Respons Di Old Trafford!
A
A
A
LONDON - Kekalahan 0-1 saat menjamu Swansea City di Emirates Stadium, dini hari kemarin, membuat nasib Arsenal dalam memperebutkan tiket otomatis ke Liga Champions bakal ditentukan laga kontra Manchester United (MU) di Old Trafford, Minggu (17/5).
Gol semata wayang Bafetimbi Gomis pada menit ke-85 sebenarnya mendapatkan protes dari pemainpemain Arsenal. Namun, wasit Kevin Friend tetap mengesahkan gol tersebut. Memang, bila mengacu pada goal line technology , kiper Arsenal David Ospina terlihat jelas jika bola yang coba diselamatkannya telah melewati garis gawang.
Alih-alih mempersoalkan keakuratan teknologi garis gawang itu, Pelatih Arsenal Arsene Wenger rupanya memiliki penilaian tersendiri. Dia menuding permainan bertahan yang diperagakan Swansea membuat timnya kesulitan mencetak gol.
“Kami hanya kurang beruntung. Kami menghadapi tim yang menolak bermain dan memilih bertahan. Saya tidak bisa mengatakan bahwa mereka memainkan banyak hal. Mereka memang membawa pulang tiga poin, tapi berapa banyak umpan yang mereka lepaskan. Mereka tidak bermain,” ucap Wenger, dikutip Daily Mail .
Bahkan, nakhoda berjuluk Sang Profesor itu mengatakan, Arsenal layak mendapatkan hasil yang lebih baik karena mendominasi jalannya pertandingan dan membuat peluang, tapi tidak membuahkan gol. “Kami tidak bisa mengambil keuntungan dari strategi bertahan yang Swansea terapkan. Ini membutuhkan kesabaran yang cukup. Secara keseluruhan, saya puas dengan kualitas yang kami tunjukkan, tapi kami tetap frustrasi,” sebutnya.
Kekalahan dari Swansea membuat Arsenal tertinggal tiga poin dari Manchester City (Man City) dalam klasemen sementara. Mereka tertahan di peringkat 3 dengan 70 poin. Hasil buruk tersebut sekaligus mengakhiri catatan apik Arsenal sejauh ini.
Padahal, pada 10 laga liga Primer sebelumnya, The Gunners tidak terkalahkan dengan mengemas sembilan kemenangan dan satu imbang. Akibatnya, Arsenal terancam gagal mendapatkan tiket otomatis Liga Champions musim depan. Per Mertesacker dkk bakal terdepak dari peringkat 3 bila kembali menuai kekalahan saat berhadapan dengan Manchester United (MU), Minggu (17/5).
Meski demikian, Wenger tidak merasa cemas. Juru taktik asal Prancis tersebut optimistis tim - nya mampu finis di peringkat 3. Terlebih Arsenal memiliki tabungan satu pertandingan lebih banyak. “Sangat penting bagi kami untuk menyelesaikan musim ini di peringkat 3. Pertandingan melawan MU akan sangat penting. Tapi, kami memiliki satu pertandingan di tangan. Yang ingin kami lakukan sekarang adalah merespons kekalahan ini dengan positif,” paparnya.
Sementara di kubu lawan, hasil positif di Emirates Stadium juga menorehkan rekor tersendiri buat Swansea. The Swans menjadi tim ketiga sepanjang sejarah Liga Primer yang mampu memenangkan laga kandang dan tandang melawan Arsenal dan MU di musim yang sama. Swansea menyamai torehan West Ham United (2006/2007) dan Chelsea (2009/2010).
Keberhasilan Swansea meraih tiga poin disambut sukacita oleh Pelatih Gary Monk. Mengenai kritik Wenger terhadap permainan bertahan timnya, Monk mengatakan armadanya memiliki strategi tersendiri yang harus dihormati.
“Kami harus mengambil keputusan. Kami bisa saja bermain terbuka, tapi kami tahu Arsenal mampu menyakiti kami. Kami tidak memiliki penyerang yang kondisinya fit. Idenya adalah tetap berada dalam permainan pada 20 menit terakhir, melakukan pergantian pemain, dan mencoba untuk memenangkan pertandingan. Jika kami tidak bermain, bagaimana kami dapat meraih tiga poin?” pungkasnya.
