Joshua Satu-Satunya Petinju yang Memiliki Senjata Penghancur Fury
loading...
A
A
A
LONDON - Mantan juara kelas berat dan penjelajah David Haye memandang Anthony Joshua sebagai satu-satunya petinju di divisi kelas berat, setidaknya untuk saat ini, yang mampu menggulingkan Tyson Fury.
Fury sukses merebut gelar kelas berat WBC setelah menjatuhkan Deontay Wilder dua kali dan menghentikannya di ronde ketujuh di MGM Grand, Las Vegas, AS, pada Februari 2020. Sekitar 14 bulan sebelumnya, mereka bertarung sebanyak 12 ronde dengan hasil imbang kontroversial di Staples Center, Los Angeles.
Sedangkan Joshua merasakan kekalahan untuk pertama kalinya pada Juni 2019, ketika dia dihentikan Andy Ruiz Jr pada ronde ketujuh. Namun, Joshua membalas kekalahannya pada Desember tahun yang sama, ketika dia mendominasi Ruiz Jr sepanjang 12 ronde dengan keputusan bulat untuk merebut kembali gelar dunia IBF, IBO, WBA, dan WBO-nya.
Joshua dan Fury ingin saling berhadapan, tetapi mereka memiliki kewajiban lain untuk dihadapi. Fury menunggu pertarungan ketiga melawan Wilder, yang kemungkinan digelar bulan Oktober.
Sedangkan Joshua harus membuat pertahanan wajib menghadapi Kubrat Pulev, yang mungkin dilaksanakan bulan Juli.
"Saya pikir satu-satunya orang yang memiliki persenjataan, skill, atletis, hidup bersih, pengetahuan, pengalaman, untuk memiliki kesempatan mengalahkan Fury saat ini adalah Anthony Joshua," kata Haye kepada Boxing Social dilansir boxingscene.
"Saya pikir Joshua satu-satunya orang, jika Anda seorang petaruh, jika ada yang punya kesempatan, mereka akan menaruh (uang mereka) pada Joshua. Jadi, dialah satu-satunya petinju yang memiliki alat untuk melakukannya."
"Jika dia mendaratkan pukulan pada Fury, kemungkinan Fury akan jatuh, meskipun dagunya terlihat teangguh dalam duel terakhir kali. Tapi, Anthony Joshua adalah maestro tinju juga," kata Haye.
"Mereka meremehkan keterampilan tinju Joshua. Karier tinju dia belum selama Fury, jadi dia masih belajar. Dia melepaskan pukulan cepat seperti itu. Cara dia menumbangkan Alexander Povetkin, pertarungan tidak nyaman baginya untuk beberapa ronde, tetapi ketika dia menyatukan pukulannya, semuanya berakhir.
"Dia begitu besar dan kuat dan tangguh. Pertarungan saat dia mengalahkan Andy Ruiz Jr tidak menyanjungnya. Itu bukan split decision. Itu adalah kekalahan yang mengerikan dan saya pikir orang (berharap itu terlalu banyak). Tinju tidak bekerja seperti itu."
"Saya kalah dari Carl Thompson dalam pertarungan kesebelas saya dan tiga tahun kemudian saya menjadi nomor satu tidak terbantahkan. Tidak masalah, selama Anda belajar, Anda bisa kembali."
Fury sukses merebut gelar kelas berat WBC setelah menjatuhkan Deontay Wilder dua kali dan menghentikannya di ronde ketujuh di MGM Grand, Las Vegas, AS, pada Februari 2020. Sekitar 14 bulan sebelumnya, mereka bertarung sebanyak 12 ronde dengan hasil imbang kontroversial di Staples Center, Los Angeles.
Sedangkan Joshua merasakan kekalahan untuk pertama kalinya pada Juni 2019, ketika dia dihentikan Andy Ruiz Jr pada ronde ketujuh. Namun, Joshua membalas kekalahannya pada Desember tahun yang sama, ketika dia mendominasi Ruiz Jr sepanjang 12 ronde dengan keputusan bulat untuk merebut kembali gelar dunia IBF, IBO, WBA, dan WBO-nya.
Joshua dan Fury ingin saling berhadapan, tetapi mereka memiliki kewajiban lain untuk dihadapi. Fury menunggu pertarungan ketiga melawan Wilder, yang kemungkinan digelar bulan Oktober.
Sedangkan Joshua harus membuat pertahanan wajib menghadapi Kubrat Pulev, yang mungkin dilaksanakan bulan Juli.
"Saya pikir satu-satunya orang yang memiliki persenjataan, skill, atletis, hidup bersih, pengetahuan, pengalaman, untuk memiliki kesempatan mengalahkan Fury saat ini adalah Anthony Joshua," kata Haye kepada Boxing Social dilansir boxingscene.
"Saya pikir Joshua satu-satunya orang, jika Anda seorang petaruh, jika ada yang punya kesempatan, mereka akan menaruh (uang mereka) pada Joshua. Jadi, dialah satu-satunya petinju yang memiliki alat untuk melakukannya."
"Jika dia mendaratkan pukulan pada Fury, kemungkinan Fury akan jatuh, meskipun dagunya terlihat teangguh dalam duel terakhir kali. Tapi, Anthony Joshua adalah maestro tinju juga," kata Haye.
"Mereka meremehkan keterampilan tinju Joshua. Karier tinju dia belum selama Fury, jadi dia masih belajar. Dia melepaskan pukulan cepat seperti itu. Cara dia menumbangkan Alexander Povetkin, pertarungan tidak nyaman baginya untuk beberapa ronde, tetapi ketika dia menyatukan pukulannya, semuanya berakhir.
"Dia begitu besar dan kuat dan tangguh. Pertarungan saat dia mengalahkan Andy Ruiz Jr tidak menyanjungnya. Itu bukan split decision. Itu adalah kekalahan yang mengerikan dan saya pikir orang (berharap itu terlalu banyak). Tinju tidak bekerja seperti itu."
"Saya kalah dari Carl Thompson dalam pertarungan kesebelas saya dan tiga tahun kemudian saya menjadi nomor satu tidak terbantahkan. Tidak masalah, selama Anda belajar, Anda bisa kembali."
(sha)