Kasihan Klub, Kasihan Pemain

Kamis, 21 Mei 2015 - 10:15 WIB
Kasihan Klub, Kasihan Pemain
Kasihan Klub, Kasihan Pemain
A A A
SURABAYA - Klub tak bisa menyembunyikan kekecewaan terkait pembatalan QNB Championship Cup 2015.

Turnamen ini digagas klub bersama PT Liga Indonesia (Liga) setelah dihentikannya QNB League 2015 oleh PSSI. Liga resmi membatalkan turnamen pramusim setelah mengirim surat kepada seluruh klub peserta. Dalam surat PT LI bernomor 483/ Liga/V/2015 yang ditandatangani CEO Joko Driyono itu disebutkan jika semua prosedur persyaratan menggelar turnamen sudah dilakukan.

“Liga memutuskan membatalkan Turnamen Pramusim,” kata Sekretaris Liga Tigor Shalom Boboy kepada wartawan, kemarin. Surat permohonan mendapatkan rekomendasi BOPI yang dikirimkan tidak langsung mendapatkan rekomendasi menggelar turnamen. Dalam surat balasannya, BOPI mendasarkan pemberian rekomendasi secara langsung untuk PT Liga menggelar Turnamen Pramusim pada surat keputusan Menporan Nomor 01307, terkait Pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.

“Tentu semua kecewa dengan kabar ini. Pemain sudah sangat antusias ingin segera bermain di lapangan. Bagaimana caranya bilang ke pemain, saya tidak tega. Sejak dua hari lalu mereka semangat latihan. Terus ada kabar buruk seperti ini tidak tahu lagi bagaimana perasaan mereka,” kata Pelatih Persebaya Ibnu Grahan. Manajer Sriwijaya FC (SFC) Robert Heri menyatakan akan melakukan pertemuan kedua terkait langkah atau keputusan diambil tim nantinya.

Robert belum mau memberikan penjelasan apa kebijakan manajemen Laskar Wong Kito, meliburkan pemain atau membubarkan karena kompetisi tidak mungkin bisa diwujudkan. “Itu semua akan kami bicarakan pada pertemuan kedua. Karena pertemuan pertama kami hanya membicarakan kondisi yang terjadi kepada pemain dan pelatih.

Di pertemuan kedua, kami akan tentukan langkahnya seperti apa,” kata Robert. Bek SFC Fathul Rachman mengatakan tidak dapat lagi berkatakata setelah mendapatkan kabar turnamen pramusim dibatalkan. “Mau bagaimana lagi Mas, keputusan ke depan ada di tangan manajemen. Kami tunggu keputusan dari manajemen saja,”ujarnya.

Kondisi ini mengundang keprihatinan beberapa pihak. Beberapa tokoh sepak bola menyarankan PSSI dan Menpora mengenyampingkan ego dan komitmen mempertahankan eksistensi sepak bola Indonesia. Sebab, nasib pemain, pelatih, hingga tim nasional Indonesia bakal dipertaruhkan. Semua pihak seakan sepakat bahwa sanksi FIFA akan membuat pelaku sepak bola semakin sengsara dan harus dihindari.

“Sanksi FIFA efeknya akan sangat besar untuk semua pihak yang menggantungkan hidupnya pada sepak bola,” ujar Widodo C Putro, Pelatih Persepam Madura Utama.

Kukuh setyawan/ muhammad moeslim/ rachmad tomy
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7357 seconds (0.1#10.140)