10 Kunci Sukses Barca Menuju Treble Winners
A
A
A
BARCELONA - Usai sempat puasa gelar pada musim 2013-2014 lalu, Barcelona langsung menggebrak musim ini dengan mengambil langkah pertama menuju gelar treble musim ini ketika meraih kemenangan 1-0 atas Atletico Madrid di Vicente Calderon dan sekaligus mengunci gelar Liga Spanyol untuk musim 2014-2015. Selanjutnya skuat besutan Luis Enrique berpeluang besar mendapatkan dua gelar bergengsi lainnya musim ini.
Namun La Blaugrana -julukan Barca- harus mampu mengatasi perlawanan Juventus di babak final Liga Champions, sementara pada ajang Copa del Rey ada Athletic Bilbao yang akan jadi lawan terakhir skuat Catalan dipartai final. Sempat kesulitan di awal musim dengan adanya pergantian pelatih, badai cedera hingga kedatangan beberapa pemain anyar ternyata tidak menyurutkan semangat skuat Catalan.
Bagaimana mereka dapat melakukannya, Sindonews akan coba melihat 10 kunci sukses yang menjadi faktor keberhasilan Barcola menuju sejarah dengan berpeluang menyabet tiga gelar dalam satu musim. Berikut beberapa faktor penting yang membuat La Blaugrana layak disebut sebagai tim terbaik di dunia untuk saat ini:
1. Magis Lionel Messi
Tidak terlalu berlebihan bila Messi disebut sebagai sosok penting dalam keberhasilan skuat La Blaugrana musim ini. Sempat tampil mengecewakan musim lalu, pemain berjuluk La Pulga yang berarti Si Kutu itu langsung membalas dengan performa luar biasa musim ini. Sempat tidak terlalu bersinar di awal musim, hingga menimbulkan isu keributan antara dirinya dengan bos Barca, Luis Enrique. Tapi kinerja penyerang asal Argentina itu langsung berubah sejak pergantian tahun, lewat gol-gol penting yang lahir dari kakinya.
Melihat catatan pada musim 2013-2014, Messi mencetak 41 gol dan 14 assists dari 46 pertandingan yang ia lakoni. Tapi di musim 2014-2015 sekarang, pemain bertubuh kecil itu menyumbang 54 gol dan 27 assists dari 54 laga membela Barcelona. Rata-rata Messi selalu mencetak gol setiap ia mendapatkan kepercayaan turun di lapangan. Perubahan Messi yang bermain agak ke posisi sayap sebelah kanan, sepertinya menjadi penopang kesuksesan Messi musim ini. Raihan gol La Pulga musim ini sepertinya akan membuka jalan buat Messi kembali meraih gelar Ballon d'Or.
2. Efek Kedatangan Luis Suarez
Messi memang bermain bagus, tapi Barca bukan hanya soal satu orang pemain. Beberapa performa mengesankan juga ditunjukkan para penggawa Barca seperti Luis Suarez. Pada musim perdana, Suarez yang sempat diragukan ternyata mampu membuat kejutan dengan memberikan kontribusi luar biasa buat La Blaugrana. Keraguan kapada penyerang asal Uruguay itu muncul setelah sang pemain sempat hanya mencetak lima gol, usai menjalani hukuman larangan bermain di laga resmi selama enam bulan.
Tapi secara perlahan, Suarez berhasil menjawab keraguan dengan mencetak beberapa gol penting untuk skuat besutan Luis Enrique. Total sudah 24 gol disumbang Suarez pada semua kompetisi musim ini dan 17 assists dari 36 laga membela La Blaugrana. Menemani Messi di lini depan, Suarez terbukti mampu cepat beradaptasi dengan kondisi klub. Messi menjadi pilihan lain saat Barca dalam kondisi menyerang, hingga membuat daya gedor skuat Catalan lebih kuat dan kreatif.
Suarez yang tiba ke Camp Nou -kandang Barca- dengan mahar mencapai 75 juta pounds dari Liverpool pada Juli 2014 lalu, membuat serangan Barca makin menakutkan. Hasilnya tridente MSN (Messi, Suarez dan Neymar) mampu dimanfaatkan Enrique untuk menjadi mesin gol tim besutannya, sepanjang musim ini mereka sudah menyumbang 115 gol di semua kompetisi termasuk 79 gol di ajang Liga Spanyol.
