Conor McGregor Ditantang Duel oleh Petarung Tuli asal Inggris

LONDON - Petarung bebas tuli asal Inggris, Thomas Paull, sangat ingin bergabung dengan Ultimate Fighting Championship (UFC). Jika bisa berkompetisi di UFC Paull mau menantang sang bintang, Conor McGregor.

Sebagai informasi, Paull adalah juara dua kelas saat ini untuk Golden Ticket promosi pertarungan tarung bebas campuran (MMA) yang berbasis di Inggris. Dia memenangkan gelar kelas ringan untuk promosi pada bulan Maret dengan KO brutal atas Perry Andre Goodwin di babak pertama.



Petarung berusia 27 tahun itu tumbuh dengan keadaan tulis dan mengakui bahwa keterbatasannya untuk mendengar sering mengganggunya ketika latihan. Namun, dia tidak merasa hal itu mengganggunya ketika bertarung di atas arena pertarungan.

Baru-baru ini, Paull pun menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dengan UFC . Dia mengatakan bahwa dirinya menunggu Dana White untuk menghubunginya secara langsung untuk melakukan penawaran.

Sejauh ini, Paull telah berkompetisi di kelas ringan dan welter dalam 13 pertarungan profesionalnya. Karena itu, tak mengherankan jika dia sangat ingin bertarung dengan mega bintang UFC, Conor McGregor.

"Saya ingin sekali melawan Conor McGregor,” kata Paull dikutip dari Mirror, Minggu (15/5/2022).

“Yang kedua adalah Paddy Pimblett, karena dia dari Utara dan aku dari Selatan. Ayo Paddy, aku akan melawanmu,” imbuhnya.

Kemudian, Paull menyatakan bahwa dirinya terjun ke dunia tarung bebas untuk membela diri dari orang-orang yang menindasnya karena masalah pendengarannya. Lalu, setelah dia masuk sebagai petarung profesional, perundungan kepadanya pun kini telah tidak terjadi lagi.

"Ketika saya dewasa, saya tertarik untuk bertarung karena saya diintimidasi karena pendengaran saya. Itu membuat saya lebih tertarik untuk belajar lebih banyak tentang bertarung dan melawan,” ujarnya.

Saat ini, satu-satunya petarung tulis di daftar UFC adalah Askar Askarov yang berada di peringkat teratas kelas terbang. Paull pun sangat ingin menambah angka tersebut menjadi dua dan berharap orang-orang tunarungu semakin termotivasi untuk terjun ke dunia olahraga di kelas utama.

“Walaupun ada role model tunarungu dalam olahraga, mereka hanya dikenal di komunitas tunarungu. Mereka tidak pernah dicampur ke dalam olahraga kelas utama (dengan orang normal),” jelas Paull.

“Padahal kami memiliki begitu banyak potensi dalam komunitas tunarungu kami dan saya berharap menjadi orang yang dapat menggabungkan keduanya. Jika kita diberi kesempatan, kami akan membuat kejutan. Jadi saya berharap menjadi orang yang membangun itu,” pungkasnya.