Mercedez Ubah Warna, Livery Jadi Simbol Antirasisme

Kamis, 02 Juli 2020 - 12:32 WIB
loading...
Mercedez Ubah Warna, Livery Jadi Simbol Antirasisme
Langkah sederhana namun sarat pesan kemanusian diambil Mercedes pada Formula One (F1) 2020. Tim yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu khas dengan warna perak itu memutuskan mengubah livery Mercedes W11 menjadi hitam pekat. Foto/Formula1
A A A
BRACKLEY - Langkah sederhana namun sarat pesan kemanusian diambil Mercedes pada Formula One (F1) 2020. Tim yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu khas dengan warna perak itu memutuskan mengubah livery Mercedes W11 menjadi hitam pekat.

Gerakan Black Lives Matter yang awalnya hanya bergaung di Amerika Serikat (AS), kini sudah merambah negara-negara Eropa yang notabene banyak dihuni warga negara keturunan Afrika. Kampanye ini merupakan respons atas kematian George Floyd yang tewas di tangan polisi AS.

Black Lives Matter merupakan gerakan perlawanan atas tindakan diskriminasi yang dilakukan kelompok mayoritas terhadap warga negara minoritas khususnya kulit hitam. Secara perlahan, kampanye antirasisme ini juga mulai merambah Eropa. (Baca: Ditabrak truk Saat Balapan Handbike, Mantan Pembalap F1 Zanadi Kritis)

Seakan tidak ingin ketinggalan, Mercedes yang berbasis di Inggris turut ambil bagian dalam kampanye Black Lives Matter. Langkah berani pun diambil manajemen Mercedes dengan mengganti warna mobil mereka sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan antirasisme.

Apalagi, Lewis Hamilton sebagai pembalap utama Mercedes juga pernah terkena dampak dari isu rasisme tersebut. Dia kerap diejek hingga di-bully dengan kata-kata tidak pantas mengingat warna kulitnya hitam padahal berasal dari negara Inggris. Keputusan berani tim Silver Arrows itu sangat diapresiasi Hamilton.

Pembalap berusia 35 tahun itu merasa senang karena manajemen tim benar-benar mendengarkan keluh kesahnya selama ini. Mereka turut mendukung gerakan antirasisme walaupun hanya mengganti warna mobilnya.

Dia lantas berharap tindakan-tindakan kecil seperti ini bisa ditiru tim-tim lain untuk menunjukkan dukungan kepada mereka yang selalu didiskriminasi oleh kaum mayoritas.

“Saya ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada Toto Wolff dan Mercedes karena sudah mendengarkan dan memahami pengalaman saya menjadi korban rasisme, juga sudah mewujudkan pernyataan penting ini,” ucap Hamilton, dilansir The Guardian.

“Kami ingin membangun warisan yang melebihi F1. Jika kami bisa menjadi pemimpin perubahan dan mulai membentuk keragaman di dalam tim, itu akan mengirimkan pesan yang kuat,” tuturnya.

Sejauh ini, Hamilton memang menjadi satu-satunya pembalap kulit hitam yang berkiprah di ajang balapan jet darat tersebut. Pembalap asal Inggris itu menunjukkan bakatnya tidak kalah dengan para driver yang notabene mayoritas kulit putih. (Baca juga: Terkatung-katung, Vettel Disarankan Cuti Satu Tahun)

Terbukti, enam gelar juara dunia sudah dikoleksi pembalap kelahiran 7 Januari 1985 itu. Bahkan, dia mencetak hattrick juara dalam tiga musim terakhir.

Tidak hanya dari kalangan pembalap, ajang F1 juga terkesan kurang adil bagi negara-negara di Afrika. Jika balapan sudah digelar di Benua Eropa, Amerika, Asia, dan Australia, tidak demikian dengan Benua Hitam.

Tercatat terakhir kali balapan digelar pada 1993 di Kyalami, Afrika Selatan. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, otoritas F1 mewacanakan untuk kembali menggelar balapan di Afrika.

Marrakech, Ibu Kota Maroko, menjadi kandidat kuat setelah menjadi tuan rumah balapan jalanan untuk WTCC dari 2009 hingga 2017 dan Formula E dari 2016 hingga 2019. Maroko baru sekali menggelar balapan F1, yakni pada 1958 di Casablanca.

Kembali pada perubahan livery, Wolff menjelaskan jika pemilihan warna hitam memang sengaja diambil sebagai bentuk dukungan dari gerakan antirasisme. Dia merasa jika dunia masih kerap tidak adil dalam memberi perlakuan terhadap orang kulit hitam. (Baca juga: Terancam China, Australia Siap Beli Rudal Pembunuh Kapal dari AS)

Berkaca dari kasus kematian Floyd di AS, kini Mercedes ingin memberikan pesan mendalam walaupun hanya melalui warna mobil. Menurutnya, rasisme dan diskriminasi tidak memiliki tempat di masyarakat, olahraga, atau timnya.

Dengan begitu, langkah ini menjadi sebuah kepercayaan besar bagi Mercedes yang juga memerangi rasisme bukan hanya di Inggris, tapi di dunia. Karena itu, pihaknya berharap aspirasinya melalui perubahan warna dari mobil timnya bisa berdampak positif.

“Livery kami adalah janji publik kami untuk mengambil tindakan positif. Kami bermaksud menemukan dan menarik talenta terbaik dari latar belakang seluas mungkin untuk menciptakan jalur yang kredibel bagi mereka untuk mencapai olahraga kami dalam rangka membangun tim yang lebih kuat dan lebih beragam di masa depan,” ungkap Wolff. (Lihat videonya: Diburu Peminta Sepeda Lipat, Kreuz Produksi Ratusan Sepeda)

Olahraga memang kerap menjadi sarana untuk menyatukan orang banyak. Tidak hanya kompetisi F1, pada Kompetisi Liga Champions (sepak bola) saja, terdapat satu kata-kata yang selalu dikumandangkan, yakni say no to racism.

Menarik untuk dinanti apakah ada tim-tim lain yang bakal mengikuti jejak Mercedes mengingat isu rasisme telah ditanggapi sejumlah pembalap F1 beberapa waktu lalu. (Raikhul Amar)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)