Alimansyah
Gol semata wayang Bafetimbi Gomis pada menit ke-85 sebenarnya mendapatkan protes dari pemainpemain Arsenal. Namun, wasit Kevin Friend tetap mengesahkan gol tersebut. Memang, bila mengacu pada goal line technology , kiper Arsenal David Ospina terlihat jelas jika bola yang coba diselamatkannya telah melewati garis gawang.
Alih-alih mempersoalkan keakuratan teknologi garis gawang itu, Pelatih Arsenal Arsene Wenger rupanya memiliki penilaian tersendiri. Dia menuding permainan bertahan yang diperagakan Swansea membuat timnya kesulitan mencetak gol.
“Kami hanya kurang beruntung. Kami menghadapi tim yang menolak bermain dan memilih bertahan. Saya tidak bisa mengatakan bahwa mereka memainkan banyak hal. Mereka memang membawa pulang tiga poin, tapi berapa banyak umpan yang mereka lepaskan. Mereka tidak bermain,” ucap Wenger, dikutip Daily Mail .
Bahkan, nakhoda berjuluk Sang Profesor itu mengatakan, Arsenal layak mendapatkan hasil yang lebih baik karena mendominasi jalannya pertandingan dan membuat peluang, tapi tidak membuahkan gol. “Kami tidak bisa mengambil keuntungan dari strategi bertahan yang Swansea terapkan. Ini membutuhkan kesabaran yang cukup. Secara keseluruhan, saya puas dengan kualitas yang kami tunjukkan, tapi kami tetap frustrasi,” sebutnya.
Kekalahan dari Swansea membuat Arsenal tertinggal tiga poin dari Manchester City (Man City) dalam klasemen sementara. Mereka tertahan di peringkat 3 dengan 70 poin. Hasil buruk tersebut sekaligus mengakhiri catatan apik Arsenal sejauh ini.
Padahal, pada 10 laga liga Primer sebelumnya, The Gunners tidak terkalahkan dengan mengemas sembilan kemenangan dan satu imbang. Akibatnya, Arsenal terancam gagal mendapatkan tiket otomatis Liga Champions musim depan. Per Mertesacker dkk bakal terdepak dari peringkat 3 bila kembali menuai kekalahan saat berhadapan dengan Manchester United (MU), Minggu (17/5).
Meski demikian, Wenger tidak merasa cemas. Juru taktik asal Prancis tersebut optimistis tim - nya mampu finis di peringkat 3. Terlebih Arsenal memiliki tabungan satu pertandingan lebih banyak. “Sangat penting bagi kami untuk menyelesaikan musim ini di peringkat 3. Pertandingan melawan MU akan sangat penting. Tapi, kami memiliki satu pertandingan di tangan. Yang ingin kami lakukan sekarang adalah merespons kekalahan ini dengan positif,” paparnya.
Sementara di kubu lawan, hasil positif di Emirates Stadium juga menorehkan rekor tersendiri buat Swansea. The Swans menjadi tim ketiga sepanjang sejarah Liga Primer yang mampu memenangkan laga kandang dan tandang melawan Arsenal dan MU di musim yang sama. Swansea menyamai torehan West Ham United (2006/2007) dan Chelsea (2009/2010).
Keberhasilan Swansea meraih tiga poin disambut sukacita oleh Pelatih Gary Monk. Mengenai kritik Wenger terhadap permainan bertahan timnya, Monk mengatakan armadanya memiliki strategi tersendiri yang harus dihormati.
“Kami harus mengambil keputusan. Kami bisa saja bermain terbuka, tapi kami tahu Arsenal mampu menyakiti kami. Kami tidak memiliki penyerang yang kondisinya fit. Idenya adalah tetap berada dalam permainan pada 20 menit terakhir, melakukan pergantian pemain, dan mencoba untuk memenangkan pertandingan. Jika kami tidak bermain, bagaimana kami dapat meraih tiga poin?” pungkasnya.
Alimansyah
(ftr)