Zahra Aisha, Lahirkan Prestasi dan Koneksi hingga Jadi Pro Player Wanita di Dunia Esports

Kamis, 23 Desember 2021 - 16:02 WIB
loading...
Zahra Aisha, Lahirkan Prestasi dan Koneksi hingga Jadi Pro Player Wanita di Dunia Esports
Perjumpaan Zahra Aisha dengan teman-temannya selama mengarungi dunia gaming membuat Rara berkesimpulan bahwa game bisa menciptakan impact atau dampak yang baik di masyarakat
A A A
JAKARTA - Industri Esports semakin berkembang setiap tahunnya. Tapi kompetisi olahraga di dunia gaming tidak melulu berbicara tentang kemahiran kaum pria saja. Dan, seiring waktu, banyak wanita yang kerap mengidentifikasi dirinya sebagai casual bahkan sebagai pro gamers yang kemampuannya bisa diadu head-to-head dengan para gamer lelaki.

Zahra Aisha misalnya. Wanita berhijab ini memilih permainan Call of Duty: Mobile (CODM) yang notabene merupakan game berkonsep team shooter sebagai wadah untuk mengekspresikan hobinya bermain game hingga ke ranah profesional! Takdir mengantarkan Rara untuk menyukai dunia games.

Perjumpaan dengan teman-temannya selama mengarungi dunia gaming membuat Rara berkesimpulan bahwa game bisa menciptakan impact atau dampak yang baik di masyarakat. Bukan sekedar menghasilkan stereotip buruk di mata masyarakat.

BACA JUGA: Butuh Bantuan Egy Maulana di Leg Kedua vs Singapura? Ini Jawaban Mengejutkan Shin Tae-yong

“Yang membuat aku tertarik berkecimpung di dunia game ini adalah impact dari games itu sendiri. Game itu bukan tempat negatif, menghabiskan waktu tapi, di Game bisa menciptakan banyak prestasi dan koneksi. Aku juga melihat prospek game sebagai karier yang menjanjikan, baik itu sebagai pro player, youtuber, maupun streamer," tutur Rara dalam keterangan persnya, Kamis (23/12/2021).

Menjadi seorang wanita di dunia yang erat kaitannya dengan stereotip maskulinitas tidaklah mudah. Kerap kali para lady gamers rentan untuk diremehkan kemampuannya ataupun berujung diskriminasi baik itu saat bermain maupun bertanding.

“Kalau cowok highlight turnamennya sudah terjadwal, ruang dan wadahnya juga luas, dan prize pool juga lebih besar. Sementara yang cewek, turnamennya paling 3 bulan sekali, ruang dan wadahnya terbatas, dan hadiahnya sangat timpang dari tim cowok,” kata Rara.

BACA JUGA: Media Vietnam Bahas Tendangan Kungfu Pratama Arhan di Semifinal Piala AFF 2020

Kurangnya inklusivitas dalam dunia gaming tersebut tidak membuat Rara surut nyali. Sebelum bergabung dengan tim all-ladies, Rara sempat mencoba untuk bergabung dan bertanding dengan tim esports pria. Awalnya ia merasa insecure dengan kemampuannya sendiri,

“Pertama kali gabung dengan tim cowok, Saya merasa deg-degan, takut menjadi beban, takut nggak aku punya potensi di sini. Saat itulah aku mulai tergerak dan sadar bahwa ini adalah hal yang baik dan aku sangat termotivasi bisa terus berkarir di dunia esport,” pungkas Rara.

(yov)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1741 seconds (0.1#10.140)