3. Gaya Baru Tiki-Taka Barcelona
Selama beberapa bulan pertama musim ini, Barcelona terlihat hanya mengandalkan individu pemain untuk mendapatkan kemenangan. Tidak jarang skuat Catalan dinilai tidak bermain sebagai sebuah tim dan kurang efektif. Contoh paling jelas adalah saat skuat besutan Enrique melakoni laga derby kontra Espanyol pada Desember lalu. Pada laga itu Barca terlihat hanya mengandalkan Messi untuk mendobrak pertahanan tim lawan, bahkan tidak jarang Barca dipaksa menelan beberapa kekalahan seperti dari Malaga, Celta Vigo, Getafe, Real Sociedad.
Kemudian sejak Januari, pelatih Barca, Luis Enrique melakukan beberapa perubahan pada strategi yang diterapkan dengan mengandalkan kekuatan lini tengah dan tiga penyerang mereka dibanding hanya fokus pada penguasaan bola. Meski tetap mengandalkan tiki-taka, namun permainan Barca lebih variatif dengan sesekali mengandalkan serangan jauh maupun umpan-umpan jauh. Kondisi ini membuat setiap lawan mereka kesulitan mengantisipasi serangan La Blaugrana.
4. Memanfaatkan Situasi Bola Mati
Musim lalu, Barca tidak mampu memanfaatkan situasi bola mati dengan sempurna seperti saat tendangan bebas dan sepak pojok untuk mengubahnya menjadi sebuah gol. Namun bos Barca, Enrique mengubah timnya menjadi ahli dalam mengeksekusi bola-bola mati untuk menciptakan peluang lebih besar mencetak gol. Tidak jarang La Blaugrana mampu mencetak gol penting lewat situasi set-piece, seperti yang mereka lakukan ketika melawan Bayern Muenchen di leg kedua semifinal Liga Champions, beberapa waktu lalu.
Saat itu Barca mampu mencetak gol lewat situasi sepak pojok, bahkan situasi ini membuat Gerard Pique menjadi bek Barca yang paling subur selama hampir dua dasawarsa dengan menyumbang tujuh gol. Bahkan Messi mencetak gol dari kepalanya dari situasi sepak pojok ketika melawan Eibar di ajang Liga Spanyol. Barca sendiri sebagai sebuah tim sudah mencetak 108 gol untuk membawa mereka mendominasi Liga Spanyol dalam lima tahun terakhir.
5. Menjinakkan Atletico Madrid
Bila pada musim sebelumnya Atletico Madrid kerap menjadi mimpi buruk skuat Catalan, dengan catatan gagal menumbangkan skuat besutan Diego Simeone dari enam pertemuan di semua kompetisi. Hingga Barca hanya mampu mencetak tiga gol, tapi kini skuat besutan Enrique mampu belajar dari kesalahan dengan sukses menjinakkan Los Rojiblancos -julukan Atletico- beberapa kali seperti yang mereka lakukan dini hari tadi di Vicente Calderon lewat gol semata wayang Lionel Messi.
Hebatnya lagi pada Januari lalu, Barca mampu mengalahkan Atletico sebanyak tiga kali dalam rentan waktu dua setengah minggu. Sekali di ajang Liga Spanyol dan dua kali pada kompetisi Copa del Rey. Mengalahkan juara bertahan menjadi momen tepat buat Barca untuk bangkit dan seakan mengembalikan kepercayaan pasukan Catalan bahwa mereka bisa mengalahkan siapapun. Hasilnya Barca mampu tampil apik di paruh kedua musim ini, untuk kemudian mengunci gelar Liga Spanyol dengan masih menyisakan satu laga .
6. Kejelian Melakukan Transfer
Kunci sukses Barca musim ini juga karena kejelian transfer pemain anyar yang dilakukan skuat Catalan pada bursa transfer musim panas lalu. Beberapa pemain yang mendarat di Camp Nou, terbukti langsung padu dan menunjukkan performa terbaiknya. Sebut saja kedatangan dua penjaga gawang hebat seperti Claudio Bravo dan Marc-Andre ter Stegen membuat pertahanan Barca makin solid. Bila Bravo menjadi andalan Barca di ajang Liga Spanyol, kiper asal Jerman, Ter Stegen mendapatkan tugas di Liga Champions.
Jeremy Mathieu yang datang dari Valencia juga terbukti mampu cepat beradaptasi, serta jadi opsi terbaik untuk menutup lubang saat Gerard Pique dan Javier Mascherano dilanda cedera. Bahkan Mathieu sempat mencetak gol kemenangan buat timnya. Sementara pada posisi gelandang ada Ivan Rakitic yang bisa jadi penyeimbang dalam skuat Barca, lalu ada ketajaman Suarez yang sudah dijelaskan sebeluma. Hanya bek kanan asal Brazil, Douglas yang menunjukkan kinerja terbaiknya.
