Jadi Korban Bullying dan Rasisme Saat Kecil, Paksa Hamilton Pelajari Karate
loading...
A
A
A
LONDON - Lewis Hamilton kembali menyampaikan pendapatnya mengenai demonstrasi di Amerika Serikat (AS) dan dunia terkait rasisme. Pembalap Formula One (F1) asal Inggris itu membeberkan apa yang menimpa almarhum George Floyd mengingatkannya pada masa kecilnya.
Hamilton berbagi pengalamannya terkait rasisme. Dia mengaku kerap mengalami diskriminasi saat masih anak-anak. Hal itu bahkan masih dirasakannya sampai sekarang. Pembalap berusia 35 tahun itu menyatakan pernah dibully atau mendapat perlakukan tidak menyenangkan ketika kecil.
“Saya selalu membaca setiap hari agar bisa mengetahui semua yang terjadi terkait perjuangan kami melawan rasisme. Itu mengingatkan lagi kenangan menyakitkan saat masa kecil saya,” ucap Hamilton, dilansir marca.
“Masih jelas teringat kesulitan yang saya hadapi ketika masih anak-anak. Saya yakin banyak diantara kalian yang mengalami rasisme atau semacam bentuk diskriminasi. Selama ini saya jarang membahas pengalaman masa lalu. Sebab, saya pikir harus merahasiakannya,” lanjutnya.
Hamilton mengungkapkan pernah mengalami penganiayaan fisik oleh anak-anak yang berbeda warna kulit dengannya. Hal itu memaksanya untuk mempelajari ilmu bela diri agar bisa memberi perlawanan.
“Saya dulu pernah di bully dan dipukuli. Satu-satunya cara yang ada agar saya bisa melawan adalah belajar cara melindungi diri, jadi saya berlatih karate. Efek negatif kepada psikologis (akibat rasis dan bullying) tidak bisa diukur,” lanjut Hamilton.
“Jangan perlihatkan kelemahan Anda. Bunuh rasisme dengan cinta, dan kalahkan rasisme di lintasan. Itu mengapa saya balapan dengan cara seperti ini. Ini jauh lebih dalam ketimbang hanya melakukan olahraga, saya masih berjuang (melawan rasisme),” tandasnya.
Hamilton berbagi pengalamannya terkait rasisme. Dia mengaku kerap mengalami diskriminasi saat masih anak-anak. Hal itu bahkan masih dirasakannya sampai sekarang. Pembalap berusia 35 tahun itu menyatakan pernah dibully atau mendapat perlakukan tidak menyenangkan ketika kecil.
“Saya selalu membaca setiap hari agar bisa mengetahui semua yang terjadi terkait perjuangan kami melawan rasisme. Itu mengingatkan lagi kenangan menyakitkan saat masa kecil saya,” ucap Hamilton, dilansir marca.
“Masih jelas teringat kesulitan yang saya hadapi ketika masih anak-anak. Saya yakin banyak diantara kalian yang mengalami rasisme atau semacam bentuk diskriminasi. Selama ini saya jarang membahas pengalaman masa lalu. Sebab, saya pikir harus merahasiakannya,” lanjutnya.
Hamilton mengungkapkan pernah mengalami penganiayaan fisik oleh anak-anak yang berbeda warna kulit dengannya. Hal itu memaksanya untuk mempelajari ilmu bela diri agar bisa memberi perlawanan.
“Saya dulu pernah di bully dan dipukuli. Satu-satunya cara yang ada agar saya bisa melawan adalah belajar cara melindungi diri, jadi saya berlatih karate. Efek negatif kepada psikologis (akibat rasis dan bullying) tidak bisa diukur,” lanjut Hamilton.
“Jangan perlihatkan kelemahan Anda. Bunuh rasisme dengan cinta, dan kalahkan rasisme di lintasan. Itu mengapa saya balapan dengan cara seperti ini. Ini jauh lebih dalam ketimbang hanya melakukan olahraga, saya masih berjuang (melawan rasisme),” tandasnya.
(mirz)