Frustrasi karena Jarang Diberi Bola oleh Rekan-Rekan Satu Tim
A
A
A
Performa Gareth Bale terus menuai kritik sejak memasuki 2015. Dalam 24 pertandingan bersama Real Madrid di semua kompetisi tahun ini, dia hanya mencetak 6 gol dan 7 assists.
Krisis ini makin menjalar dalam beberapa pekan belakangan. Dia puasa gol dalam 37 hari terakhir sejak terakhir menjebol gawang lawan pada 5 April lalu. Dalam periode itu, dia juga hanya bisa tampil total 294 menit lantaran harus berjuang mengatasi masalah pada ototnya. Konon penurunan performa striker asal Wales itu tak lepas dari kegagalan dirinya berkolaborasi dengan rekanrekan satu timnya. Ketidakmampuan Bale menggunakan bahasa Spanyol menjadi masalah utama.
Dia merasa terasingkan di ruang ganti karena Pelatih Carlo Ancelotti selalu menggunakan bahasa Spanyol dalam memberi instruksi. Selain kendala bahasa, agen Bale, Jonathan Barnett, juga menuding rekan-rekan Bale di Madrid tak mendukung pemain yang dibeli Madrid dengan banderol 85,3 juta pounds itu dari Tottenham Hotspur pada awal musim lalu. Dia menuding bintang Madrid lain enggan mengoper bola kepadanya. Kondisi itu membuat Bale frustrasi.
“Real Madrid harus bersedia bekerja dengan Gareth dan mengoper bola lebih banyak kepadanya. Berikan bola lebih banyak kepadanya dan biarkan dia menunjukkan apa yang dia bisa. Dia akan menjadi pemain terbaik Madrid ketika rekan-rekan satu timnya bekerja sama dan menolongnya,” ungkapnya kepada Telegraph Sport . Tudingan sang agen dibenarkan data statistik Marca .
Berdasarkan harian olahraga Spanyol itu, Bale menjadi penyerang yang paling sedikit menerima operan dari rekan-rekannya. Dia hanya menerima ratarata 34,6 per pertandingan, jauh dibanding Cristiano Ronaldo (43) atau James Rodriguez (50). Bahkan, gap itu semakin menganga dalam dua laga terakhir kontra Juventus dan Valencia. Di dua laga itu, Bale hanya menerima rata-rata 25,5 operan per laga.
“Saya sangat kecewa para pundit profesional tak mempertimbangkan fakta ini. Ini membuktikan orangorang tak tahu apa yang mereka bicarakan ketika mengkritik Gareth. Mereka tak melihatnya secara mendalam. Dia mungkin bisa berteriak dan mengetuk pintu kantor pelatih (untuk hal ini), tapi dia tak ingin mengecewakan siapa pun,” papar Barnett.
Krisis ini makin menjalar dalam beberapa pekan belakangan. Dia puasa gol dalam 37 hari terakhir sejak terakhir menjebol gawang lawan pada 5 April lalu. Dalam periode itu, dia juga hanya bisa tampil total 294 menit lantaran harus berjuang mengatasi masalah pada ototnya. Konon penurunan performa striker asal Wales itu tak lepas dari kegagalan dirinya berkolaborasi dengan rekanrekan satu timnya. Ketidakmampuan Bale menggunakan bahasa Spanyol menjadi masalah utama.
Dia merasa terasingkan di ruang ganti karena Pelatih Carlo Ancelotti selalu menggunakan bahasa Spanyol dalam memberi instruksi. Selain kendala bahasa, agen Bale, Jonathan Barnett, juga menuding rekan-rekan Bale di Madrid tak mendukung pemain yang dibeli Madrid dengan banderol 85,3 juta pounds itu dari Tottenham Hotspur pada awal musim lalu. Dia menuding bintang Madrid lain enggan mengoper bola kepadanya. Kondisi itu membuat Bale frustrasi.
“Real Madrid harus bersedia bekerja dengan Gareth dan mengoper bola lebih banyak kepadanya. Berikan bola lebih banyak kepadanya dan biarkan dia menunjukkan apa yang dia bisa. Dia akan menjadi pemain terbaik Madrid ketika rekan-rekan satu timnya bekerja sama dan menolongnya,” ungkapnya kepada Telegraph Sport . Tudingan sang agen dibenarkan data statistik Marca .
Berdasarkan harian olahraga Spanyol itu, Bale menjadi penyerang yang paling sedikit menerima operan dari rekan-rekannya. Dia hanya menerima ratarata 34,6 per pertandingan, jauh dibanding Cristiano Ronaldo (43) atau James Rodriguez (50). Bahkan, gap itu semakin menganga dalam dua laga terakhir kontra Juventus dan Valencia. Di dua laga itu, Bale hanya menerima rata-rata 25,5 operan per laga.
“Saya sangat kecewa para pundit profesional tak mempertimbangkan fakta ini. Ini membuktikan orangorang tak tahu apa yang mereka bicarakan ketika mengkritik Gareth. Mereka tak melihatnya secara mendalam. Dia mungkin bisa berteriak dan mengetuk pintu kantor pelatih (untuk hal ini), tapi dia tak ingin mengecewakan siapa pun,” papar Barnett.
(ars)