Mikel Arteta adalah Ujian Kesabaran Pendukung Arsenal
loading...
A
A
A
LONDON - Melihat Arsenal di klasemen sementara musim ini bisa jadi agak mengkhawatirkan. Secara bercanda, bisa dikatakan jika The Gunners mungkin tidak perlu bicara tentang target Eropa, tapi bagaimana mereka agar tidak terkejar tim di papan bawah.
Sebenarnya, sesuai dengan tradisi di Liga Primer, tim dengan nilai di atas 40 poin sudah aman dari zona degradasi. Arsenal memiliki 43 poin. Artinya, mereka tidak mungkin terlempar ke Divisi Champhionship musim depan.
Tapi, dengan 43 poin yang ada, The Gunners juga sepertinya tidak mungkin lagi bersaing ke Zona Eropa. Jarak mereka terlalu jauh dari Manchester United di urutan keenam klasemen sementara yang memiliki 49 poin. Ada gap hampir enam poin antara pasukan Mikel Arteta dan Ole Gunnar Solskjaer.
Mereka tinggal berharap terbang ke Eropa melalui jalur Piala FA, di mana The Gunners sudah berada di semifinal. Sesuai hasil undian, mereka akan bertemu Manchester City di semifinal. Jika lolos, Arsenal bakal menghadapi pemenang Manchester United vs Chelsea. (Baca: Kembali ke Etihad, Mikel Arteta Merasa Aneh)
Dari dua tim calon lawan, Arsenal lebih enak bertemu Chelsea di final. Alhasil, jika kalah, setidaknya mereka masih bisa ke Liga Europa karena secara teori The Blues bisa ke Eropa, tapi bermain di Liga Champions.
Sejauh ini belum ada kabar tentang bagaimana masa depan legendaris Arsenal tersebut. Setidaknya, belum ada kabar tentang apakah dia akan diganti atau tidak. Juga belum ada isu terkait calon pengganti Arteta jika memang dirinya tidak diperpanjang kontraknya.
Arteta setelah pertandingan perempat final Piala FA memberi tanda jika dirinya butuh waktu untuk membuat The Gunners menjadi kompetitif. Dia kemudian mengambil contoh Liverpool. Di bawah Juergen Klopp, Liverpool bertransformasi menjadi tim yang kuat dan berhasil mendapatkan gelar Liga Primer serta Liga Champions. “Liverpool adalah contoh bagus. Butuh banyak pekerjaan dan keputusan yang tepat dari semua orang," tutur Arteta, dilansir Mirror.
Sukses Klopp disebut sebagai buah kesabaran dari pemilik The Reds. Liverpool gagal total di musim pertama, kedua, dia kemudian membawa The Reds ke final Liga Champions, sebelum akhirnya kembali ke final dan berhasil mendapatkan gelar kompetisi tertinggi antarklub Eropa tersebut. Klopp juga memenuhi janjinya memberikan gelar Liga Primer di tahun keempatnya bersama The Reds.
Masalahnya, apakah pemilik dan pendukung Arsenal sesabar itu? Sesabar ketika mereka melihat bagaimana Arsene Wenger berproses secara perlahan untuk memberikan gelar Liga Primer, Piala FA, Piala Liga, dan membawa The Gunners ke final Liga Champions. (Baca juga: Mikel Arteta: Liverpool jadi Inspirasi Arsenal)
Sejak Wenger gagal memberikan gelar, pendukung sudah melancarkan protes agar pelatih asal Prancis itu dipecat. Tuntutan itu kemudian dipenuhi dengan mendapatkan Unai Emery. Sayang, kehadiran mantan arsitek Paris Saint-Germain itu tak bertahan lama. Permainan menyerang tak cukup membuat pendukung Arsenal nyaman, karena timnya gagal bersaing dengan Chelsea, Manchester City, Manchester United, Liverpool, dan Tottenham Hotspur.
Di sinilah daya tahan pendukung Arsenal diuji di bawah kendali Arteta. Pelatih asal Spanyol itu mengatakan bahwa internal di Arsenal harus yakin dengan filosofi yang sedang dibangun timnya. Kemudian melakukan transfer dengan baik demi menerjemahkan filosofi bermain dan klub plus kepercayaan dari penggemar. "Kemudian Anda membutuhkan pemain yang 100% berkomitmen kepada manajer dan klub untuk memberikan yang terbaik setiap waktu,” tandasnya. (Lihat videonya: Lima Rumah Warga Terseret Longsor di Palopo)
Arsenal sendiri sedang dibelit persoalan masa depan pemainnya. Pierre Emerick Aubameyang dan Mesut Oezil dikabarkan ingin pergi. Aubameyang dikabarkan bergabung dengan klub besar, sedangkan Oezil yang sempat tersenyum di bawah Arteta, kini mulai inkonsisten lagi.
