MotoGP Akan Gelar Sprint Race Setiap Seri, Max Verstappen Minta F1 Jangan Latah
loading...
A
A
A
STAVELOT - Max Verstappen membahas soal rencana MotoGP menggelar sprint race di setiap seri mulai musim depan. Pembalap Red Bull Racing itu meminta Formula 1 (F1) tidak melakukan hal yang sama.
F1 sejatinya sudah menerapkan sprint race. Uniknya, ketika ini diperlombakan, Verstappen tampil cukup bagus. Meski demikian, dia mengaku tidak menyukai format itut.
Di sisi lain, MotoGP telah menetapkan akan adanya sprint race di setiap seri balapan mulai edisi 2023. Verstappen berharap F1 tidak ikut-ikutan.
Walau F1 lebih dulu mengadakan sprint race yang biasanya bergulir setiap Sabtu pasca kualifikasi atau sebelum balapan di hari Minggu. Tapi, sejauh ini itu hanya diterapkan pada beberapa seri saja.
Pertama kalinya, F1 menggelar tiga sprint race di Italia, Inggris, dan Brasil pada musim lalu. Musim ini, format itu sudah diterapkan di Sirkuit Imola, Red Bull Ring, dan akan menyusul di Interlagos.
Verstappen jadi yang tercepat dalam dua sprint race di Imola dan Red Bull Ring. Meski begitu dia tidak terlalu suka dengan konsep tersebut.
"Saya tidak akan menikmatinya. Aku tidak menyukainya. Saya pikir emosi dan perasaan pada hari Minggu harus istimewa," ucapnya.
Verstappen menilai adanya sprint race mengurangi kenikmataan saat melakoni balapan sesungguhnya. Sebab, dia jadi kehilangan sesasi dan ketegangan ketika berada di belakang kemudi.
“Itulah satu-satunya (sensasi) saat Anda balapan. Begitulah cara saya berkembang di dunia balap, bagaimanapun: Minggu adalah hari untuk balapan,” lanjut Verstappen.
Lebih lanjut, Verstappen juga merasa sprint race tidak terlalu berpengaruh dalam persaingan perebutan gelar juara. Sebab, pemenang hanya mendapatkan delapan poin, bukan 25 poin seperti saat balapan Minggu.
“Ngomong-ngomong, sejauh ini, dari balapan sprint yang kami jalani, tidak banyak yang berubah secara drastis dalam hal hasil,” tandasnya.
Sejumlah pembalap F1 lainnya setuju dengan Verstappen. Valtteri Bottas (Alfa Romeo) misalnya, yang juga tidak menginginkan sprint race di semua seri balapan. Dia justru ingin adanya penambahan waktu latihan.
“Saya tidak berpikir kita perlu melakukan sprint setiap akhir pekan. Tapi latihannya kurang,” katanya, dikutip laman Express.
Pembalap AlphaTauri, Yuki Tsunoda juga tidak yakin F1 harus melakukan hal yang sama seperti MotoGP. Tapi dia setuju bila sprint race hanya beberapa kali diterapkan.
“Saya tidak berpikir ada manfaat untuk setiap balapan akhir pekan melakukan kualifikasi sprint. Kualifikasi sprint adalah hal yang istimewa untuk (beberapa kali) dilakukan daripada setiap akhir pekan balapan dan itulah mengapa kualifikasi sprint terkadang menyenangkan untuk ditonton,” ucap Yuki.
F1 sejatinya sudah menerapkan sprint race. Uniknya, ketika ini diperlombakan, Verstappen tampil cukup bagus. Meski demikian, dia mengaku tidak menyukai format itut.
Di sisi lain, MotoGP telah menetapkan akan adanya sprint race di setiap seri balapan mulai edisi 2023. Verstappen berharap F1 tidak ikut-ikutan.
Walau F1 lebih dulu mengadakan sprint race yang biasanya bergulir setiap Sabtu pasca kualifikasi atau sebelum balapan di hari Minggu. Tapi, sejauh ini itu hanya diterapkan pada beberapa seri saja.
Pertama kalinya, F1 menggelar tiga sprint race di Italia, Inggris, dan Brasil pada musim lalu. Musim ini, format itu sudah diterapkan di Sirkuit Imola, Red Bull Ring, dan akan menyusul di Interlagos.
Verstappen jadi yang tercepat dalam dua sprint race di Imola dan Red Bull Ring. Meski begitu dia tidak terlalu suka dengan konsep tersebut.
"Saya tidak akan menikmatinya. Aku tidak menyukainya. Saya pikir emosi dan perasaan pada hari Minggu harus istimewa," ucapnya.
Verstappen menilai adanya sprint race mengurangi kenikmataan saat melakoni balapan sesungguhnya. Sebab, dia jadi kehilangan sesasi dan ketegangan ketika berada di belakang kemudi.
“Itulah satu-satunya (sensasi) saat Anda balapan. Begitulah cara saya berkembang di dunia balap, bagaimanapun: Minggu adalah hari untuk balapan,” lanjut Verstappen.
Lebih lanjut, Verstappen juga merasa sprint race tidak terlalu berpengaruh dalam persaingan perebutan gelar juara. Sebab, pemenang hanya mendapatkan delapan poin, bukan 25 poin seperti saat balapan Minggu.
“Ngomong-ngomong, sejauh ini, dari balapan sprint yang kami jalani, tidak banyak yang berubah secara drastis dalam hal hasil,” tandasnya.
Sejumlah pembalap F1 lainnya setuju dengan Verstappen. Valtteri Bottas (Alfa Romeo) misalnya, yang juga tidak menginginkan sprint race di semua seri balapan. Dia justru ingin adanya penambahan waktu latihan.
“Saya tidak berpikir kita perlu melakukan sprint setiap akhir pekan. Tapi latihannya kurang,” katanya, dikutip laman Express.
Pembalap AlphaTauri, Yuki Tsunoda juga tidak yakin F1 harus melakukan hal yang sama seperti MotoGP. Tapi dia setuju bila sprint race hanya beberapa kali diterapkan.
“Saya tidak berpikir ada manfaat untuk setiap balapan akhir pekan melakukan kualifikasi sprint. Kualifikasi sprint adalah hal yang istimewa untuk (beberapa kali) dilakukan daripada setiap akhir pekan balapan dan itulah mengapa kualifikasi sprint terkadang menyenangkan untuk ditonton,” ucap Yuki.
(mirz)