Tambang Meledak, 32 Tewas

Kamis, 05 Maret 2015 - 11:21 WIB
Tambang Meledak, 32 Tewas
Tambang Meledak, 32 Tewas
A A A
DONETSK - Sedikitnya 32 penambang tewas dalam ledakan di lokasi penambangan batu bara di wilayah pemberontakan Ukraina timur, Ukraina.

Puluhan orang dikabarkan masih terjebak di dalam tambang bawah tanah itu. Ledakan tambang itu terdengar hingga Bandara Donetsk. Kota Donetsk menjadi titik utama konflik antara pasukan Ukraina dan milisi pro-Rusia sehingga menyulitkan koordinasi penyelamatan korban yang masih berada di dalam tambang bawah tanah itu.

“Tragedi mengerikan terjadi pagi ini (kemarin) di (tambang) Zasyadko. Jumlah korban tewas mencapai 32 orang,” ucap Volodymyr Groysman, kepala Parlemen Nasional Ukraina di Kiev, ibu kota Ukraina, kemarin. Kemudian Mykola Volynko, kepala Serikat Penambang Donbass, membenarkan jumlah korban tewas.

“Saat ini kita mengetahui jumlah korban 32 orang. Kita tak mengetahui berapa banyak orang yang masih terjebak di dalam tambang,” sebut Volynko, dilansir AFP. Data berbeda diungkapkan pejabat Republik Rakyat Donetsk, pemerintahan pro-Rusia telah mendeklarasikan diri kemerdekaannya dari Ukraina. Juru bicara Kementerian Darurat Republik Rakyat Donetsk Julia Bedilo mengungkapkan, masih banyak orang yang terjebak di dalam tambang.

“Masih ada 70 orang yang terjebak di tambang bawah tanah. Situasi dapat berubah cepat. Kita berusaha mengangkat para penambang ke permukaan,” ujarnya. Bedilo mengungkapkan, ledakan itu disebabkan oleh gas metana yang berada di dalam tambang bawah tanah. Juru bicara Serikat Penambang Independen, Mikhail Volynets, mengungkapkan, 207 penambang berada di tambang bawah tanah saat ledakan terjadi. “53% bagian tambang terguncang akibat ledakan,” ujarnya.

Seorang pejabat lokal mengungkapkan 70 orang bekerja di lokasi tambang saat ledakan itu. Salah satu saksi mata bernama Oleg, tukang las, menceritakan 45 orang terjebak di dalam tambang. Hanya satu orang yang berhasil menyelamatkan diri saat ledakan. “Saya sudah bekerja di tambang selama 23 tahun. Jika mereka (tim penyelamat) tidak memiliki kesempatan masuk ke tambang, mereka hanya akan mendapatkan jenazah,” sebutnya.

Operasi penyelamatan tidak dilaksanakan dengan cepat. Vladimir Tsymbalenko, kepala Badan Keselamatan Tambang di Ukraina timur, mengungkapkan bahwa tim penyelamat harus menunggu agar gas beracun menghilang. “Setelah situasi di bawah aman, mereka akan turun,” ujar Tsymbalenko. Selain itu, tim penyelamat Ukraina juga dihalangi masuk ke lokasi tambang oleh pasukan pemberontak.

Perdana Menteri (PM) Ukraina Arseniy Yatsenyuk telah memerintahkan kementerian darurat dan energi untuk mengirimkan tim ke lokasi kecelakaan. “Tapi, pemberontak tidak mengizinkan tim penyelamat masuk ke lokasi untuk menolong korban,” ungkapnya. Kemudian Presiden Ukraina Petro Poroshenko pun meminta pemberontak pro-Moskow untuk mengizinkan akses bagi polisi dan tim penyelamat.

Lambatnya operasi penyelamatan membuat kekecewaan mendalam bagi keluarga penambang. Mereka berkumpul di pintu masuk tambang Zasyadko. Mereka tampak putus asa karena tidak mendapatkan informasi mengenai anggota keluarga mereka. Banyak orang tua korban dan kerabat korban yang hanya bisa menunggu kabar terbaru. Beberapa di antara keluarga korban putus asa karena tidak ada kesigapan dari perusahaan tambang dan pemerintah dalam menangani kecelakaan itu.

Alexei Novoselsky, seorang adik dari penambang, menuntut kejelasan nasib kakaknya. Air matanya terus menetes karena mengkhawatirkan nasib saudara kandungnya. “Ceritakan ke saya, di mana korban selamat? Kenapa kamu berusaha menyembunyikan kebenaran,” protesnya kepada seorang pegawai badan penyelamat lokal. TambangbatubaradiUkraina dianggap sebagai lokasi paling berbahaya di dunia. Banyak tambang tidak memiliki fasilitas modern dan ketinggalan zaman.

Perusahaan tambang masih mengandalkan peralatan era Soviet. Tambang Zasyadko yang dimiliki Yukhym Zvyahilsky, anggota parlemen Ukraina, salah satu tambang yang masuk dalam kategori berbahaya. Pada 2007 ledakan tambang batu bara di Zasyadko itu juga pernah menewaskan 106 orang. Sebagian besar ledakan tambang di Ukraina disebabkan oleh gas metana.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4053 seconds (0.1#10.140)