Kisah Pilu di Balik Sukses Radja Nainggolan di Sepak Bola Eropa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Radja Nainggolan , nama yang cukup mentereng di sepak bola Eropa. Namun, di balik kariernya yang moncer, masa kecil pesepak bola berdarah Indonesia itu memiliki kisah yang cukup memilukan.
Radja Nainggolan merupakan anak dari pasangan Marianus Nainggolan dan Lizy Bogaerts. Lahir di Belgia pada 1998, Radja Nainggolan memiliki saudara kembar perempuan. Sedari kecil, Ayahnya, Martinus yang merupakan seorang warga Negara Indonesia telah pergi meninggalkan ibunya Lizy yang memang asli Belgia.
Radja Nainggolan bersama adik kembar dan tiga saudara tirinya dibesarkan oleh sang ibu seorang. Di tengah impitan ekonomi, sang ibu mendorong Radja dan saudara kembarnya untuk menggeluti sepak bola sejak usianya baru beranjak lima tahun.
Sang Ibu yang meninggal pada 2010 itu melihat bahwa sepak bola merupakan sebuah tempat bagi anak-anaknya keluar dari kemiskinan. Dia berharap agar salah satu dari mereka berhasil di dunia sepak bola.
Mimpi itu pun terwujud. Radja Nainggolan sukses bermain di timnas Belgia sejak 2004 atau ketika usianya baru 16 tahun hingga 2018 lalu.
Radja Nainggolan yang sempat menjemput ayahnya pada 2014 di Indonesia itu juga memiliki karier yang cukup cemerlang di liga Italia. Seperti Cagliari, Roma dan Inter Milan. Saat ini, Radja Nainggolan bermain bersama tim sepak bola Royal Antwerp asal Belgia.
Demikian sekelumit kisah Radja Nainggolan yang sejak kecil kehilangan sosok ayah, namun tetap tegar dan tidak menyurutkan cita-citanya menjadi pesepak bola besar di negara kiblat sepak bola dunia, Italia.
Radja Nainggolan merupakan anak dari pasangan Marianus Nainggolan dan Lizy Bogaerts. Lahir di Belgia pada 1998, Radja Nainggolan memiliki saudara kembar perempuan. Sedari kecil, Ayahnya, Martinus yang merupakan seorang warga Negara Indonesia telah pergi meninggalkan ibunya Lizy yang memang asli Belgia.
Radja Nainggolan bersama adik kembar dan tiga saudara tirinya dibesarkan oleh sang ibu seorang. Di tengah impitan ekonomi, sang ibu mendorong Radja dan saudara kembarnya untuk menggeluti sepak bola sejak usianya baru beranjak lima tahun.
Sang Ibu yang meninggal pada 2010 itu melihat bahwa sepak bola merupakan sebuah tempat bagi anak-anaknya keluar dari kemiskinan. Dia berharap agar salah satu dari mereka berhasil di dunia sepak bola.
Mimpi itu pun terwujud. Radja Nainggolan sukses bermain di timnas Belgia sejak 2004 atau ketika usianya baru 16 tahun hingga 2018 lalu.
Radja Nainggolan yang sempat menjemput ayahnya pada 2014 di Indonesia itu juga memiliki karier yang cukup cemerlang di liga Italia. Seperti Cagliari, Roma dan Inter Milan. Saat ini, Radja Nainggolan bermain bersama tim sepak bola Royal Antwerp asal Belgia.
Demikian sekelumit kisah Radja Nainggolan yang sejak kecil kehilangan sosok ayah, namun tetap tegar dan tidak menyurutkan cita-citanya menjadi pesepak bola besar di negara kiblat sepak bola dunia, Italia.
(sha)