7. Catatan Kebobolan
Ketajaman Barca boleh saja menjadi sorotan sepanjang musim ini, namun pertahanan skuat besutan Enrique juga tidak kalah luar biasa. Ketenangan Bravo menjaga gawang ditambah penampilan luar biasa Gerard Pique, membuat pertahanan La Blaugrana menjadi yang sulit ditembus sepanjang Liga Spanyol. Terhitung hanya 19 gol gawang Barca kebobolan di musim ini, semua ini membuktikan bila serangan dan pertahanan skuat Catalan sama baiknya musim ini untuk membawa mereka ke tangga juara.
Tak hanya Pique, bek kanan Dani Alves yang kerap membantu serangan juga bermain apik sepanjang musim. Sedangkan Jordi Alba dan Javier Mascherano juga tidak terlalu buruk, meski sempat harus berkutat dengan cedera. Paling penting adalah Enrique mampu menyatukan Barca sebagai sebuah tim, sehingga membawa mereka berpeluang besar meraih tiga gelar musim ini.
8. Keberuntungan Cedera Pemain
Keberuntungan menyertai Barca musim ini, tanpa mengesampingkan performa luar biasa Lionel Messi dan kawan-kawan. Bila rival terkuat mereka Real Madrid diterpa badai cedera sepanjang musim ini dengan bergantiannya pemain seperti Luka Modric, James Rodriguez, Gareth Bale, Karim Benzema, Sergio Ramos dan Pepe jadi pesakitan. Sementara Barca jauh lebih beruntung, lantaran skuat besutan Enrique terbilang selalu lengkap sampai akhir musim. Bahkan Thomas Vermaelen yang sempat absen panjang, kabarnya sudah pulih dari cedera paha.
Meski begitu Enrique menolak bila dikatakan timnya beruntung karena tidak mengalami cedera pemain. Menurut pelatih asal Spanyol semuanya adalah buah dari kebijakan rotasi yang ia terapkan, sehingga penggawa La Blaugrana terlindung dari cedera serius. Entah apakah semua itu karena keberuntungan atau perencanaan, tapi kehadiran skuat lengkap membuat Barca lebih mudah menjalani tiga kompetisi yang mereka jalani.
9. Terpelesetnya Duo Madrid
Musim ini Barca terbilang cukup mudah dalam mengunci gelar Liga Spanyol, bila melihat dari perolehan poin. Bila dalam tiga dari lima musim terakhir di Liga Spanyol, skuat Catalan membutuhkan lebih dari 96 poin untuk menjadi juara. Namun kali ini sedikit berbeda, skuat besutan Luis Enrique sudah mengamankan gelar domestik ketika baru mengumpulkan 93 pon. Kurangnya tekanan dari dua klub Ibukota Spanyol musim ini, sedikit banyak membantu Barca meraih gelar juara musim ini.
Atletico Madrid yang menyandang status juara bertahan, terlihat tidak mampu mempertahankan konsistensi seperti yang mereka perlihatkan musim ini. Sedangkan Madrid sempat jadi pemuncak klasemen sementara Liga Spanyol pada Desember, di tengah kesuksesan meraih gelar juara Piala Dunia Antarklub dan mencetak 22 kemenangan beruntun. Namun sejak saat itu skuat besutan Carlo Ancelotti bermain buruk dan membuat tugas Barca lebih mudah dalam upaya memenangkan gelar ke 23.
10 Luis Enrique Sebagai Pemimpin?
Bukan hal biasa bila seorang pelatih diharapkan langsung meraih gelar juara di musim perdana, tapi hal ini sepertinya tidak berlaku buat Luis Enrique. Meski ada beberapa pihak yang mengatakan keberhasilan Barca musim ini bukan karena keberhasilan Enrique, setelah sempat memunculkan isu keretakan yang mencuat antara pelatih dan pemain. Namun Enrique terbukti mampu meredam ego besar dalam skuatnya dan menempatkan dirinya sebagai pemimpin hingga membawa Barca juara saat ini.
