Mati Kutu di Tangan Axelsen, Pelatih Irwansyah Ungkap Kelemahan Anthony Ginting

Rabu, 14 Desember 2022 - 04:04 WIB
loading...
Mati Kutu di Tangan Axelsen, Pelatih Irwansyah Ungkap Kelemahan Anthony Ginting
Anthony Sinisuka Ginting tak berdaya menghadapi bintang bulu tangkis Denmark Viktor Axelsen/Foto/PBSI
A A A
JAKARTA - Bintang bulu tangkis Denmark Viktor Axelsen menjadi tembok penghalang Anthony Sinisuka Ginting. Anthony tak berdaya menghadapi peringkat nomor 1 dunia itu di final BWF World Tour Finals 2022, Minggu (11/12/2022). Anthony menyerah 13-21 dan 14-21 di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand.

Hasil itu memperpanjang rekor kekalahan Anthony dari Axelsen. Anthony menelan sembilan kekelahan beruntun dari Axelsen. Total, Anthony hanya menang 4 kali dalam 15 kali pertemuan. Kemenangan terakhir Anthony atas Axelsen terjadi di semifinal Indonesia Masters 2020 dengan skor 22-20 dan 21-11.



Pelatih tunggal putra Indonesia, Irwansyah, mengungkapkan faktor-faktor yang membuat Anthony kalah dari Viktor Axelsen di partai final BWF World Tour Finals 2022. Menurut Iwansyah, Anthony ragu-ragu menerapkan strategi yang telah dipersiapkannya sehingga akhirnya malah terbawa oleh permainan Axelsen.

Onik -sapaan Anthony Ginting- selalu berada dalam tekanan Axelsen. Dia juga sering sekali membuat kesalahan sendiri sehingga sang lawan banyak mendapatkan poin secara cuma-cuma.



Irwansyah pun mengungkapkan bahwa dia dan Anthony sebenarnya sudah mempersiapkan strategi untuk memutus rentetan hasil buruk tersebut. Namun, pemain kelahiran Bandung itu malah ragu-ragu untuk menerapkannya sehingga menelan kekalahan.

“Ya semua lihat dari cara mainnya Ginting di lapangan kurang maksimal karena sebenarnya kita udah atur strategi bagaimana cara ngelawan Viktor. Cuma dari awal itu Ginting sudah ragu bisa enggak sih (menerapkan strateginya), kalau saya lihat begitu,” kata Irwansyah saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI) via telepon pada Selasa (13/12/2022).

Selain itu, Irwansyah juga menyayangkan pemain berusia 26 tahun tersebut tak menyerang Axelsen sejak awal, padahal menurutnya itu merupakan kekuatan yang membuatnya sulit dikalahkan. Sebaliknya, peringkat 6 dunia itu malah terbawa oleh permainan lawan sehingga Axelsen malah sangat nyaman mengendalikan pertandingan.

“Dan dia juga dari awal kurang menekan, dia malah ngasih Viktor banyak nyerang. Bukannya enggak boleh, tapi cara ngangkatnya juga agak datar gitu, padahal kalau mau ngangkat, ngangkat yang tinggi sekalian, walaupun dia (Viktor) tinggi, dia bakal susah nyerangnya kalau bolanya juga tinggi,” jelas Irwansyah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1992 seconds (0.1#10.140)