Aneh! Exco Tahu Stadion di Indonesia Banyak yang Belum Penuhi Standar FIFA, Kenapa Dibiarkan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terus bekerja untuk mengungkap dugaan penyebab pecahnya tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022). Salah satunya mengenai melanjutkan kegiatan dengan mengunjungi stadion tersebut.
"Tim TGIPF akan melanjutkan kegiatannya mengunjungi Stadion Kanjuruhan untuk memastikan kondisi dan standar kelayakan stadion, termasuk pintu-pintu dan kelengkapan personel petugas (steward) di setiap pintu," ungkap Sekretaris TGIPF, Nur Rochmad.
Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani mengakui masih banyak stadion yang belum memenuhi standar FIFA, namun tetap digunakan menggelar pertandingan sepak bola yang dihadiri ribuan penonton. "Secara kasat mata banyak stadion belum layak. Karena klub tidak punya stadion, yang punya Pemda, dan Pemda tidak tahu kebutuhan klub. Menurut Pemda sudah bagus tetapi dari sisi klub belum cukup, terutama security FIFA belum memenuhi standar," jelas Hasani.
BACA JUGA: Nora Fatehi, Aktris Bollywood Nyanyikan Lagu Piala Dunia Qatar 2022
Hasani menambahkan, saat ini baru Bali United yang menggunakan sistem kontrak untuk mengelola stadion. Untuk diketahui, Bali United mengambil hak pengelolaan Stadion I Wayan Dipta yang jadi milik pemerintah daerah dengan sistem kontrak jangka panjang.
"Itu pun bukan pemilik stadion. Tetapi hanya mengelola stadion jangka panjang. Saat ini sepak bola masih pakai izin keramaian, bukan izin industri. Izin keramaian tidak ada kepastian bagi investor. Ini membuat tak ada klub atau investor yang mau bikin atau kelola stadion," ujarnya.
"Kalau Liga di luar negeri jadwal setahun sebelumnya sudah ada, jadi pemilik klub berani bangun atau kelola stadion. Di sini walau LIB sudah keluarkan jadwal, namun saat mau pertandingan masih harus izin keramaian lagi,” kata Hasani.
BACA JUGA: Petisi Desak Mochamad Iriawan Mundur dari Ketum PSSI Tembus 43 ribu
Hasani menyarankan model perizinan sebaiknya diubah, karena izin keramaian memakai dasar hukum berbeda, dengan pertimbangan berdasarkan berbahaya atau tidak sebuah kegiatan bagi publik. "Tapi kalau izin industri, setelah diberikan akan dievaluasi dan dikontrol, apalagi jika ada peristiwa tertentu," beber Hasani.
Hasani berterima kasih kepada Erick Thohir yang berhasil melobi FIFA untuk tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Bahkan FIFA akan membantu Indonesia untuk memperbaiki sepak bola nasional dan bos FIFA rencananya melawat ke Indonesia pekan depan.
Bersama pemerintah Indonesia, mereka akan membentuk tim yang membantu transformasi sepak bola nasional agar menjadi lebih baik. "Terima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir yang sudah melakukan lobi dan komunikasi dengan FIFA. Peran Erick Thohir yang berkomunikasi lancar dan baik dengan FIFA membuat Indonesia tak terkena sanksi. FIFA bahkan akan membentuk tim agar sepak bola nasional kita jadi lebih baik," ujar Hasani.
"Tim TGIPF akan melanjutkan kegiatannya mengunjungi Stadion Kanjuruhan untuk memastikan kondisi dan standar kelayakan stadion, termasuk pintu-pintu dan kelengkapan personel petugas (steward) di setiap pintu," ungkap Sekretaris TGIPF, Nur Rochmad.
Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani mengakui masih banyak stadion yang belum memenuhi standar FIFA, namun tetap digunakan menggelar pertandingan sepak bola yang dihadiri ribuan penonton. "Secara kasat mata banyak stadion belum layak. Karena klub tidak punya stadion, yang punya Pemda, dan Pemda tidak tahu kebutuhan klub. Menurut Pemda sudah bagus tetapi dari sisi klub belum cukup, terutama security FIFA belum memenuhi standar," jelas Hasani.
BACA JUGA: Nora Fatehi, Aktris Bollywood Nyanyikan Lagu Piala Dunia Qatar 2022
Hasani menambahkan, saat ini baru Bali United yang menggunakan sistem kontrak untuk mengelola stadion. Untuk diketahui, Bali United mengambil hak pengelolaan Stadion I Wayan Dipta yang jadi milik pemerintah daerah dengan sistem kontrak jangka panjang.
"Itu pun bukan pemilik stadion. Tetapi hanya mengelola stadion jangka panjang. Saat ini sepak bola masih pakai izin keramaian, bukan izin industri. Izin keramaian tidak ada kepastian bagi investor. Ini membuat tak ada klub atau investor yang mau bikin atau kelola stadion," ujarnya.
"Kalau Liga di luar negeri jadwal setahun sebelumnya sudah ada, jadi pemilik klub berani bangun atau kelola stadion. Di sini walau LIB sudah keluarkan jadwal, namun saat mau pertandingan masih harus izin keramaian lagi,” kata Hasani.
BACA JUGA: Petisi Desak Mochamad Iriawan Mundur dari Ketum PSSI Tembus 43 ribu
Hasani menyarankan model perizinan sebaiknya diubah, karena izin keramaian memakai dasar hukum berbeda, dengan pertimbangan berdasarkan berbahaya atau tidak sebuah kegiatan bagi publik. "Tapi kalau izin industri, setelah diberikan akan dievaluasi dan dikontrol, apalagi jika ada peristiwa tertentu," beber Hasani.
Hasani berterima kasih kepada Erick Thohir yang berhasil melobi FIFA untuk tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Bahkan FIFA akan membantu Indonesia untuk memperbaiki sepak bola nasional dan bos FIFA rencananya melawat ke Indonesia pekan depan.
Bersama pemerintah Indonesia, mereka akan membentuk tim yang membantu transformasi sepak bola nasional agar menjadi lebih baik. "Terima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir yang sudah melakukan lobi dan komunikasi dengan FIFA. Peran Erick Thohir yang berkomunikasi lancar dan baik dengan FIFA membuat Indonesia tak terkena sanksi. FIFA bahkan akan membentuk tim agar sepak bola nasional kita jadi lebih baik," ujar Hasani.
(yov)