5 Fakta di Balik Timnas Indonesia U-16 Gagal Menembus Piala Asia U-17
loading...
A
A
A
Lima fakta di balik kegagalan Timnas Indonesia U-16 melangkah ke Piala Asia U-17 2023 sangat menyesakkan hati penggemar sepak bola di Tanah Air. Timnas Indonesia U-16 yang awalnya di atas angin untuk lolos ke Piala Asia U-17 mengalami hasil menyakitkan.
Hanya butuh hasil imbang melawan Malaysia U-16 di laga terakhir Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 berubah menjadi tangis. Di luar dugaan, Timnas Indonesia U-16 menelan kekalahan telak 1-5 dari Harimau Malaya Muda.
Kekalahan telak tersebut mengirim Timnas Indoensia U-16 turun ke posisi runner-up Grup B sekaligus mengadu nasib dengan tim lain. Hasilnya, Timnas Indonesia U-16 secara tragis tersingkir setelah hanya menempati posisi ketujuh runner-up terbaik setelah Laos di luar dugaan menang di laga terakhir.
Timnas Indonesia U-16 terlemapr ke posisi ketujuh klasemen runner-up terbaik dengan minus 3 sedangkan Laos minus 2. Berikut 5 fakta di balik kegagalan Timnas Indonesia U-16 melangkah ke Piala Asia U-17 2023.
1. Absennya Iqbal Gwijangge
Sosok Muhammad Iqbal Gwijangge tidak tergantikan di lini belakang Timnas Indonesia U-16 sejak juara Piala AFF U-16 hingga Kualifikasi Piala Asia U-17. Ketika Iqbal absen karena cedera dan akumulasi kartu, absennya Iqbal menjadi lubang kelemahan Timnas Indonesia U-16.
Tidak ada sosok pengganti yang sepadan dengan Iqbal yang juga kapten Timnas Indonesia U-16. Koordinasi antarlini di benteng Timnas Indonesia U-16 menjadi amburadul karena tidak ada yang mengomandoi.
2. Minim Rotasi Pemain
Minimnya rotas pemain membuat lawan mengetahui permainan Timnas Indonesia U-16. Timnas Malaysia U-16 melihat kelemahan ini menjadi keuntungan bagi mereka. Dengan absennya Iqbal membuat pemain depan Malaysia merajalela membombardir benteng Garuda Asia.
3. Mental Down 27 Menit Kebobolan 4 Gol
Pemain Timnas Indonesia U-16 kena mental ketika hanya dalam 27 menit Timnas Malaysia U-16 mampu mencetak empat gol. Secara psikologis, kebobolan empat gol sangat memebratkan mental pemain Garuda Asia untuk mengejar ketertinggalan. Mental pemain Indonesia U-16 makin hancur ketika Malaysia menambah gol menjadi 5-0.
4. Banyak Buang Peluang
Pemain Timnas Indonesia U-16 banyak membuang peluang gol terutama ketika awal pertandingan. Namun, dari sekian peluang yang seharusnya bisa menjadi gol malah meleset.
5. Bom Waktu Local Pride
Bom waktu isu local pride yang diteriakkan Marcus Horison saat Timnas Indonesia U-16 menjadi juara Piala AFF U-16 akhirnya meledak saat Kualifikasi Piala Asia U-17. Timnas Indonesia U-16 tersingkir secara menyakitkan setelah di laga terakhir ditaklukkan Malaysia dengan skor telak 1-5.
Kegagalan itu langsung menjadi sumbu pemicu isu local pride yang menjadi santapan netizen. Isu local pride menjadi local preet sebagai sindiran atas kegagalan Timnas Indonesia U-16 lolos ke Piala Asia U-17 2023.
Hanya butuh hasil imbang melawan Malaysia U-16 di laga terakhir Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 berubah menjadi tangis. Di luar dugaan, Timnas Indonesia U-16 menelan kekalahan telak 1-5 dari Harimau Malaya Muda.
Kekalahan telak tersebut mengirim Timnas Indoensia U-16 turun ke posisi runner-up Grup B sekaligus mengadu nasib dengan tim lain. Hasilnya, Timnas Indonesia U-16 secara tragis tersingkir setelah hanya menempati posisi ketujuh runner-up terbaik setelah Laos di luar dugaan menang di laga terakhir.
Timnas Indonesia U-16 terlemapr ke posisi ketujuh klasemen runner-up terbaik dengan minus 3 sedangkan Laos minus 2. Berikut 5 fakta di balik kegagalan Timnas Indonesia U-16 melangkah ke Piala Asia U-17 2023.
1. Absennya Iqbal Gwijangge
Sosok Muhammad Iqbal Gwijangge tidak tergantikan di lini belakang Timnas Indonesia U-16 sejak juara Piala AFF U-16 hingga Kualifikasi Piala Asia U-17. Ketika Iqbal absen karena cedera dan akumulasi kartu, absennya Iqbal menjadi lubang kelemahan Timnas Indonesia U-16.
Tidak ada sosok pengganti yang sepadan dengan Iqbal yang juga kapten Timnas Indonesia U-16. Koordinasi antarlini di benteng Timnas Indonesia U-16 menjadi amburadul karena tidak ada yang mengomandoi.
2. Minim Rotasi Pemain
Minimnya rotas pemain membuat lawan mengetahui permainan Timnas Indonesia U-16. Timnas Malaysia U-16 melihat kelemahan ini menjadi keuntungan bagi mereka. Dengan absennya Iqbal membuat pemain depan Malaysia merajalela membombardir benteng Garuda Asia.
3. Mental Down 27 Menit Kebobolan 4 Gol
Pemain Timnas Indonesia U-16 kena mental ketika hanya dalam 27 menit Timnas Malaysia U-16 mampu mencetak empat gol. Secara psikologis, kebobolan empat gol sangat memebratkan mental pemain Garuda Asia untuk mengejar ketertinggalan. Mental pemain Indonesia U-16 makin hancur ketika Malaysia menambah gol menjadi 5-0.
4. Banyak Buang Peluang
Pemain Timnas Indonesia U-16 banyak membuang peluang gol terutama ketika awal pertandingan. Namun, dari sekian peluang yang seharusnya bisa menjadi gol malah meleset.
5. Bom Waktu Local Pride
Bom waktu isu local pride yang diteriakkan Marcus Horison saat Timnas Indonesia U-16 menjadi juara Piala AFF U-16 akhirnya meledak saat Kualifikasi Piala Asia U-17. Timnas Indonesia U-16 tersingkir secara menyakitkan setelah di laga terakhir ditaklukkan Malaysia dengan skor telak 1-5.
Kegagalan itu langsung menjadi sumbu pemicu isu local pride yang menjadi santapan netizen. Isu local pride menjadi local preet sebagai sindiran atas kegagalan Timnas Indonesia U-16 lolos ke Piala Asia U-17 2023.
(aww)