Napak Tilas Perjalanan Karir Sang Maestro Tiki-Taka
A
A
A
BARCELONA - Sebelum Lionel Messi menjadi andalan Barcelona seperti sekarang ini, adalah sosok Xavi Hernandez yang pernah membawa skuat Catalan tidak hanya berjaya di Liga Spanyol, tapi juga pada kompetisi kasta tertinggi Eropa. Memulai debutnya bersama Barcelona pada 18 Agustus 1998, perlahan tapi pasti Xavi mulai menjadi pemain kunci dalam skuat Catalan. Bahkan sebagai jenderal lapangan tengah, tidak terlalu berlebihan bila Xavi disebut sebagai maestro tiki-taka.
Namun Xavi hari ini mengumumkan hengkang dari klub yang pernah membesarkannya, untuk melanjurkan karir bersama klub asal Qatar, Al Sadd mulai musim depan. Menilik sedikit kebelakangan, berikut perjalanan Xavi untuk kemudian menjadi legenda hidup skuat La Blaugrana -julukan Barca-. Nama Xavi pertama kali dikenal saat menjalani laga pertama pada pada pertandingan Supercopa Spanyol melawan Mallorca. Di bawah asuhan Louis van Gaal saat itu, Xavi tampil sebagai starter dan mencetak gol.
Sayang Barca harus menelan kekalahan 2-1 di leg pertama dan 3-1 secara agregat. Sementara penampilan perdana Xavi di ajang Liga Spanyol datang beberapa bulan kemudian pada Desember 1998. Perlahan Xavi mulai mendapatkan tempat di skuat utama dan tampil secara reguler berseragam Barcelona. Gol pertama Xavi pada ajang El Clasio terjadi pada 16 Maret 2002, ketika pertandingan berakhir imbang kontra Real Madrid. Barca kemudian berganti pelatih saat kursi Van Gaal diambil oleh Radomir Antic.
(Baca Juga: Barca Akan Bertahan Tanpa Xavi)
Tapi siapapun pelatihnya, Xavi tetap jadi pilihan utama dnegan bermain sebanyak 44 kali untuk tim Catalan pada musim 2002-2003. Perjalanan karir Xavi makin cemerlang seiring dengan kedatangan bintang Brasil Ronaldinho dan pelatih Frank Rijkaard pada musim 2003-2004. Bersama dengan Samuel Eto'o, Ludovic Giuly dan Deco, yang menjadi partner Xavi di lini tengah, gelandang asal Spanyol itu mampu mengakhiri puasa trofi Barca untuk meraih juara Liga Spanyol selama enam tahun
Xavi ketika itu bermain sebagai starter sebanyak 45 kali dan membawa Barca juara dimusim 2004-2005. Tidak lama berselang Xavi mengalami cedera cukup parah hingga membuatnya absen dalam beberapa laga, pada periode Barca saat masih mampu menjuarai Liga Spanyol dan Liga Champions. Kehilangan Ronaldinho dan Deco membuat Barca menduduki posisi tiga pada musim 2007-2008. Sempat terpuruk, Xavi kemudian mampu membawa Barca bangkit kembali bersama Guardiola setelah dipromosikan menjadi pelatih Barcelona pada 2008-2009
Duet teman lama ini langsung memberikan sukses besar buat Barca dengan menyabet gelar Liga Spanyol dan melibas Real Madrid 6-2. Xavi mencetak empat assist dalam kemenangan bersejarah itu. Setelah mengalahkan Athletic Bilbao 4-1 di Copa del Rey, Barcelona menuntaskan Treble dengan mengalahkan Manchester United di final Liga Champions. Xavi kemudian menjadi pemain paling banyak memperkuat Barcelona pada Januari 2011, rekor yang tampaknya akan ia pegang untuk waktu yang lama karena ia telah mencatatkan lebih dari 750 penampilan dalam 17 tahun di Camp Nou.
Setelah sekian lama memberi kesuksesan buat Barca, masa depan Xavi dipertanyakan ketika dia tidak menjadi starter pada pertandingan terakhir Liga Spanyol yang sangat menentukan pada musim 2013-2014 melawan Atletico Madrid. Pelatih Gerardo Martino membutuhkan kemenangan untuk bisa menjadi juara, tetapi Barca hanya meraih hasil imbang 1-1. Pada akhirnya, Martino yang hengkang, sementara Xavi tetap bertahan.
