Faktor Ini Membuat Bayern Muenchen Dominasi Jerman
loading...
A
A
A
Bisa dikatakan operasi Bayern di dalam dan luar lapangan sangat pintar, berisiko rendah, dan efektif untuk membangun sejarah yang kaya dan dominasi sepak bola modern. Di sisi lain, dominasi Bayern di pentas domestik menimbulkan pro dan kontra.
Direktur olahraga Stuttgart, Jochen Schneider menjelaskan, Bundesliga selalu memiliki siklus di masing-masing era. Saat ini Bayern memang berada di atas, tetapi sepanjang sejarah dominasi Bayern selalu terpecah oleh Borussia Monchengladbach pada 1970-an, Hamburg pada 1980-an, ataupun Dortmund pada 1990-an dan 2000-an.
Belum lagi fakta di kompetisi Eropa lainnya, Barcelona dan Real Madrid telah memenangkan sembilan dari 10 gelar Primera Liga terakhir. Di Inggris, Manchester United (MU) telah memenangkan 13 dari 21 gelar di era Liga Primer. (Baca juga: Cegah Politik Uang, Perlu Ada Lembaga Peradilan Khusus Pemilu)
“Satu tim yang mendominasi adalah sesuatu yang tidak bisa kami sukai, tapi ingat itu terjadi juga pada tahun 70-an dan 80-an ketika Bayern mendominasi periode tertentu. Hal tersebut juga terjadi di Spanyol dan Inggris sehingga tidak terlalu berbeda,” kata Schneider dilansir bleacherreport.com.
Sementara dari yang kontra, direktur olahraga, Rudi Voeller mengatakan, dominasi Bayern membuat kompetisis tidak menarik. Dia menilai kekuatan Die Roten begitu superior dan sulit disaingi tim lainnya. “Bahaya sangat nyata bahwa membosankan melihat Bayern di puncak. Musim ini kami telah dekat dalam hal poin, tetapi kualitas Bayern tidak hanya tim utamanya, tetapi juga di bangku cadangan,” ungkap Voeller.
Namun, nada-nada sumbang terus diterabas Bayern hingga menjuarai gelar Bundesliga kedelapan beruntun pada musim ini. Bayern memuncaki klasemen akhir Bundesliga dengan 82 poin, unggul 13 poin dari Dortmund. Semakin lengkap dengan raihan Lewandowski sebagai top skor (34 gol) dan Thomas Mueller raja assist (21 assist). Kejelian klub mengikat Hans-Dieter Flick sebagai pelatih permanen hingga 2023 terbayar lunas.
Bersama Flick, Bayern yang sempat terseok-seok bangkit dan meraih dua gelar domestik musim ini. Setelah Bundesliga, Die Roten membungkam Leverkusen 4-2 di Final DFB Pokal, Minggu (5/7). Empat gol Bayern disumbangkan David Alaba (16), Serge Gnabry (24), dan Lewandowski (59, 89). Sementara Leverkusen memperkecil kedudukan melalui Sven Bender (63) dan Kai Havertz (pen 90+5). (Lihat videonya: Nekat tiktokan di Jembatan Suramadu, tiga Emak-emak Berurusan dengan Polisi)
Ini merupakan gelar DFB Pokal ke-20 Bayern dan Bundesliga ke-10 sepanjang sejarah. Mereka menjadi tim pengoleksi terbanyak sepanjang sejarah. Flick mengatakan pasukannya telah berjuang luar biasa musim ini dan itu dibuktikan dengan dua gelar domestik. “Kami bangga memenangkan DFB Pokal. Cara tim bermain dalam beberapa minggu terakhir adalah sensasional dan menunjukkan sikap sangat fantastis,” kata Flick. (Alimansyah)
Direktur olahraga Stuttgart, Jochen Schneider menjelaskan, Bundesliga selalu memiliki siklus di masing-masing era. Saat ini Bayern memang berada di atas, tetapi sepanjang sejarah dominasi Bayern selalu terpecah oleh Borussia Monchengladbach pada 1970-an, Hamburg pada 1980-an, ataupun Dortmund pada 1990-an dan 2000-an.
Belum lagi fakta di kompetisi Eropa lainnya, Barcelona dan Real Madrid telah memenangkan sembilan dari 10 gelar Primera Liga terakhir. Di Inggris, Manchester United (MU) telah memenangkan 13 dari 21 gelar di era Liga Primer. (Baca juga: Cegah Politik Uang, Perlu Ada Lembaga Peradilan Khusus Pemilu)
“Satu tim yang mendominasi adalah sesuatu yang tidak bisa kami sukai, tapi ingat itu terjadi juga pada tahun 70-an dan 80-an ketika Bayern mendominasi periode tertentu. Hal tersebut juga terjadi di Spanyol dan Inggris sehingga tidak terlalu berbeda,” kata Schneider dilansir bleacherreport.com.
Sementara dari yang kontra, direktur olahraga, Rudi Voeller mengatakan, dominasi Bayern membuat kompetisis tidak menarik. Dia menilai kekuatan Die Roten begitu superior dan sulit disaingi tim lainnya. “Bahaya sangat nyata bahwa membosankan melihat Bayern di puncak. Musim ini kami telah dekat dalam hal poin, tetapi kualitas Bayern tidak hanya tim utamanya, tetapi juga di bangku cadangan,” ungkap Voeller.
Namun, nada-nada sumbang terus diterabas Bayern hingga menjuarai gelar Bundesliga kedelapan beruntun pada musim ini. Bayern memuncaki klasemen akhir Bundesliga dengan 82 poin, unggul 13 poin dari Dortmund. Semakin lengkap dengan raihan Lewandowski sebagai top skor (34 gol) dan Thomas Mueller raja assist (21 assist). Kejelian klub mengikat Hans-Dieter Flick sebagai pelatih permanen hingga 2023 terbayar lunas.
Bersama Flick, Bayern yang sempat terseok-seok bangkit dan meraih dua gelar domestik musim ini. Setelah Bundesliga, Die Roten membungkam Leverkusen 4-2 di Final DFB Pokal, Minggu (5/7). Empat gol Bayern disumbangkan David Alaba (16), Serge Gnabry (24), dan Lewandowski (59, 89). Sementara Leverkusen memperkecil kedudukan melalui Sven Bender (63) dan Kai Havertz (pen 90+5). (Lihat videonya: Nekat tiktokan di Jembatan Suramadu, tiga Emak-emak Berurusan dengan Polisi)
Ini merupakan gelar DFB Pokal ke-20 Bayern dan Bundesliga ke-10 sepanjang sejarah. Mereka menjadi tim pengoleksi terbanyak sepanjang sejarah. Flick mengatakan pasukannya telah berjuang luar biasa musim ini dan itu dibuktikan dengan dua gelar domestik. “Kami bangga memenangkan DFB Pokal. Cara tim bermain dalam beberapa minggu terakhir adalah sensasional dan menunjukkan sikap sangat fantastis,” kata Flick. (Alimansyah)
(ysw)