Situasi ini harus diredam saat mereka melawat menjamu Norwich Cita demi menjaga tren kemenangan. Setelah dua kali menang, tiga poin atas Norwich menjadi penting demi menjaga psikologis pemain. (Maruf)
Sebenarnya, sesuai dengan tradisi di Liga Primer, tim dengan nilai di atas 40 poin sudah aman dari zona degradasi. Arsenal memiliki 43 poin. Artinya, mereka tidak mungkin terlempar ke Divisi Champhionship musim depan.
Tapi, dengan 43 poin yang ada, The Gunners juga sepertinya tidak mungkin lagi bersaing ke Zona Eropa. Jarak mereka terlalu jauh dari Manchester United di urutan keenam klasemen sementara yang memiliki 49 poin. Ada gap hampir enam poin antara pasukan Mikel Arteta dan Ole Gunnar Solskjaer.
Mereka tinggal berharap terbang ke Eropa melalui jalur Piala FA, di mana The Gunners sudah berada di semifinal. Sesuai hasil undian, mereka akan bertemu Manchester City di semifinal. Jika lolos, Arsenal bakal menghadapi pemenang Manchester United vs Chelsea. (Baca: Kembali ke Etihad, Mikel Arteta Merasa Aneh)
Dari dua tim calon lawan, Arsenal lebih enak bertemu Chelsea di final. Alhasil, jika kalah, setidaknya mereka masih bisa ke Liga Europa karena secara teori The Blues bisa ke Eropa, tapi bermain di Liga Champions.
Sejauh ini belum ada kabar tentang bagaimana masa depan legendaris Arsenal tersebut. Setidaknya, belum ada kabar tentang apakah dia akan diganti atau tidak. Juga belum ada isu terkait calon pengganti Arteta jika memang dirinya tidak diperpanjang kontraknya.
Arteta setelah pertandingan perempat final Piala FA memberi tanda jika dirinya butuh waktu untuk membuat The Gunners menjadi kompetitif. Dia kemudian mengambil contoh Liverpool. Di bawah Juergen Klopp, Liverpool bertransformasi menjadi tim yang kuat dan berhasil mendapatkan gelar Liga Primer serta Liga Champions. “Liverpool adalah contoh bagus. Butuh banyak pekerjaan dan keputusan yang tepat dari semua orang," tutur Arteta, dilansir Mirror.
Sukses Klopp disebut sebagai buah kesabaran dari pemilik The Reds. Liverpool gagal total di musim pertama, kedua, dia kemudian membawa The Reds ke final Liga Champions, sebelum akhirnya kembali ke final dan berhasil mendapatkan gelar kompetisi tertinggi antarklub Eropa tersebut. Klopp juga memenuhi janjinya memberikan gelar Liga Primer di tahun keempatnya bersama The Reds.
Masalahnya, apakah pemilik dan pendukung Arsenal sesabar itu? Sesabar ketika mereka melihat bagaimana Arsene Wenger berproses secara perlahan untuk memberikan gelar Liga Primer, Piala FA, Piala Liga, dan membawa The Gunners ke final Liga Champions. (Baca juga: Mikel Arteta: Liverpool jadi Inspirasi Arsenal)
Sejak Wenger gagal memberikan gelar, pendukung sudah melancarkan protes agar pelatih asal Prancis itu dipecat. Tuntutan itu kemudian dipenuhi dengan mendapatkan Unai Emery. Sayang, kehadiran mantan arsitek Paris Saint-Germain itu tak bertahan lama. Permainan menyerang tak cukup membuat pendukung Arsenal nyaman, karena timnya gagal bersaing dengan Chelsea, Manchester City, Manchester United, Liverpool, dan Tottenham Hotspur.
Di sinilah daya tahan pendukung Arsenal diuji di bawah kendali Arteta. Pelatih asal Spanyol itu mengatakan bahwa internal di Arsenal harus yakin dengan filosofi yang sedang dibangun timnya. Kemudian melakukan transfer dengan baik demi menerjemahkan filosofi bermain dan klub plus kepercayaan dari penggemar. "Kemudian Anda membutuhkan pemain yang 100% berkomitmen kepada manajer dan klub untuk memberikan yang terbaik setiap waktu,” tandasnya. (Lihat videonya: Lima Rumah Warga Terseret Longsor di Palopo)
Arsenal sendiri sedang dibelit persoalan masa depan pemainnya. Pierre Emerick Aubameyang dan Mesut Oezil dikabarkan ingin pergi. Aubameyang dikabarkan bergabung dengan klub besar, sedangkan Oezil yang sempat tersenyum di bawah Arteta, kini mulai inkonsisten lagi.
Situasi ini harus diredam saat mereka melawat menjamu Norwich Cita demi menjaga tren kemenangan. Setelah dua kali menang, tiga poin atas Norwich menjadi penting demi menjaga psikologis pemain. (Maruf)
(ysw)