Profil Erik Ten Hag, Pelatih Anyar MU yang Tajir Melintir dari Lahir
loading...
A
A
A
MANCHESTER - Uang agaknya bukan motivasi Erik Ten Hag gabung Manchester United musim depan. Sebab, pelatih yang akan mengantongi gaji fantastis di Old Trafford itu sudah kaya sejak lahir.
Ten Hag telah menandatangani kontrak tiga tahun dengan opsi satu tahun bersama Manchester United dengan gaji 9 juta pound atau Rp167 miliar per tahun. Jumlah tersebut dua kali lipat dari apa yang didapatnya bersama Ajax.
Wajar apabila muncul pendapat yang menyebut Erik Ten Hag gabung Manchester United karena uang. Namun, pendapat tersebut harus diuji dengan fakta bahwa pelatih 52 tahun sudah kaya sejak lahir.
Erik Ten Hag lahir di Haaksbergen, Februari 1970 di tengah keluarga super kaya di Belanda. Ayahnya, Hennie ten Hag, adalah pengusaha pengembang properti papan atas di negeri Kincir Angin.
Menurut laporan Daily Star, Ten Hag senior mendirikan perusahaan pengembang properti pada 1967. Perusahaan itu berkembang pesat hingga menghasilkan beberapa anak perusahaan yang membentuk semacam grup konglomerasi.
Saudara laki-laki Erik Ten Hag yang bernama Rico dan Michel meneruskan usaha itu sebagai ketua dewan direksi. Kakak laki-lakinya memikul lebih banyak tanggung jawab ketika sang ayah mundur setelah menghabiskan setengah abad menjalankan bisnis.
Para saudara kandung ingin Erik terlibat dalam bisnis. Namun, Erik tidak tertarik menjalankan bisnis properti warisan ayahnya, dirinya justru pergi ke lapangan sepak bola untuk menekuni hobinya.
Dari lapangan hijau pula Erik menjemput nasibnya dengan merintis karier sendiri dan kemudian dikenal sebagai salah satu pelatih berbakat di Belanda.
Karier sepak bola bocah tajir itu dimulai dari FC Twente. Berposisi sebagai bek, Erik Ten Hag juga pernah memperkuat De Graafschap, RKC Waalwijk, dan FC Utrecht. Dia pensiun pada usia 32 tahun dan akhirnya menjadi pelatih.
Di kursi pelatih, karier Erik mampu mengimbangi gurita bisnis properti saudara-saudaranya. Ten Hag menjelma ahli strategi jempolan dengan taktik jitu di lapangan serta kemampuan menjalankan manajemen klub sepak bola.
Dia memenangkan dua gelar Eredivisie dan dua Piala KNVB bersama Ajax Amsterdam. Dia juga membawa Ajax mencapai semifinal Liga Champions 2018/2019 setelah mengalahkan Real Madrid dan Juventus.
Musim depan Erik Ten Hag menyandang tugas besar mengembalikan kejayaan Manchester United. Etos kerja pelatih berkepala botak itu dianggap mumpuni untuk membangunkan Setan Merah yang musim ini tersungkur.
Ten Hag telah menandatangani kontrak tiga tahun dengan opsi satu tahun bersama Manchester United dengan gaji 9 juta pound atau Rp167 miliar per tahun. Jumlah tersebut dua kali lipat dari apa yang didapatnya bersama Ajax.
Wajar apabila muncul pendapat yang menyebut Erik Ten Hag gabung Manchester United karena uang. Namun, pendapat tersebut harus diuji dengan fakta bahwa pelatih 52 tahun sudah kaya sejak lahir.
Erik Ten Hag lahir di Haaksbergen, Februari 1970 di tengah keluarga super kaya di Belanda. Ayahnya, Hennie ten Hag, adalah pengusaha pengembang properti papan atas di negeri Kincir Angin.
Menurut laporan Daily Star, Ten Hag senior mendirikan perusahaan pengembang properti pada 1967. Perusahaan itu berkembang pesat hingga menghasilkan beberapa anak perusahaan yang membentuk semacam grup konglomerasi.
Saudara laki-laki Erik Ten Hag yang bernama Rico dan Michel meneruskan usaha itu sebagai ketua dewan direksi. Kakak laki-lakinya memikul lebih banyak tanggung jawab ketika sang ayah mundur setelah menghabiskan setengah abad menjalankan bisnis.
Para saudara kandung ingin Erik terlibat dalam bisnis. Namun, Erik tidak tertarik menjalankan bisnis properti warisan ayahnya, dirinya justru pergi ke lapangan sepak bola untuk menekuni hobinya.
Dari lapangan hijau pula Erik menjemput nasibnya dengan merintis karier sendiri dan kemudian dikenal sebagai salah satu pelatih berbakat di Belanda.
Karier sepak bola bocah tajir itu dimulai dari FC Twente. Berposisi sebagai bek, Erik Ten Hag juga pernah memperkuat De Graafschap, RKC Waalwijk, dan FC Utrecht. Dia pensiun pada usia 32 tahun dan akhirnya menjadi pelatih.
Di kursi pelatih, karier Erik mampu mengimbangi gurita bisnis properti saudara-saudaranya. Ten Hag menjelma ahli strategi jempolan dengan taktik jitu di lapangan serta kemampuan menjalankan manajemen klub sepak bola.
Dia memenangkan dua gelar Eredivisie dan dua Piala KNVB bersama Ajax Amsterdam. Dia juga membawa Ajax mencapai semifinal Liga Champions 2018/2019 setelah mengalahkan Real Madrid dan Juventus.
Musim depan Erik Ten Hag menyandang tugas besar mengembalikan kejayaan Manchester United. Etos kerja pelatih berkepala botak itu dianggap mumpuni untuk membangunkan Setan Merah yang musim ini tersungkur.
(sto)