. Ayaka Takahashi (Jepang)
Pebulu tangkis cantik asal Jepang, Ayaka Takahashi memutuskan untuk mengundurkan diri pada 19 Agustus 2020 lalu setelah berkiprah sebagai atlet tepok bulu selama kurang lebih 11 tahun di Tim Nasional Jepang (Nippon Badminton Associaton).
Dalam konferensi pers pengunduran dirinya, rekan duet Misaki Matsutomo tersebut mengatakan bahwa dia memiliki harapan untuk memenangkan emas lagi di ajang Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Akan tetapi, dia sudah tidak memiliki motivasi lagi terutama selama pandemi.
Prestasi terbaik yang pernah diraih Ayaka Takahashi bersama rekan duetnya Misaki Matsutomo adalah menggondol medali emas Olimpiade Rio tahun 2016, medali perunggu Kejuaraan Dunia 2017, Piala Uber 2018, dan medali perak Piala Sudirman 2019.
2. Mathias Boe (Denmark)
Mathias Boe mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia bulutangkis pada 23 April 2020 lalu melalui akun media sosial pribadinya. Padahal, sebelumnya dia mengatakan bahwa dia berencana melanjutkan saga karirnya hingga Olimpiade Tokyo 2020.
Akan tetapi, akibat ditundanya perhelatan pesta olahraga terbesar empat tahunan tersebut membuat dirinya memutuskan untuk gantung sepatu alias pensiun.
“Disini sekitar 27 tahun kemudian, saatnya saya untuk pensiun dari olahraga,” tutur Mathias seperti sportstars.id kutip dari laman 360 badminton.
Memulai debutnya pada tahun 1998, Boe memiliki banyak prestasi di turnamen besar seperti medali perak Olimpiade London 2012, medali perak Kejuaraan Dunia 2013, medali perak Piala Sudirman 2011, dan Piala Thomas 2016.
3. Tontowi Ahmad (Indonesia)
Tontowi Ahmad mengumumkan pengunduran dirinya di akun media sosial pribadinya pada tanggal 18 Mei 2020 lalu. Rekan duet Liliyana Natsir tersebut memutuskan untuk gantung sepatu lantaran ingin lebih dekat dengan keluarga kecilnya.
Pasalnya, semenjak dirinya berkiprah atlet tepok bulu, waktu untuk keluarga kecilnya sangat minim. Memulai debutnya pada tahun 2010, Tontowi telah memenangkan banyak gelar yaitu medali emas Olimpiade Rio 2016, medali emas Kejuaraan Dunia (2013, 2017), dan medali perunggu Piala Sudirman 2015.
4. Lin Dan (China)
Lin Dan memutuskan untuk gantung sepatu dari Tim Nasional Bulutangkis China pada tanggal 4 Juli 2020 lalu melalui akun media sosial Weibo pribadinya. Lin Dan menyatakan bahwa pengunduran dirinya karena ada rasa frustasi yang dirasakan saat wabah pandemi Covid-19 dan faktor kebugaran fisik.
“Pada usia 37 tahun, kebugaran fisik dan cedera saya tidak lagi memungkinkan saya untuk bertarung berdampingan dengan rekan satu tim saya,” tutur Lin Dan.
Prestasi yang sudah ditorehkan oleh Lin Dan sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, Lin Dan dinobatkan sebagai pemain bulutangkis tunggal putra terbesar dan terhebat sepanjang masa oleh BWF.
Prestasi utamanya termasuk dua keping medali emas Olimpiade, diantaranya adalah Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012), 5 medali emas Kejuaraan Dunia (2006, 2007, 2009, 2011, 2013), 5 kali juara Piala Sudirman (2005, 2007, 2009, 2011, 2015), dan 6 kali memenangkan Piala Thomas. (2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2018).
5. Jan O Jorgensen (Denmark)
Jan O Jorgensen terakhir kali menginjakkan kakinya di camp pelatihan tim nasional Denmark pada tanggal 24 Juni 2020 lalu. Kabar mengenai pengunduran dirinya dikonfirmasi melalui website resmi Badminton Denmark usai menyelesaikan pertandingan Denmark Open.
Jan O Jorgensen mengatakan bahwa penyebab dirinya memutuskan untun gantung sepatu dikarenakan faktor pandemi Covid-19 serta banyak cedera yang dialaminya sehingga tidak bisa lagi bersaing di turnamen-turnamen besar.
Jan o Jorgensen bergabung dengan tim nasional bulutangkis Denmark pada tahun 2005 dan sudah menjuarai sederet pertandingan besar seperti Piala Thomas tahun 2016, medali perak Piala Sudirman 2011, dan medali perunggu Kejuaraan Dunia 2015 di bawah ikat pinggangnya.
(sha)