Hubungan Enrique dan Messi sempat tidak harmonis, setelah sang bintang tidak puas dicadangkan hingga membuat ruang ganti La Blaugrana panas. Namun meski kurangnya hubungan baik antara Enrique dan beberapa pemain, namun ada pepatah yang mengatakan pelatih tidak perlu menjadi populer untuk menjadi sukses dan Enrique membuktikannya dengan membawa Barca menyabet gelar juara Liga Spanyol musim 2014-2015.
Namun La Blaugrana -julukan Barca- harus mampu mengatasi perlawanan Juventus di babak final Liga Champions, sementara pada ajang Copa del Rey ada Athletic Bilbao yang akan jadi lawan terakhir skuat Catalan dipartai final. Sempat kesulitan di awal musim dengan adanya pergantian pelatih, badai cedera hingga kedatangan beberapa pemain anyar ternyata tidak menyurutkan semangat skuat Catalan.
Bagaimana mereka dapat melakukannya, Sindonews akan coba melihat 10 kunci sukses yang menjadi faktor keberhasilan Barcola menuju sejarah dengan berpeluang menyabet tiga gelar dalam satu musim. Berikut beberapa faktor penting yang membuat La Blaugrana layak disebut sebagai tim terbaik di dunia untuk saat ini:
1. Magis Lionel Messi
Tidak terlalu berlebihan bila Messi disebut sebagai sosok penting dalam keberhasilan skuat La Blaugrana musim ini. Sempat tampil mengecewakan musim lalu, pemain berjuluk La Pulga yang berarti Si Kutu itu langsung membalas dengan performa luar biasa musim ini. Sempat tidak terlalu bersinar di awal musim, hingga menimbulkan isu keributan antara dirinya dengan bos Barca, Luis Enrique. Tapi kinerja penyerang asal Argentina itu langsung berubah sejak pergantian tahun, lewat gol-gol penting yang lahir dari kakinya.
Melihat catatan pada musim 2013-2014, Messi mencetak 41 gol dan 14 assists dari 46 pertandingan yang ia lakoni. Tapi di musim 2014-2015 sekarang, pemain bertubuh kecil itu menyumbang 54 gol dan 27 assists dari 54 laga membela Barcelona. Rata-rata Messi selalu mencetak gol setiap ia mendapatkan kepercayaan turun di lapangan. Perubahan Messi yang bermain agak ke posisi sayap sebelah kanan, sepertinya menjadi penopang kesuksesan Messi musim ini. Raihan gol La Pulga musim ini sepertinya akan membuka jalan buat Messi kembali meraih gelar Ballon d'Or.
2. Efek Kedatangan Luis Suarez
Messi memang bermain bagus, tapi Barca bukan hanya soal satu orang pemain. Beberapa performa mengesankan juga ditunjukkan para penggawa Barca seperti Luis Suarez. Pada musim perdana, Suarez yang sempat diragukan ternyata mampu membuat kejutan dengan memberikan kontribusi luar biasa buat La Blaugrana. Keraguan kapada penyerang asal Uruguay itu muncul setelah sang pemain sempat hanya mencetak lima gol, usai menjalani hukuman larangan bermain di laga resmi selama enam bulan.
Tapi secara perlahan, Suarez berhasil menjawab keraguan dengan mencetak beberapa gol penting untuk skuat besutan Luis Enrique. Total sudah 24 gol disumbang Suarez pada semua kompetisi musim ini dan 17 assists dari 36 laga membela La Blaugrana. Menemani Messi di lini depan, Suarez terbukti mampu cepat beradaptasi dengan kondisi klub. Messi menjadi pilihan lain saat Barca dalam kondisi menyerang, hingga membuat daya gedor skuat Catalan lebih kuat dan kreatif.
Suarez yang tiba ke Camp Nou -kandang Barca- dengan mahar mencapai 75 juta pounds dari Liverpool pada Juli 2014 lalu, membuat serangan Barca makin menakutkan. Hasilnya tridente MSN (Messi, Suarez dan Neymar) mampu dimanfaatkan Enrique untuk menjadi mesin gol tim besutannya, sepanjang musim ini mereka sudah menyumbang 115 gol di semua kompetisi termasuk 79 gol di ajang Liga Spanyol.
3. Gaya Baru Tiki-Taka Barcelona
Selama beberapa bulan pertama musim ini, Barcelona terlihat hanya mengandalkan individu pemain untuk mendapatkan kemenangan. Tidak jarang skuat Catalan dinilai tidak bermain sebagai sebuah tim dan kurang efektif. Contoh paling jelas adalah saat skuat besutan Enrique melakoni laga derby kontra Espanyol pada Desember lalu. Pada laga itu Barca terlihat hanya mengandalkan Messi untuk mendobrak pertahanan tim lawan, bahkan tidak jarang Barca dipaksa menelan beberapa kekalahan seperti dari Malaga, Celta Vigo, Getafe, Real Sociedad.
