Football Institute Beber Data Perwasitan di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kualitas wasit sepak bola di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Baru-baru ini Football Institute meneliti kinerja wasit di liga profesional di Indonesia sejak 2020 hingga musim teranyar, hasilnya: sebagian besar wasit tidak lolos seleksi untuk memimpin pertandingan.
Upaya pembenahan kualitas wasit sudah dimulai dengan menggandeng Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA). Dua perwakilan instruktur wasit Jepang pun didatangkan, yakni Chairman of JFA Referees Committee Ogawa Yoshimi dan JFA Referee Instructre Toshiyuki Naga.
Football Institute melakukan penelitian dengan metodologi riset menggunakan sample yang betul-betul akurat dari total 719 pertandingan Liga 1, mulai dari kompetisi musim 2020 hingga musim 2022/2023, dan pelaksanaan turnamen Piala Menpora hingga Piala Presiden.
Hasilnya, 58 % wasit dengan penugasan tertinggi di kompetisi Liga 1 tahun 2022 tidak lolos dalam seleksi wasit 2023. Di mana 49% wasit tidak lolos seleksi wasit Liga 1, dan 18% wasit liga 1 terdegradasi ke liga 2.
"Artinya musim kompetisi 2022 dipimpin oleh wasit yang tidak kompeten dengan fakta angka-angka di atas. Hanya 13% wasit lolos seleksi Liga 2, 37% degradasi ke Liga 3 dan 50% tidak lolos, kemudian Liga 2 selama ini dipimpin oleh wasit yang tidak memenuhi kualifikasi sesuai angka-angka di atas," ucap founder Football Institute, Budi Setiawan, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (25/6/2023).
Masalah perwasitan menjadi isu yang selalu berkembang di sepak bola Indonesia. Kualitas sang pengadil lapangan hijau menjadi indikator kesuksesan kualitas sepak bola Indonesia.
Dalam data yang diungkap Football Institute, tercatat 14 dari total 52 wasit di Indonesia tampil dominan dalam tiga musim terakhir. Ketiganya adalah Thoriq M. Alkatiri (34 pertandingan), Agus Fauzan Arifin (32 pertandingan), Steven Yubel Poli (31 pertandingan). Jika dibandingkan dengan wasit lain, ketiganya sangat timpang sebab ada beberapa wasit yang cuma satu kali memimpin pertandingan dalam tiga musim terakhir, mereka yakni Agus Walyono, Ikhsan Prasetya Jati dan Zetman Pangaribuan.
"Data ini menunjukkan distribusi pertandingan yang tidak merata terhadap wasit Liga 1," kata Budi Setiawan.
Data itu pun menyingkap ada beberapa klub yang dipimpin oleh wasit yang sama, seperti laga Arema FC yang dipimpin oleh wasit Ginanjar Rahman Latief sebanyak delapan kali, Agus Fauzan Arifin enam kali dalam pertandingan Liga 1 dan Piala Menpora musim kompetisi 2020/2023 sampai dengan 2022/2023.
"Dari data ini terlihat ada wasit yang kerap memimpin laga tim tertentu, seperti Thoriq M. Alkatiri. Dalam tiga tahun terakhir menjadi wasit tengah sebanyak 34 kali, Thoriq dominan memimpin di lima klub. Angka statistiknya, 60 % selama tiga tahun menjadi wasit dalam laga lima tim tersebut, seperti Borneo FC Samarinda (11 kali), Persebaya Surabaya (9 kali), Bali United FC dan PSM Makassar (7 kali) dan Persija Jakarta (6 kali)," paparnya.
"Kemudian ada Agus Fauzan Arifin. Dari 32 laga yang dipimpinnya, sebanyak 50% pertandingan melibatkan 5 tim yaitu Borneo FC dan Madura United (8 kali), Arema FC (6 kali), serta Persebaya dan Persib Bandung (5 kali)," tambahnya.
Bahkan, terdapat tiga wasit yang terhukum pada musim 2022/2023 namun masih memiliki jam terbang tinggi dalam memimpin pertandingan. Seperti Faulur Rosy (diskors 10 pekan), Fariq Hitaba dan Yudi Nurcahya (diskors 8 pekan) namun masih sering tampil, yakni dengan total penugasan 30 laga untuk Faulur Rosy dan 27 laga untuk Fariq Hitaba & Yudi Nurcahya.
