Kisah Pilu Anak Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan Sudah Dimakamkan, sang Ibu Menangis Belum Sempat Lihat Terakhir Kali

Senin, 03 Oktober 2022 - 17:00 WIB
loading...
Kisah Pilu Anak Jadi...
Suporter memasuki lapangan setelah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada laga lanjutan Liga 1 2022/2023. Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
A A A
MALANG - Seorang ibu terlihat menangis ketika berada di Bandara Soekarno Hatta. Dia tidak bisa menutup kesedihannya karena belum sempat melihat putranya yang tewas saat tragedi Kanjuruhan untuk terakhir kalinya.



Kisah pilu ini disampaikan Ginanjar Widya yang mengaku sebagai pengusaha melalui instagram. Dia bercerita bertemu seorang ibuyang anaknya tewas saat tragedi Kanjuruhan.

Dia menulis sang ibu bahkan belum sempat melihat wajah anaknya untuk terakhir kali. Sebab, ketika si ibu itu masih di Jakarta untuk mencari nafkah, putranya sudah dimakamkan.

Pertemuan itu terjadi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (2/10/2022). Kala itu, Ginanjar dihampiri seorang ibu yang hendak terbang ke Surabaya.

Ibu paruh baya itu seorang single parents yang merantau ke Jakarta untuk mendapat penghidupan yang lebih layak. Sebab, ibu yang diketahui bernama Yuli itu harus menafkahi anaknya yang tinggal di Sumber Buncis, Malang Selatan.

Yuli rupanya memiliki anak bernama Bregi, siswa kelas dua SMK yang menjadi salah satu korban tewas di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada lanjutan Liga 1 2022/2023.

Ironisnya lagi, Yuli belum sempat melihat putranya untuk terakhir kali karena sudah keburu dimakamkan. Sulit dibayangkan kesedihan yang saat itu dirasakannya.

“Tadi ketika di Bandara Soetta saat hendak check-in ada ibu-ibu paruh baya yang menghampiri saya, yang sedang berdiri di depan counter,” kata Ginanjar dikutip Instastory di akun pribadinya, Senin (3/10/2022).

“Tanyanya, ‘mas ini gate untuk penerbangan ke Surabaya ya?’ saya jawab ‘iya bu betul, ibu mau kemana?’ si ibu langsung menarik nafas dan berucap ‘saya mau pulang mas, anak saya meninggal saat nonton pertandingan Arema.”

“Sambil terisak sang Ibu menambahkan, ‘anak saya sudah dimakamkan, tadi saya belum sempat lihat wajahnya untuk terakhir kali’ pada saat itu terasa waktu berhenti dan hening untuk sepersekian lamanya.”

Yuli lalu memperlihatkan pesan terakhir Bregi sebelum menuju stadion menyaksikan laga bertajuk Derby Jawa Timur itu. Ternyata, itu menjadi salam perpisahan.

“Si ibu menunjukkan pesan terakhir anaknya ke saya ketika pamit, ‘bu saya izin berangkat nonton Arema nggih’ dan sampai sekarang itu menjadi izin terakhir yang diterima ibunya,” papar Ginanjar.

“Saya mencoba menenangkan, berdiri di samping ibunya (Yuli) dan mencoba untuk mendekap, di sana air matanya keluar tak tertahankan, dan akhirnya saya menawarkan tumpangan untuk jalan ke Surabaya, syukur ibunya mau,” tuturnya.

“Di perjalanan menuju Malang si ibu hanya menangis dan tatapannya kosong, dia juga menunjukkan foto anaknya dan bilang ‘saya jauh-jauh ke Jakarta untuk besarin anak, kalo anak saya sudah engga seperti ini rasanya sia-sia,” kata Ginanjar.



Perjalanan dari Surabaya menuju Malang diwarnai isak tangis. Tangis Ginanjar ikutan pecah lantaran terus menerus melihat sang Ibu menangis.

“Air mata di perjalanan pun sudah tidak bisa saya tahan, hujan di perjalanan menambah perasaan sedih yang tak berujung,” pungkasnya.

Instastory Instagram: Clik disini

(mirz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1431 seconds (0.1#10.140)