Sempat nyaris hengkang dari Camp Nou satu tahun ke belakang sebelum dibujuk oleh pelatih Luis Enrique untuk bertahan. Xavi tidak dapat menahan emosinya saat merayakan gelar juara Liga Spanyol menyusul kemenangan atas Atletico Madrid akhir pekan kemarin. Ini adalah gelar liga kelima Barca dalam tujuh tahun terakhir. Tapi gelar Liga Spanyol ini menjadi yang terakhir buat Xavi setelah memutuskan hengkang dari Camp Nou di akhir musim ini.
Namun Xavi hari ini mengumumkan hengkang dari klub yang pernah membesarkannya, untuk melanjurkan karir bersama klub asal Qatar, Al Sadd mulai musim depan. Menilik sedikit kebelakangan, berikut perjalanan Xavi untuk kemudian menjadi legenda hidup skuat La Blaugrana -julukan Barca-. Nama Xavi pertama kali dikenal saat menjalani laga pertama pada pada pertandingan Supercopa Spanyol melawan Mallorca. Di bawah asuhan Louis van Gaal saat itu, Xavi tampil sebagai starter dan mencetak gol.
Sayang Barca harus menelan kekalahan 2-1 di leg pertama dan 3-1 secara agregat. Sementara penampilan perdana Xavi di ajang Liga Spanyol datang beberapa bulan kemudian pada Desember 1998. Perlahan Xavi mulai mendapatkan tempat di skuat utama dan tampil secara reguler berseragam Barcelona. Gol pertama Xavi pada ajang El Clasio terjadi pada 16 Maret 2002, ketika pertandingan berakhir imbang kontra Real Madrid. Barca kemudian berganti pelatih saat kursi Van Gaal diambil oleh Radomir Antic.
(Baca Juga: Barca Akan Bertahan Tanpa Xavi)
Tapi siapapun pelatihnya, Xavi tetap jadi pilihan utama dnegan bermain sebanyak 44 kali untuk tim Catalan pada musim 2002-2003. Perjalanan karir Xavi makin cemerlang seiring dengan kedatangan bintang Brasil Ronaldinho dan pelatih Frank Rijkaard pada musim 2003-2004. Bersama dengan Samuel Eto'o, Ludovic Giuly dan Deco, yang menjadi partner Xavi di lini tengah, gelandang asal Spanyol itu mampu mengakhiri puasa trofi Barca untuk meraih juara Liga Spanyol selama enam tahun
Xavi ketika itu bermain sebagai starter sebanyak 45 kali dan membawa Barca juara dimusim 2004-2005. Tidak lama berselang Xavi mengalami cedera cukup parah hingga membuatnya absen dalam beberapa laga, pada periode Barca saat masih mampu menjuarai Liga Spanyol dan Liga Champions. Kehilangan Ronaldinho dan Deco membuat Barca menduduki posisi tiga pada musim 2007-2008. Sempat terpuruk, Xavi kemudian mampu membawa Barca bangkit kembali bersama Guardiola setelah dipromosikan menjadi pelatih Barcelona pada 2008-2009
Duet teman lama ini langsung memberikan sukses besar buat Barca dengan menyabet gelar Liga Spanyol dan melibas Real Madrid 6-2. Xavi mencetak empat assist dalam kemenangan bersejarah itu. Setelah mengalahkan Athletic Bilbao 4-1 di Copa del Rey, Barcelona menuntaskan Treble dengan mengalahkan Manchester United di final Liga Champions. Xavi kemudian menjadi pemain paling banyak memperkuat Barcelona pada Januari 2011, rekor yang tampaknya akan ia pegang untuk waktu yang lama karena ia telah mencatatkan lebih dari 750 penampilan dalam 17 tahun di Camp Nou.
Setelah sekian lama memberi kesuksesan buat Barca, masa depan Xavi dipertanyakan ketika dia tidak menjadi starter pada pertandingan terakhir Liga Spanyol yang sangat menentukan pada musim 2013-2014 melawan Atletico Madrid. Pelatih Gerardo Martino membutuhkan kemenangan untuk bisa menjadi juara, tetapi Barca hanya meraih hasil imbang 1-1. Pada akhirnya, Martino yang hengkang, sementara Xavi tetap bertahan.
Sempat nyaris hengkang dari Camp Nou satu tahun ke belakang sebelum dibujuk oleh pelatih Luis Enrique untuk bertahan. Xavi tidak dapat menahan emosinya saat merayakan gelar juara Liga Spanyol menyusul kemenangan atas Atletico Madrid akhir pekan kemarin. Ini adalah gelar liga kelima Barca dalam tujuh tahun terakhir. Tapi gelar Liga Spanyol ini menjadi yang terakhir buat Xavi setelah memutuskan hengkang dari Camp Nou di akhir musim ini.
(akr)