Kisah Masa Kecil Romelu Lukaku, Minum Susu Bekas hingga Dituduh Mencuri Umur
loading...
A
A
A
LONDON - Musim lalu Romelu Lukaku menjadi pemain terbaik yang membawa Inter Milan meraih scudetto Serie A Liga Italia. Pemain yang kini kembali merumput bersama Chelsea rupanya punya cerita masa kecil yang pilu.
Kepada Gazetta dello Sport beberapa waktu lalu, Lukaku berkisah tentang masa kecilnya yang sulit. Hidup di Liege, Belgia, keluarga Lukaku tidak punya rumah dan hidup dalam kondisi keuangan yang buruk.
"Suatu hari sebelum pergi ke sekolah, saya melihat ibu membuat susu. Namun mengambilnya dari susu sisa hari sebelumnya. Ia menambahkan air dan memanaskannya. Kemudian, ia memberikan kepada anak-anaknya," kata Lukaku.
Kehidupan ekonomi yang sulit membuat Lukaku bertekad menjadi pesepak bola profesional. Beruntung, semangat bomber bertubuh bongsor itu mendapat dukungan dari sang ayah yang selalu menemaninya berlatih sepak bola.
Lukaku memulai karier sepak bola bersama klub lokal Belgia, Rupel Boom F.C. Kemudian menjajal KFC Wintam, dan Lierse S.K sebelum akhirnya melakoni debut profesional bersama Anderlecht di Liga Jupiler.
Namun, tubuhnya yang menjulang tidak otomatis membuat karier sang pemain berjalan mulus. Agen Lukaku, Mino Raiola, pernah menyebut bahwa penyerang kelahiran Antwerpen, Belgia, 13 Mei 1993 selalu dicurigai melakukan pencurian umur.
Postur badan Lukaku yang lebih besar dari teman-teman membuatnya dicap berusia lebih tua dari yang diakui. Hal itu memaksa kedua orang tua Lukaku selalu membawa akte kelahiran Lukaku saat berurusan dengan klub.
"Dia memang lebih besar dan jauh lebih kuat. Ketika orang-orang menuduh Lukaku mencuri umur, ibunya langsung menyodorkan akte kelahiran," kata Mino Raiola dikutip Mirror.
Setelah berhasil melakoni debut proefsionalnya, Lukaku mulai mengangkat derajat keluarga. Pemain bertinggi badan 191 cm membelikan kedua orang tuannya rumah, serta menghidupi keluarga dengan layak.
Ketika diboyong Inter Milan pada 2019, Romelu Lukaku memakan biaya 74 juta euro untuk memboyongnya pada bursa transfer musim panas 2019. Sebelumnya, Manchester United merogoh kocek 84,7 juta euro untuk mendapatkan Lukaku dari Everton pada 2017.
Kini, kehidupan Lukaku bergelimang harta. Penyerang 28 tahun tersebut dikabarkan mendapatkan upah Rp2,58 miliar per pekan. Selain itu, ia juga tampil tajam dengan mendulang 34 gol pada musim debut di Inter Milan.
Saat ini Lukaku tengah dalam sorotan kurang enak. Penyerang tim nasional Belgia mulai tergantikan oleh posisi Kai Havertz sehingga dia cuma duduk di bangku cadangan dalam tiga laga terakhir Chelsea di Liga Inggris. Lukaku lebih banyak tampil untuk Piala FA.
Kepada Gazetta dello Sport beberapa waktu lalu, Lukaku berkisah tentang masa kecilnya yang sulit. Hidup di Liege, Belgia, keluarga Lukaku tidak punya rumah dan hidup dalam kondisi keuangan yang buruk.
"Suatu hari sebelum pergi ke sekolah, saya melihat ibu membuat susu. Namun mengambilnya dari susu sisa hari sebelumnya. Ia menambahkan air dan memanaskannya. Kemudian, ia memberikan kepada anak-anaknya," kata Lukaku.
Kehidupan ekonomi yang sulit membuat Lukaku bertekad menjadi pesepak bola profesional. Beruntung, semangat bomber bertubuh bongsor itu mendapat dukungan dari sang ayah yang selalu menemaninya berlatih sepak bola.
Lukaku memulai karier sepak bola bersama klub lokal Belgia, Rupel Boom F.C. Kemudian menjajal KFC Wintam, dan Lierse S.K sebelum akhirnya melakoni debut profesional bersama Anderlecht di Liga Jupiler.
Namun, tubuhnya yang menjulang tidak otomatis membuat karier sang pemain berjalan mulus. Agen Lukaku, Mino Raiola, pernah menyebut bahwa penyerang kelahiran Antwerpen, Belgia, 13 Mei 1993 selalu dicurigai melakukan pencurian umur.
Postur badan Lukaku yang lebih besar dari teman-teman membuatnya dicap berusia lebih tua dari yang diakui. Hal itu memaksa kedua orang tua Lukaku selalu membawa akte kelahiran Lukaku saat berurusan dengan klub.
"Dia memang lebih besar dan jauh lebih kuat. Ketika orang-orang menuduh Lukaku mencuri umur, ibunya langsung menyodorkan akte kelahiran," kata Mino Raiola dikutip Mirror.
Setelah berhasil melakoni debut proefsionalnya, Lukaku mulai mengangkat derajat keluarga. Pemain bertinggi badan 191 cm membelikan kedua orang tuannya rumah, serta menghidupi keluarga dengan layak.
Ketika diboyong Inter Milan pada 2019, Romelu Lukaku memakan biaya 74 juta euro untuk memboyongnya pada bursa transfer musim panas 2019. Sebelumnya, Manchester United merogoh kocek 84,7 juta euro untuk mendapatkan Lukaku dari Everton pada 2017.
Kini, kehidupan Lukaku bergelimang harta. Penyerang 28 tahun tersebut dikabarkan mendapatkan upah Rp2,58 miliar per pekan. Selain itu, ia juga tampil tajam dengan mendulang 34 gol pada musim debut di Inter Milan.
Saat ini Lukaku tengah dalam sorotan kurang enak. Penyerang tim nasional Belgia mulai tergantikan oleh posisi Kai Havertz sehingga dia cuma duduk di bangku cadangan dalam tiga laga terakhir Chelsea di Liga Inggris. Lukaku lebih banyak tampil untuk Piala FA.
(sto)