4 Pemain Berdarah Indonesia Tampil di Piala Dunia, No 2 Pernah Hajar Xabi Alonso
loading...
A
A
A
JAKARTA - Timnas Indonesia sampai hari ini masih bermimpi mentas di Piala Dunia . Tak banyak yang tahu, sebetulnya beberapa pemain top berdarah Indonesia sudah pernah tampil di ajang prestisius tersebut.
Sejarah sepak bola Indonesia sendiri sebenarnya pernah mewarnai Piala Dunia, akan tetapi ketika masih memakai nama Hindia Belanda, yakni pada Piala Dunia 1938 yang bertempat di Prancis. Setelah itu, Indonesia selalu gagal ke putaran final.
Namun, darah Indonesia masih mengalir di dalam tubuh-tubuh pemain top Eropa kenamaan masih terus mewarnai panggung sepak bola dunia. Ada beberapa pemain kelas atas yang berkarier di Eropa membawa darah keturunan Indonesia pada ajang Piala Dunia.
Hal itu dikarenakan peristiwa di masa lampau dahulu yang menyebebabkan maraknya perkawinan silang antara orang Indonesia dan orang Eropa, khususnya Belanda .
Berikut ini adalah daftar pemain berdarah Indonesia yang pernah berkarir di Piala Dunia. Meski tidak membawa lambang garuda di dada, tetapi mereka membawa darah Indonesia.
4. John Heitinga
John Heitinga adalah seorang bek tengah alumni akademi Ajax Amsterdam yang pernah membela Everton dan Atletico Madrid. Meski berkarir di Eropa, Heitinga mewarisi darah Indonesia dari kakeknya.
Kakek Heitinga yang bernama Gijsbert Johannes Heitinga berasal dari Pulau Belitung, sementara ayahnya, Rob Heitinga lahir di Jakarta. Keluarga ayah Heitinga hijrah dari Indonesia sekitar tahun 1950.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh paman Heitinga, yakni Ronald Heitinga. Melalui wawancara bersama Radio Nederland, Ronald membenarkan bahwa keluarga ayah Heitinga berasal dari Indonesia.
Pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010, Heitinga menjadi andalan pelatih Bert van Marwijk untuk mengisi lini belakang tim berjuluk De Oranje. Heitinga selalu jadi andalan dan membawa Belanda ke final, akan tetapi takluk di tangan Spanyol melalui gol semata wayang Andres Iniesta.
3. Giovanni van Bronckhorst
Giovanni van Bronckhorst pernah malang melintang di kompetisi level elit Eropa bersama Arsneal dan Barcelona. Gio -sapaan akrab van Bronckhorst- juga pernah menjadi pelatih dan menangani Feyenoord Rotterdam dan membawa tim berjuluk De club van het volk menjarai Liga Belanda pada musim 2016/2017 dan dua kali menjuarai Piala KNVB pada musim 2015/2016 dan 2017/2018.
Gio mewarisi darah Maluku dari ibunya yang bernama Fransien Sapulette. Hal itu keluar langsung dari mulutnya pada wawancara bersama Arsenal Tours 2013 silam.
Gio memang belum pernah mengunjungi tanah kelahirannya. Namun, pada wawancara tersebut, dirinya mengatakan rencana membawa anak istrinya ke Maluku, Gio ingin anaknya tahu dimana kampung halaman ayahnya.
Bek kiri yang pernah mencicipi gado-gado dan sate tersebut menjadi andalan pelatih Marco van Basten pada Piala Dunia Jerman 2006. Pada Piala Dunia edisi itu, Gio hanya sekali merasakan bermain selama 90 menit penuh, yakni mengalahkan Pantai Gading di penyisihan Grup C.
Belanda pun tersingkir oleh Jerman pada fase 16 besar usai kalah 0-1. Gio pun kembali dipanggi pelatih Bert van Marwijk untuk mengisi pos bek kiri untuk Piala Dunia Afrika Selatan 2010, dan membawa De Oranje hingga partai puncak.
2. Nigel De Jong
Siapa yang tidak kenal dengan pemain yang satu ini? Sepak terjangnya di Piala Dunia tidak perlu ditanya lagi, Nigel De Jong adalah pemain yang melakukan tendangan kungfu pada bintang Spanyol, Xabi Alonso pada Final Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Darah Indonesia De Jong terwarisi dari ibunya yang berasal dari Ambon. Sementara ayah De Jong berasal dari Suriname.
Alumnus akademi Ajax Amsterdam yang pernah membela AC Milan dan Manchester City itu menjadi sosok seram di lini belakang De Oranje pada Piala Dunia edisi tersebut. Pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan tersebut kerap melakukan tekel tekel yang membuat takut penyerang lawannya.
De Jong menjadi andalan Bert van Marwijk dalam mengawal lini belakang De Oranje. Pada edisi Brasil 2014, De Jong kembali dipanggil pelatih Louis van Gaal dan kembali menjadi langganan meneer untuk mengisi peran holding midfielder.
1. Ruud Gullit
Siapa yang tidak kenal dengan legenda AC Milan dan Chelsea yang satu ini? Gullit adalah salah satu legenda Belanda yang bersinar di puncak tertinggi level elit Eropa.
Gullit adalah salah satu aktor dibalik kejayaan AC Milan pada musim 1888/1989 dan 1989/1990. Pada dua musim tersebut, Gullit membawa tim berjuluk I Rossoneri menjuarai Liga Champions.
Namun siapa sangka, terdapat darah Indonesia mengalir di dalam pembuluh darah sang legenda. Gullit mewarisi darah Ambon dari ayahnya yang bernama George Gullit, sedangkan ibunya adalah orang asli Suriname.
