5 Alasan Rossi Wajib Juara MotoGP 2015

JAKARTA - Persaingan juara dunia MotoGP 2015 diprediksi bakal sengit. Jika dua musim terakhir Marc Marquez seolah tak terkalahkan, musim ini semua pembalap diyakini bakal memberi kesulitan pada rider andalan tim Repsol Honda.

Hal tersebut sudah terlihat selama sesi pramusim yang digelar di Malaysia dan Qatar. Dari tiga kali pengujian, peraih podium teratas di setiap sesi pengujian selalu berganti-ganti dari Yamaha bersama Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, Honda dengan Marquez serta Ducati yang mengejutkan lewat dua pembalapnya yakni Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone.

Masing-masing pembalap jelas punya motivasi tersendiri untuk bisa menjuarai sirkus MotoGP musim ini. Seperti halnya Rossi yang punya beberapa alasan penting wajib menang dalam kompetisi balap motor kelas tertinggi ini versi Sindonews.

1. Usia Kepala Tiga
Di musim balap kali ini, Rossi bakal jadi pembalap tertua yang masih aktif di lintasan. Dengan usia menginjak 36 tahun, Rossi jelas lebih berpengalaman dibanding Nicky Hayden yang baru berusia 33 tahun, Marco Melandri (32), Alex de Angelis (31) serta Alvaro Bautista dan Dani Pedrosa (30). Sisanya masih berusia di bawah kepala tiga.



Usia yang tak lagi muda jelas menuntut Rossi memberikan yang terbaik. Pembalap asal Italia itu sempat membicarakan pensiun sejak beberapa musim lalu yang memuncak hingga musim kemarin mengingat usianya, namun dia tetap mematok target juara dunia sebelum gantung helm. Dengan demikian, musim ini bisa dibilang sebagai musim penghabisan pembalap Movistar Yamaha tersebut.

2. Dahaga Gelar
Bukan rahasia lagi jika kesuksesan Rossi di lintasan MotoGP adalah saat di Yamaha. Tercatat sejak 2004 hingga 2010, dia sudah menyumbang empat gelar juara dunia.


Namun gelar terakhirnya diraih enam tahun silam atau tepatnya pada 2009. Saat itu Rossi juara dunia di musim terakhirnya bersama tim Garpu Tala sebelum hengkang ke Ducati. Menilik catatan, Rossi belum pernah gagal menang selama lebih dari tiga musim kompetisi. Mengingat motivasinya yang ingin juara sebelum pensiun, maka menuntaskan dahaga gelar juara dunia jadi wajib hukumnya bagi kekasih Linda Morselli tersebut

3. Jungkalkan Rekor Giacomo Agostini
Selain alasan usia dan dahaga juara, Rossi rupanya pembalap yang ambisius di berbagai sisi MotoGP. Sebab Rossi juga ngebet memburu 122 kemenangan milik seniornya Giacomo Agostini.



Saat ini Rossi baru mengoleksi kemenangan 108 kemenangan. Artinya, ia butuh empat belas kemenangan lagi untuk menyamai torehan seniornya, atau 15 kemenangan untuk jadi pembalap terbanyak yang meraih kemenangan. Rossi pun mengakui bahwa obsesinya belum mau pensiun selain membidik gelar, juga masih penasaran bisa kangkangi torehan Agostini.

"Alasan mengapa saya melanjutkan karir di balap motor bersama Yamaha adalah karena saya ingin mengalahkan rekor 122 kemenangan milik Agostini," terang Rossi dikutip Speedweek, beberapa waktu lalu.

4. Gelar Kesepuluh
Wajar rasanya Rossi selalu gundah gulana soal gelar juara dunia. Sebab pembalap yang punya bakat balapan di berbagai kelas otomotif ini masih merasa ganjil dengan jumlah gelarnya yang baru mencapai sembilan.

Sembilan gelar Rossi diraihnya dari kelas 125 cc sebanyak sekali, 250 cc sekali, 500cc sekali dan MotoGP enam kali. Membidik gelar kesepuluh bakal menggenapi jumlah torehan prestasi sebagai pembalap terbaik yang masih aktif saat ini.



Jumlah sepuluh gelar jelas bukan yang terbanyak jika dibanding milik Giacomo Agostini yang sudah mengoleksi 14 gelar. Namun juara dunia musim 2015 bakal membuat torehan juara MotoGP makin sulit tertandingi.

5. Terlahir untuk Yamaha
Karier gemilang Rossi yang sempat meredup bersama Ducati memaksanya kembali ke paddock Yamaha. Banyak diramal penampilannya bersama tim asal Jepang itu membuatnya kembali gemilang di atas lintasan.

Bersama Ducati pada musim 2011 dan 2012, Rossi yang biasanya langganan juara lima besar di setiap seri mesti menerima kenyataan gagal total. Selama dua musim bergabung dengan tim asal Italia itu, pembalap yang gemar naik motor skuter itu harus puas menyelesaikan musim di posisi tujuh dan enam.



Sekembalinya bersama Yamaha musim 2013, penampilan Rossi perlahan bangkit dengan menyelesaikan musim di posisi keempat. Pada 2014, Rossi bahkan jadi saingan berat Marquez dengan keluar sebagai runner up berselisih 67 poin dari rival asal Hondanya.

Melihat penampilan Rossi yang seolah terlahir kembali bersama Yamaha, patut ditunggu gelar juara dunia kesepuluhnya bersama tim asal Jepang itu. Kebangkitannya menggapai gelar juara dunia pun semakin terbuka lebar.