Upaya pembenahan kualitas wasit sudah dimulai dengan menggandeng Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA). Dua perwakilan instruktur wasit Jepang pun didatangkan, yakni Chairman of JFA Referees Committee Ogawa Yoshimi dan JFA Referee Instructre Toshiyuki Naga.
Lantas, seperti apa gambaran wasit sepak bola Indonesia di musim lalu?
Football Institute melakukan penelitian dengan metodologi riset menggunakan sample yang betul-betul akurat dari total 719 pertandingan Liga 1, mulai dari kompetisi musim 2020 hingga musim 2022/2023, dan pelaksanaan turnamen Piala Menpora hingga Piala Presiden.
Hasilnya, 58 % wasit dengan penugasan tertinggi di kompetisi Liga 1 tahun 2022 tidak lolos dalam seleksi wasit 2023. Di mana 49% wasit tidak lolos seleksi wasit Liga 1, dan 18% wasit liga 1 terdegradasi ke liga 2.
"Artinya musim kompetisi 2022 dipimpin oleh wasit yang tidak kompeten dengan fakta angka-angka di atas. Hanya 13% wasit lolos seleksi Liga 2, 37% degradasi ke Liga 3 dan 50% tidak lolos, kemudian Liga 2 selama ini dipimpin oleh wasit yang tidak memenuhi kualifikasi sesuai angka-angka di atas," ucap founder Football Institute, Budi Setiawan, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (25/6/2023).
Masalah perwasitan menjadi isu yang selalu berkembang di sepak bola Indonesia. Kualitas sang pengadil lapangan hijau menjadi indikator kesuksesan kualitas sepak bola Indonesia.
Dalam data yang diungkap Football Institute, tercatat 14 dari total 52 wasit di Indonesia tampil dominan dalam tiga musim terakhir. Ketiganya adalah Thoriq M. Alkatiri (34 pertandingan), Agus Fauzan Arifin (32 pertandingan), Steven Yubel Poli (31 pertandingan). Jika dibandingkan dengan wasit lain, ketiganya sangat timpang sebab ada beberapa wasit yang cuma satu kali memimpin pertandingan dalam tiga musim terakhir, mereka yakni Agus Walyono, Ikhsan Prasetya Jati dan Zetman Pangaribuan.
"Data ini menunjukkan distribusi pertandingan yang tidak merata terhadap wasit Liga 1," kata Budi Setiawan.
Data itu pun menyingkap ada beberapa klub yang dipimpin oleh wasit yang sama, seperti laga Arema FC yang dipimpin oleh wasit Ginanjar Rahman Latief sebanyak delapan kali, Agus Fauzan Arifin enam kali dalam pertandingan Liga 1 dan Piala Menpora musim kompetisi 2020/2023 sampai dengan 2022/2023.
"Dari data ini terlihat ada wasit yang kerap memimpin laga tim tertentu, seperti Thoriq M. Alkatiri. Dalam tiga tahun terakhir menjadi wasit tengah sebanyak 34 kali, Thoriq dominan memimpin di lima klub. Angka statistiknya, 60 % selama tiga tahun menjadi wasit dalam laga lima tim tersebut, seperti Borneo FC Samarinda (11 kali), Persebaya Surabaya (9 kali), Bali United FC dan PSM Makassar (7 kali) dan Persija Jakarta (6 kali)," paparnya.
"Kemudian ada Agus Fauzan Arifin. Dari 32 laga yang dipimpinnya, sebanyak 50% pertandingan melibatkan 5 tim yaitu Borneo FC dan Madura United (8 kali), Arema FC (6 kali), serta Persebaya dan Persib Bandung (5 kali)," tambahnya.
Bahkan, terdapat tiga wasit yang terhukum pada musim 2022/2023 namun masih memiliki jam terbang tinggi dalam memimpin pertandingan. Seperti Faulur Rosy (diskors 10 pekan), Fariq Hitaba dan Yudi Nurcahya (diskors 8 pekan) namun masih sering tampil, yakni dengan total penugasan 30 laga untuk Faulur Rosy dan 27 laga untuk Fariq Hitaba & Yudi Nurcahya.