Gullit selalu tampil selama 90 menit pada gelaran Piala Dunia Italia 1990. Namun De Oranje harus pulang lebih dulu usai dikalahkan Jerman Barat pada babak 16 besar dengan skor 1-2.
Sejarah sepak bola Indonesia sendiri sebenarnya pernah mewarnai Piala Dunia, akan tetapi ketika masih memakai nama Hindia Belanda, yakni pada Piala Dunia 1938 yang bertempat di Prancis. Setelah itu, Indonesia selalu gagal ke putaran final.
Namun, darah Indonesia masih mengalir di dalam tubuh-tubuh pemain top Eropa kenamaan masih terus mewarnai panggung sepak bola dunia. Ada beberapa pemain kelas atas yang berkarier di Eropa membawa darah keturunan Indonesia pada ajang Piala Dunia.
Hal itu dikarenakan peristiwa di masa lampau dahulu yang menyebebabkan maraknya perkawinan silang antara orang Indonesia dan orang Eropa, khususnya Belanda .
Berikut ini adalah daftar pemain berdarah Indonesia yang pernah berkarir di Piala Dunia. Meski tidak membawa lambang garuda di dada, tetapi mereka membawa darah Indonesia.
4. John Heitinga
John Heitinga adalah seorang bek tengah alumni akademi Ajax Amsterdam yang pernah membela Everton dan Atletico Madrid. Meski berkarir di Eropa, Heitinga mewarisi darah Indonesia dari kakeknya.
Kakek Heitinga yang bernama Gijsbert Johannes Heitinga berasal dari Pulau Belitung, sementara ayahnya, Rob Heitinga lahir di Jakarta. Keluarga ayah Heitinga hijrah dari Indonesia sekitar tahun 1950.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh paman Heitinga, yakni Ronald Heitinga. Melalui wawancara bersama Radio Nederland, Ronald membenarkan bahwa keluarga ayah Heitinga berasal dari Indonesia.
Pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010, Heitinga menjadi andalan pelatih Bert van Marwijk untuk mengisi lini belakang tim berjuluk De Oranje. Heitinga selalu jadi andalan dan membawa Belanda ke final, akan tetapi takluk di tangan Spanyol melalui gol semata wayang Andres Iniesta.
3. Giovanni van Bronckhorst
Giovanni van Bronckhorst pernah malang melintang di kompetisi level elit Eropa bersama Arsneal dan Barcelona. Gio -sapaan akrab van Bronckhorst- juga pernah menjadi pelatih dan menangani Feyenoord Rotterdam dan membawa tim berjuluk De club van het volk menjarai Liga Belanda pada musim 2016/2017 dan dua kali menjuarai Piala KNVB pada musim 2015/2016 dan 2017/2018.
Gio mewarisi darah Maluku dari ibunya yang bernama Fransien Sapulette. Hal itu keluar langsung dari mulutnya pada wawancara bersama Arsenal Tours 2013 silam.
Gio memang belum pernah mengunjungi tanah kelahirannya. Namun, pada wawancara tersebut, dirinya mengatakan rencana membawa anak istrinya ke Maluku, Gio ingin anaknya tahu dimana kampung halaman ayahnya.
Bek kiri yang pernah mencicipi gado-gado dan sate tersebut menjadi andalan pelatih Marco van Basten pada Piala Dunia Jerman 2006. Pada Piala Dunia edisi itu, Gio hanya sekali merasakan bermain selama 90 menit penuh, yakni mengalahkan Pantai Gading di penyisihan Grup C.
Belanda pun tersingkir oleh Jerman pada fase 16 besar usai kalah 0-1. Gio pun kembali dipanggi pelatih Bert van Marwijk untuk mengisi pos bek kiri untuk Piala Dunia Afrika Selatan 2010, dan membawa De Oranje hingga partai puncak.
2. Nigel De Jong
Siapa yang tidak kenal dengan pemain yang satu ini? Sepak terjangnya di Piala Dunia tidak perlu ditanya lagi, Nigel De Jong adalah pemain yang melakukan tendangan kungfu pada bintang Spanyol, Xabi Alonso pada Final Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Darah Indonesia De Jong terwarisi dari ibunya yang berasal dari Ambon. Sementara ayah De Jong berasal dari Suriname.
Alumnus akademi Ajax Amsterdam yang pernah membela AC Milan dan Manchester City itu menjadi sosok seram di lini belakang De Oranje pada Piala Dunia edisi tersebut. Pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan tersebut kerap melakukan tekel tekel yang membuat takut penyerang lawannya.
De Jong menjadi andalan Bert van Marwijk dalam mengawal lini belakang De Oranje. Pada edisi Brasil 2014, De Jong kembali dipanggil pelatih Louis van Gaal dan kembali menjadi langganan meneer untuk mengisi peran holding midfielder.
1. Ruud Gullit
Siapa yang tidak kenal dengan legenda AC Milan dan Chelsea yang satu ini? Gullit adalah salah satu legenda Belanda yang bersinar di puncak tertinggi level elit Eropa.
Gullit adalah salah satu aktor dibalik kejayaan AC Milan pada musim 1888/1989 dan 1989/1990. Pada dua musim tersebut, Gullit membawa tim berjuluk I Rossoneri menjuarai Liga Champions.
Namun siapa sangka, terdapat darah Indonesia mengalir di dalam pembuluh darah sang legenda. Gullit mewarisi darah Ambon dari ayahnya yang bernama George Gullit, sedangkan ibunya adalah orang asli Suriname.
Gullit selalu tampil selama 90 menit pada gelaran Piala Dunia Italia 1990. Namun De Oranje harus pulang lebih dulu usai dikalahkan Jerman Barat pada babak 16 besar dengan skor 1-2.
(sto)