11 Klub Jateng Bahas Format Turnamen Lokal
A
A
A
SEMARANG - Sejumlah klub Divisi Utama (DU) mengusulkan agar format turmamen yang digelar dalam rangka mengisi kekosongan kompetisi dibuat seperti Liga Indonesia. Setiap klub, harus bertanding di kandang maupun tandang. Ini agar klub mendapat pendapatan dari penjualan tiket penonton.
Selain itu, format ini juga lebih efisien karena bisa menekan biaya operasional tim. Jika menggunakan mekanisme home tournament, biaya diperkirakan akan lebih besar, khususnya dari operasional tim. Atas dasar itu, format home dan away menjadi pilihan banyak tim.
''Masyarakat sudah rindu atmosfer kompetisi. Jika bermain di kandang akan ada pemasukan dari tiket juga,''kata Sekretaris Persis Sapto JP, saat dihubungi, telepon selulernya, kemarin.
Sebanyak 11 tim asal Jawa Tengah akan menghadiri undangan dari PSIS Semarang untuk membahas rencana digulirkannya turnamen mini di Kota Lunpia pada Sabtu (16/5).
Rinciannya, 10 klub berasal dari Grup 3, dan satu klub lagi, PSCS Cilacap, yang sebelumnya tergabung dengan klub kasta kedua wilayah Jawa Barat.
Ke-10 klub tersebut di antaranya Persijap Jepara, PPSM Magelang, Persip Pekalongan, Persibat Batang, PSIR Rembang, Persis Solo, Persibas Banyumas, Persibangga Purbalingga dan Persipur serta Mahesa Jenar, selaku fasilitator.
Terpisah, CEO PT Jepara Raya Multitama, perusahaan pengelola Persijap Jepara, Aris Isnandar juga sepakat turnamen konsepnya seperti kompetisi resmi.
Dengan begitu, akan ada pendapatan untuk klub yang bisa digunakan untuk membiayai operasional tim.''Kalau seperti uji coba, sangat tidak efektif,” kata Aris.
Sementara CEO PT Mahesa Jenar Semarang, perusahaan pengelola PSIS Semarang Yoyok Sukawi belum bisa memastikan format turnamen akan diputuskan seperti apa. Atas dasar itu, tim-tim di Jateng akan dikumpulkan untuk mematangkannya.
”Makanya klub-klub kami kumpulkan. Maunya nanti seperti apa, itu tergantung peserta, karena kami hanya ingin memberikan pemasukan bagi pemain, setelah kompetisi dihentikan,''kata dia.
Menurut Yoyok, jika turnamen diikuti 11 klub, dirinya pesimistis bisa rampung sebelum bulan Ramadan. Namun jika terpaksa, turnamen bisa saja diliburkan dan dilanjutkan setelah Lebaran.
”Tidak menutup kemungkinan, selama puasa turnamen diliburkan,” ujar pemilik nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini.
Selain itu, format ini juga lebih efisien karena bisa menekan biaya operasional tim. Jika menggunakan mekanisme home tournament, biaya diperkirakan akan lebih besar, khususnya dari operasional tim. Atas dasar itu, format home dan away menjadi pilihan banyak tim.
''Masyarakat sudah rindu atmosfer kompetisi. Jika bermain di kandang akan ada pemasukan dari tiket juga,''kata Sekretaris Persis Sapto JP, saat dihubungi, telepon selulernya, kemarin.
Sebanyak 11 tim asal Jawa Tengah akan menghadiri undangan dari PSIS Semarang untuk membahas rencana digulirkannya turnamen mini di Kota Lunpia pada Sabtu (16/5).
Rinciannya, 10 klub berasal dari Grup 3, dan satu klub lagi, PSCS Cilacap, yang sebelumnya tergabung dengan klub kasta kedua wilayah Jawa Barat.
Ke-10 klub tersebut di antaranya Persijap Jepara, PPSM Magelang, Persip Pekalongan, Persibat Batang, PSIR Rembang, Persis Solo, Persibas Banyumas, Persibangga Purbalingga dan Persipur serta Mahesa Jenar, selaku fasilitator.
Terpisah, CEO PT Jepara Raya Multitama, perusahaan pengelola Persijap Jepara, Aris Isnandar juga sepakat turnamen konsepnya seperti kompetisi resmi.
Dengan begitu, akan ada pendapatan untuk klub yang bisa digunakan untuk membiayai operasional tim.''Kalau seperti uji coba, sangat tidak efektif,” kata Aris.
Sementara CEO PT Mahesa Jenar Semarang, perusahaan pengelola PSIS Semarang Yoyok Sukawi belum bisa memastikan format turnamen akan diputuskan seperti apa. Atas dasar itu, tim-tim di Jateng akan dikumpulkan untuk mematangkannya.
”Makanya klub-klub kami kumpulkan. Maunya nanti seperti apa, itu tergantung peserta, karena kami hanya ingin memberikan pemasukan bagi pemain, setelah kompetisi dihentikan,''kata dia.
Menurut Yoyok, jika turnamen diikuti 11 klub, dirinya pesimistis bisa rampung sebelum bulan Ramadan. Namun jika terpaksa, turnamen bisa saja diliburkan dan dilanjutkan setelah Lebaran.
”Tidak menutup kemungkinan, selama puasa turnamen diliburkan,” ujar pemilik nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini.
(aww)