Kemudian sejak Januari, pelatih Barca, Luis Enrique melakukan beberapa perubahan pada strategi yang diterapkan dengan mengandalkan kekuatan lini tengah dan tiga penyerang mereka dibanding hanya fokus pada penguasaan bola. Meski tetap mengandalkan tiki-taka, namun permainan Barca lebih variatif dengan sesekali mengandalkan serangan jauh maupun umpan-umpan jauh. Kondisi ini membuat setiap lawan mereka kesulitan mengantisipasi serangan La Blaugrana.
4. Memanfaatkan Situasi Bola Mati
Musim lalu, Barca tidak mampu memanfaatkan situasi bola mati dengan sempurna seperti saat tendangan bebas dan sepak pojok untuk mengubahnya menjadi sebuah gol. Namun bos Barca, Enrique mengubah timnya menjadi ahli dalam mengeksekusi bola-bola mati untuk menciptakan peluang lebih besar mencetak gol. Tidak jarang La Blaugrana mampu mencetak gol penting lewat situasi set-piece, seperti yang mereka lakukan ketika melawan Bayern Muenchen di leg kedua semifinal Liga Champions, beberapa waktu lalu.
Saat itu Barca mampu mencetak gol lewat situasi sepak pojok, bahkan situasi ini membuat Gerard Pique menjadi bek Barca yang paling subur selama hampir dua dasawarsa dengan menyumbang tujuh gol. Bahkan Messi mencetak gol dari kepalanya dari situasi sepak pojok ketika melawan Eibar di ajang Liga Spanyol. Barca sendiri sebagai sebuah tim sudah mencetak 108 gol untuk membawa mereka mendominasi Liga Spanyol dalam lima tahun terakhir.
5. Menjinakkan Atletico Madrid
Bila pada musim sebelumnya Atletico Madrid kerap menjadi mimpi buruk skuat Catalan, dengan catatan gagal menumbangkan skuat besutan Diego Simeone dari enam pertemuan di semua kompetisi. Hingga Barca hanya mampu mencetak tiga gol, tapi kini skuat besutan Enrique mampu belajar dari kesalahan dengan sukses menjinakkan Los Rojiblancos -julukan Atletico- beberapa kali seperti yang mereka lakukan dini hari tadi di Vicente Calderon lewat gol semata wayang Lionel Messi.
Hebatnya lagi pada Januari lalu, Barca mampu mengalahkan Atletico sebanyak tiga kali dalam rentan waktu dua setengah minggu. Sekali di ajang Liga Spanyol dan dua kali pada kompetisi Copa del Rey. Mengalahkan juara bertahan menjadi momen tepat buat Barca untuk bangkit dan seakan mengembalikan kepercayaan pasukan Catalan bahwa mereka bisa mengalahkan siapapun. Hasilnya Barca mampu tampil apik di paruh kedua musim ini, untuk kemudian mengunci gelar Liga Spanyol dengan masih menyisakan satu laga .
6. Kejelian Melakukan Transfer
Kunci sukses Barca musim ini juga karena kejelian transfer pemain anyar yang dilakukan skuat Catalan pada bursa transfer musim panas lalu. Beberapa pemain yang mendarat di Camp Nou, terbukti langsung padu dan menunjukkan performa terbaiknya. Sebut saja kedatangan dua penjaga gawang hebat seperti Claudio Bravo dan Marc-Andre ter Stegen membuat pertahanan Barca makin solid. Bila Bravo menjadi andalan Barca di ajang Liga Spanyol, kiper asal Jerman, Ter Stegen mendapatkan tugas di Liga Champions.
Jeremy Mathieu yang datang dari Valencia juga terbukti mampu cepat beradaptasi, serta jadi opsi terbaik untuk menutup lubang saat Gerard Pique dan Javier Mascherano dilanda cedera. Bahkan Mathieu sempat mencetak gol kemenangan buat timnya. Sementara pada posisi gelandang ada Ivan Rakitic yang bisa jadi penyeimbang dalam skuat Barca, lalu ada ketajaman Suarez yang sudah dijelaskan sebeluma. Hanya bek kanan asal Brazil, Douglas yang menunjukkan kinerja terbaiknya.
7. Catatan Kebobolan
Ketajaman Barca boleh saja menjadi sorotan sepanjang musim ini, namun pertahanan skuat besutan Enrique juga tidak kalah luar biasa. Ketenangan Bravo menjaga gawang ditambah penampilan luar biasa Gerard Pique, membuat pertahanan La Blaugrana menjadi yang sulit ditembus sepanjang Liga Spanyol. Terhitung hanya 19 gol gawang Barca kebobolan di musim ini, semua ini membuktikan bila serangan dan pertahanan skuat Catalan sama baiknya musim ini untuk membawa mereka ke tangga juara.
Tak hanya Pique, bek kanan Dani Alves yang kerap membantu serangan juga bermain apik sepanjang musim. Sedangkan Jordi Alba dan Javier Mascherano juga tidak terlalu buruk, meski sempat harus berkutat dengan cedera. Paling penting adalah Enrique mampu menyatukan Barca sebagai sebuah tim, sehingga membawa mereka berpeluang besar meraih tiga gelar musim ini.
8. Keberuntungan Cedera Pemain
Keberuntungan menyertai Barca musim ini, tanpa mengesampingkan performa luar biasa Lionel Messi dan kawan-kawan. Bila rival terkuat mereka Real Madrid diterpa badai cedera sepanjang musim ini dengan bergantiannya pemain seperti Luka Modric, James Rodriguez, Gareth Bale, Karim Benzema, Sergio Ramos dan Pepe jadi pesakitan. Sementara Barca jauh lebih beruntung, lantaran skuat besutan Enrique terbilang selalu lengkap sampai akhir musim. Bahkan Thomas Vermaelen yang sempat absen panjang, kabarnya sudah pulih dari cedera paha.
Meski begitu Enrique menolak bila dikatakan timnya beruntung karena tidak mengalami cedera pemain. Menurut pelatih asal Spanyol semuanya adalah buah dari kebijakan rotasi yang ia terapkan, sehingga penggawa La Blaugrana terlindung dari cedera serius. Entah apakah semua itu karena keberuntungan atau perencanaan, tapi kehadiran skuat lengkap membuat Barca lebih mudah menjalani tiga kompetisi yang mereka jalani.
9. Terpelesetnya Duo Madrid
Musim ini Barca terbilang cukup mudah dalam mengunci gelar Liga Spanyol, bila melihat dari perolehan poin. Bila dalam tiga dari lima musim terakhir di Liga Spanyol, skuat Catalan membutuhkan lebih dari 96 poin untuk menjadi juara. Namun kali ini sedikit berbeda, skuat besutan Luis Enrique sudah mengamankan gelar domestik ketika baru mengumpulkan 93 pon. Kurangnya tekanan dari dua klub Ibukota Spanyol musim ini, sedikit banyak membantu Barca meraih gelar juara musim ini.
Atletico Madrid yang menyandang status juara bertahan, terlihat tidak mampu mempertahankan konsistensi seperti yang mereka perlihatkan musim ini. Sedangkan Madrid sempat jadi pemuncak klasemen sementara Liga Spanyol pada Desember, di tengah kesuksesan meraih gelar juara Piala Dunia Antarklub dan mencetak 22 kemenangan beruntun. Namun sejak saat itu skuat besutan Carlo Ancelotti bermain buruk dan membuat tugas Barca lebih mudah dalam upaya memenangkan gelar ke 23.
10 Luis Enrique Sebagai Pemimpin?
Bukan hal biasa bila seorang pelatih diharapkan langsung meraih gelar juara di musim perdana, tapi hal ini sepertinya tidak berlaku buat Luis Enrique. Meski ada beberapa pihak yang mengatakan keberhasilan Barca musim ini bukan karena keberhasilan Enrique, setelah sempat memunculkan isu keretakan yang mencuat antara pelatih dan pemain. Namun Enrique terbukti mampu meredam ego besar dalam skuatnya dan menempatkan dirinya sebagai pemimpin hingga membawa Barca juara saat ini.
Hubungan Enrique dan Messi sempat tidak harmonis, setelah sang bintang tidak puas dicadangkan hingga membuat ruang ganti La Blaugrana panas. Namun meski kurangnya hubungan baik antara Enrique dan beberapa pemain, namun ada pepatah yang mengatakan pelatih tidak perlu menjadi populer untuk menjadi sukses dan Enrique membuktikannya dengan membawa Barca menyabet gelar juara Liga Spanyol musim 2014-2015.
(akr)